BI Konsisten Jaga Stabilitas Ekonomi

| dilihat 1714

TAHUN berganti. Di hadapan sejumlah Menteri, pimpinan DPR, pimpinan dunia perbankan, kalangan dunia usaha, lembaga internasional, dan pimpinan lembaga non kementerian, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, 14 November, bicara tentang tiga isu besar sepanjang 2013.

Pertama, ihwal ketidakpastian tentang kecepatan pemulihan global. Kedua, ihwal ketidakpastian yang meluas seiring ketidaktegasan kebijakan di AS, dan Ketiga, berkaitan dengan ketidakpastian perkembangan harga komoditas. Tiga isu utama ekonomi global tersebut, menurut Agus, tidak dapat dihindari menurunkan kinerja ekonomi Indonesia.

Di tengah kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik, ketidakpastian ekonomi global mengakibatkan neraca transaksi berjalan tertekan. Menghadapi kondisi tersebut, kebijakan Bank Indonesia (BI) diarahkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali, nilai tukar rupiah terjaga pada kondisi fundamentalnya. “Juga, defisit neraca transaksi berjalan dapat ditekan menuju tingkat yang sehat.”

Sebagai respon atas tantangan yang dihadapi, Agus D.W. Martowardojo menegaskan, arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, termasuk di periode transisi politik tahun 2014, akan konsisten menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan. “Stabilitas tetap perlu dikedepankan agar struktur ekonomi menjadi lebih seimbang dan sehat, sehingga menjadi fondasi kuat bagi transformasi ekonomi ke depan.” Secara keseluruhan arah kebijakan Bank Indonesia, lanjut Agus, diimplementasikan melalui bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran.

Dari sisi kebijakan moneter, BI Rate secara konsisten tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi agar sesuai targetnya. Kebijakan nilai tukar ditempuh guna mengarahkan agar bergerak sesuai dengan nilai fundamentalnya sehingga dapat berperan menjadi instrumen peredam gejolak. Operasi moneter akan melanjutkan strategi menyerap ekses likuiditas struktural secara terarah dan terukur.

Bank Indonesia pun akan terus memperkuat pengembangan pasar uang rupiah maupun valas dan melanjutkan program pendalaman pasar keuangan. Disamping itu, akan terus meningkatkan ketahanan eksternal melalui kerjasama keuangan dengan bank sentral dan otoritas keuangan di kawasan.

 Dikemukakan oleh Agus, dalam upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal, BI juga akan menempuh kebijakan makroprudensial melalui supervisory action yang diarahkan untuk memperkuat komposisi kredit kepada sektor-sektor produktif yang berorientasi ekspor dan menyediakan barang substitusi impor serta mendukung upaya peningkatan kapasitas perekonomian. Dalam kaitannya sebagai otoritas makroprudensial, kebijakan BI akan diarahkan pada pengelolaan risiko sistemik, termasuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan penguatan struktur permodalan.

“Dalam pengelolaan risiko likuiditas, akan disempurnakan GWM syariah dan penerapan bertahap instrumen Liquidity Coverage Ratio (LCR) mulai 1 Januari 2015.”

Dalam ruang lingkup penguatan stabilitas sistem keuangan, menurut Agus, BI memandang penting upaya penguatan koordinasi makro-mikro antara Bank Indonesia dengan OJK.| din [berita terkait: Gerbang Pembayaran Nasional]

Editor : Web Administrator | Sumber : Bank Indonesia
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 916
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1152
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1409
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1554
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 217
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 430
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 429
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 399
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya