JAKARTA, AKARPADINEWS - Alasan melakukan penyadapan Australia terhadap HP Presiden SBY dan Bu Ani, lantaran kecurigaan yang besar Bu Ani mencampuri urusan kabinet, adalah isapan jempol. Karena, menurut Snowden, informasi yang diperoleh lebih kepada urusan-urusan rumah tangga biasa, selain kegiatan sosial.
Meskipun Bu Ani pernah menjabat Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, sejak suaminya (SBY) terpilih sebagai Presiden, Bu Ani lebih memusatkan perhatian pada aktivitas sosial dan pendidikan. Termasuk menggerakkan aksi “Menanam dan Pelihara Pohon,” selain menggerakkan Rumah Cerdas, Mobil Cerdas, Motor Cerdas berupa perpustakaan keliling.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menjelaskan, Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono tidak pernah terlibat dalam kabinet pimpinan Presiden SBY. Menanggapi berita yang dilansir The Australians – yang bersumber dari Wikileaks – Sudi Silalahi menegaskan, “Tidak benar. Ibu Ani tak pernah mencampuri urusan Kabinet,” saat dijumpai media di Halim Perdanaksuma, Minggu (15/12).
Sudi Silalahi juga menjelaskan, tidak benar Bu Ani mempersiapkan dinasti keluarganya, dengan mempersiapkan anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai calon presiden. "Tak benar, sama sekali tak benar. Itu Agus dipersiapkan untuk long time oleh dirinya sendiri," imbuhnya.
Akan halnya Julian Aldrin Pasha, menguatkan penjelasan Mensesneg Sudi Silalahi. “Berita itu tidak mendasar. Isu ini tidak berdasar pada informasi yang secara hukum dapat dipertanggung jawabkan,” katanya kepada wartawan, di Halim Perdanakusumah, Minggu.
“Itu pembenaran yang ngawur,” ungkapnya.
Lebih jauh Julian mengatakan, Pemerintah Republik Indonesia masih membekukan kerjasama di bidang pertukaran informasi intelijen dan militer dengan Australia. Pembekuan itu akan dilakukan, sampai hubungan kedua negara kondusif.
Berita penyadapan ini sebenarnya bukan informasi baru. Wikileaks sudah menyebarnya sejak beberapa waktu lalu. Apa yang diungkap The Australians, bersumber dari kabar gunjingan Wikileaks yang mengaku mendapat salinan cable diplomatik bertajuk “A Cabinet of One Indonesia’s First Lady Expands Her Influence.”
Tindakan penyadapan berdasarkan presumsi itu berbahaya, karena akan membuat policy design politik luar negeri Amerika dan Australia yang sangat keliru. | Bang Sem