Menyambut Jakarta Bersalawat 2025

Merawat Kesadaran Imani Kota Global Berbudaya

| dilihat 441

Haédar Muhammad

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Majelis Ta'lim berencana menggelar Nurul Musthofa berencana menggelar acara Jakarta Bersalawat, Sabtu (6/9/25) di kawasan Monumen Nasional (Monas), selepas salat maghrib berjama'ah.

Perhelatan ini digelar dalam konteks peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, laksana merawat kesadaran imani kota Global dan Berbudaya. Beberapa waktu berselang, Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno, menggerakkan Pemerintah Provinsi DKi Jakarta, memfasilitasi dan mengkatalisasi perhelatan Manggarai Bersalawat (Jum'at, 23/5/25).

Bagi masyarakat Jakarta, secara reguler, salawat nabi Muhammad SAW merupakan bagian integral dimensi budaya, sejak masa perjuangan kemerdekaan, yang digelar Habib Ali Alhabsy di Kwitang.

Pada masanya, kawasan -- yang lantas dikenal sebagai -- Islamic Center, itu dikenal sebagai oase bagi Jakarta yang bertumbuh dan berkembang seirama langkah dengan perjalanan bangsa Indonesia.

Salawat kepada nabi Muhammad SAW mempunyai nilai asasi laksana akar spiritualitas yang menghunjam ke bumi, sekaligus tegak menembus arasy peradaban manusia. Karenanya, Allah memerintahkan kaum beriman bersalawat.

"Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat kepada Nabi.  Wahai insan yang beriman! bersalawat kamu kepadanya, dan sampaikanlah salam yang penuh penghormatan kepadanya." (QS 33:56)

Di Jakarta, perhelatan Maulid (hari kelahiran) Nabi Muhammad SAW, sebelum sampai pada inti dan esensi salawat dilakukan pembacaan riwayat (rawi) kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, sejak dilahirkan sampai wafatnya.

Merawat Kesadaran Imani

Pembacaan rawi dengan beragam pola dan metode pembacaan mengalirkan keindahan artistik dan estetik, dengan aksentuasi keadaban -- performa etik yang bermakna tamaddun - peradaban mulia.

Mengalirkan kesadaran (pengetahuan dan empirisma) historis tentang keteladanan Rasulullah Muhammad SAW sebagai pemimimpin yang memandu umat melangkah menelusuri way of life cara berkehidupan. Karena Rasulullah Muhammad SAW sendiri mengemban amanah transformatif, antara lain: menyempurnakan law enforcement menjadi enforcement for justice; estetika menjadi peradaban; dan cinta - kasih - sayang menjadi kemanusiaan.

Perhelatan maulid nabi dengan perhelatan salawat nabi Muhammad SAW, menyemai, menyuburkan, merawat kesadaran imani yang kukuh dan teguh, seraya meluaskan cakrawala insaniah sebagai makhluk sosial dan rahmat atas semesta (rahmatan lil alamiin) untuk secara entusias menghidupkan simpati, empati, apresiasi, respek, memperluas dimensi kemanusiaan.

Menghimpun yang terserak, mendekatkan yang jauh, mengkaribkan yang dekat, untuk mengikat komitmen saling memuliakan. Sekaligus komitmen yang teguh membersihkan diri manusia dari watak buruk sayathin ( merusak, mabuk kuasa, menjual harga diri, semena-mena, menindas - membinasakan, tamak - serakah, jahil - pandir, angkuh - jumawa - sombong - takabbur - laku lajak - lupa diri - dengki - iri - penebar ghibah, buhtan, fithan, dan namimah, serta keburukan lainnya -- yang kapan saja bisa semayam di dalam diri manusia.

Pembacaan rawi dan salawat dalam peringatan maulid Nabi dalam tradisi masyarakat Jakarta, merupakan pendalaman literatif guna menjalani kehidupan bertegak di atas tauhid, pengetahuan (berbasis sains dan teknologi), dan   cara hidup (siyasah) terbaik.

Khasnya dengan mengenali dan memahami kepribadian mulia Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya sebagai panutan utama. Termasuk dalam melakukan komunikasi sosial berdasarkan hikmah dan tata bahasa yang baik (bil hikmah wal mauidzaatil hasanah).  

Seperti isyarat Imam Ali bin Abi Thalib, "Manusia tersembunyi di balik lidahnya." Karenanya model komunikasi - khasnya komunikasi (dari personal sampai sosial, termasuk komunikasi politik) mesti dilakoni dengan mengharmonisasi kefasihan (balaghah yang mengharmonisasi kecerdasan dan kearifan) manusia sebagai sebaik-baiknya makhluk.

Menyeru Insan ke Pangkal Rahmat

Salawat pada perspektif yang lain, terkait dengan firman Allah SWT dalam Surah Al Insyirah (QS 94 : 4), ".. dan Kami tinggikan bagimu kemuliaanmu." Apalagi bila hendak dipahami, melakukan Salawat (kepada) Nabi Muhammad SAW pada hakikatnya merupakan upaya menyeru dan mengajak insan ke pangkal rahmat (berkah) Allah SWT.

Keberadaan Rasulullah Muhammad SAW sebagai fakta nyata irfan atau gnosis Islam -- pengetahuan, kebijaksanaan, pembelajaran -- yang asasi, termasuk ekspresi intuitive reason keimanan, bukan sekadar informasi intelektual. Melainkan konsepsi pengetahuan spiritual Islam  (Leghaei, 1995).

Apalagi, eksistensi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya berada di puncak kerucut penciptaan Allah atas makhluk (manusia dan semesta) yang mengemban nilai sebagai rahmat atas semesta.

Beranjak dari pandangan demikian, saya mengapresiasi inisiatif Gubernur, Wakil Gubernur dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar perhelatan Jakarta Bersalawat.

Bertolak dari keyakinan irfan (gnosis) Islam, momen perhelatan salawat yang tak terpisahkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tersebut merupakan rencana aksi yang tepat ruang - waktunya. Khasnya, ketika bangsa ini sedang berada dalam situasi gamang, tak pasti, ribet, dan mendua di persimpangan zaman yang sungsang.

Saya juga memaknai perhelatan Jakarta Bersalawat, sebagai salah satu solusi dalam menegaskan kembali prinsip-prinsp moral (sebagaimana terkandung di dalam Pancasila) : religius, humanisma keberadaban, pluralis - integralis, populisma berbasis musyawarah, harmoni, dan berkeadilan). Lima prinsip moral asasi kebangsaan yang mulia, warisan para pendiri bangsa, katimbang sentak sengor kekuasaan yang elementer.

Karenanya boleh diharap, dengan Jakarta Bersalawat dalam konteks perhelatan dan aksi cadre idelistica  (bingkaicita) ke-Indonesia-an, sebagai penanda, bahwa Jakarta merupakan kota berkeadaban tempat segala amal kebajikan paling berharga disemai dan dirawat.

Obat Amnesia

Setarikan nafas juga sebagai penyadar bagi warga bangsa untuk senantiasa tahu diri untuk secara sadar membersihkan diri dari segala noktah laku lajak yang menodai upaya mencerdaskan dan menyejahterakan rakyat.

Salawat, saya yakini, mampu merawat ingatan terhadap Sumber segala Sumber kebajikan dan penebar keteladanan dalam mengemban amanah, sekaligus 'mengobati' amnesia.

Jakarta Bersalawat dan aksi sejenis di mana saja, boleh diyakini sebagai cara 'menolak lupa' atas berbagai peristiwa buruk dan baik dalam perjalanan bangsa di hari kemarin. Sekaligus menjadi pemantik dalam membentuk ingatan anyar (amnesia anterograde), dan pemulih kemampuan mengingat kembali peristiwa hari kemarin (amnesia retrograde).

Apalagi dalam salat, salawat tak boleh tanggal. Pada tasyahud salawat wajib dibaca. Lantas, setelah itu dalam menjalani kehidupan sehari-hari -- antara waktu salat yang satu dengan yang lain -- di lapangan profesional dan pengabdian kita dalam mengemban amanah, terbuka luas ruang merawat semesta dengan salawat.

Pemeliharaan semesta akan menggerakkan tanggung jawab kita merawat ekologi dan ekosistem, sehingga berdampak langsung - tak langsung pada pencapaian ekonomi berkesejahteraan dan berkeadilan bagi seluruh umat / rakyat.

Salawat yang dilakoni secara ikhlas dan berkesadaran akan menghubungkan salawat insaniah, salawat alamiah, dan salawat malaqut atau tazki (salawat malaikat). Salawat yang mensucikan, sekaligus membersihkan.

Salawat merupakan cara selalu mengingat Rasulullah Muhammad SAW yang sekaligus sebagai jalan mengingat Allah SWT. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikemukakan, "Telah bersabda Rasulullah SAW :  Telah berfirman Allah Subhanahu wa Ta'ala, 'Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kpeadaku, dan Aku bersamanya, ketika dia mengingatku." [HR Bukhori dan Muslim] |

Editor : delanova | Sumber : berbagai sumber
 
Ekonomi & Bisnis
28 Sep 25, 09:27 WIB | Dilihat : 215
Ribuan Perwira Pertamina Tingkatkan Layanan Bisnis
16 Sep 25, 11:32 WIB | Dilihat : 244
Pertamina Role Model Keterbukaan Informasi Publik
10 Sep 25, 04:02 WIB | Dilihat : 453
Koperasi Merah Putih Sokoguru Perekonomian Indonesia
07 Agt 25, 12:37 WIB | Dilihat : 549
India Terancam Bea Ad Valorem 25 Persen
Selanjutnya
Budaya
21 Sep 25, 20:05 WIB | Dilihat : 332
Pariwisata dan Budaya Masa Depan Ekonomi Iran
06 Sep 25, 09:52 WIB | Dilihat : 442
Merawat Kesadaran Imani Kota Global Berbudaya
23 Jul 25, 16:21 WIB | Dilihat : 1077
AS Mundur dari UNESCO
Selanjutnya