
JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina kembali menunjukkan komitmen tanggung jawab sosial perusahaan dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Sekretaris Korporat Pertamina Hulu Energi, Hermansyah Y. Nasroen dalam keterangan tertulisnya (Ahad, 30/11/25) menjelaskan, aksi respons cepat penanggulangan bencana, tersebut dilakukan dengan menyalurkan bantuan tanggap darurat untuk korban banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera.
Penyaluran bantuan tanggap darurat ini merupakan bagian dari Satgas Nataru Pertamina, yang telah aktif sejak 13 November 2025, serta komitmen Pertamina melayani masyarakat dengan sepenuh hati.
Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan aparat penanggulangan bencana tempatan, bantuan disalurkan melalui operasi wilayah kerja PHE yang berada paling dekat dengan titik bencana.
Bantuan prioritas yang diberikan tersebut, meliputi paket bahan makanan pokok, beras, gula pasir, mie instan, minyak goreng, telur, sarden, makanan bayi, air mineral, teh kotak, biskuit, kecap, dan susu kental manis.
Bantuan lainnya berupa perlengkapan ibadah (sarung, mukena dan sajadah), pembalut, popok bayi, ambalan, selimut, dan minyak kayu putih.
Seluruh bantuan tersebut saat ini sedang menunggu antrian di Bandara Halim Perdanaksuma, Jakarta, untuk diterbangkan ke wilayah bencana dengan pesawat Hercules.

Prioritas pada Keselamatan dan Kemanusiaan
"Keselamatan dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas kami. Subholding Upstream Pertamina berupaya hadir secepat mungkin untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta membantu percepatan pemulihan pascabencana,” jelas Hermansyah kemudian.
Subholding Upstream Pertamina memastikan penyaluran bantuan dilakukan secara terkoordinasi dan tepat sasaran, serta akan menambah dukungan apabila dibutuhkan oleh pemerintah daerah selama masa tanggap darurat berlangsung.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan aparat setempat agar bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Subholding Upstream Pertamina akan terus berkontribusi dalam meringankan beban para korban,” ungkap Hermansyah.
Sebelumnya, Rabu (26/11/2025) ia mengemukakan, menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Subholding Upstream Pertamina memastikan seluruh kegiatan operasi hulu migas berjalan aman, andal, serta diawasi secara ketat demi menjaga kelancaran pasokan energi nasional.
Pengawasan melekat dilakukan di seluruh wilayah operasi untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan keberlangsungan produksi selama periode permintaan energi meningkat.
Dikemukakan, hingga Oktober 2025, Subholding Upstream Pertamina mencatat produksi minyak sebesar 556.000 barel per hari (BOPD) dan produksi gas mencapai 2.762 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Pada November – Desember 2025, Subholding Upstream juga memproyeksikan lifting sebesar 25,5 juta barel guna memenuhi kebutuhan domestik. Penyaluran akan dilakukan melalui 113 kargo kapal serta 104 penyaluran melalui jaringan pipa dan trucking ke berbagai fasilitas penerima.

Bagian dari Komitmen
Kesiapan infrastruktur distribusi menjadi fokus utama, termasuk pemenuhan minyak mentah dan kondensat yang dilaksanakan melalui 22 titik serah via kapal dan 14 titik serah melalui pipa dan trucking. Seluruh fasilitas tersebut telah dipastikan kesiapan operasinya untuk menunjang kebutuhan pasokan selama periode Nataru.
Selaras dengan hal tersebut, Subholding Upstream Pertamina terus menjunjung tinggi aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) melalui penguatan mitigasi risiko serta penyiagaan personel standby di seluruh wilayah operasi.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk menjaga keandalan operasi dan keselamatan pekerja, kontraktor, serta lingkungan di sekitar area produksi.
Hermansyah Y. Nasroen, menegaskan, koordinasi intensif dengan para pemangku kepentingan terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan energi nasional terpenuhi. “Selama periode Nataru, kami memastikan seluruh kegiatan operasi hulu migas berjalan aman dan terkendali. Subholding Upstream Pertamina terus berkoordinasi erat dengan SKK Migas, Kementerian ESDM, kilang, konsumen, serta para pemangku kepentingan lainnya untuk menjamin pasokan energi bagi masyarakat tetap terjaga,” ujar Hermansyah.
Menurutnya pula, kesiapsiagaan tersebut merupakan bagian dari komitmen Subholding Upstream Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional.
“Kami menyiagakan personel, mengoptimalkan fasilitas produksi dan distribusi, serta memperkuat sistem pengawasan demi memastikan kebutuhan energi selama Nataru dapat terpenuhi dengan baik,” ujarnya memungkas keterangan. | rilisa