Catatan Bang Sèm
Pasangan Calon Presiden - Wakil Presiden (Capres/Cawapres) Anies Rasyid Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) memberikan contoh baik dalam urusan negara dan berpolitik. Pasangan ini memberi contoh, bagaimana politisi berdimensi negarawan kudu kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zamannya.
Tak hanya dalam konteks merumuskan Visi - Misi - Program dan Rencana Kerja yang akan harus dicapai dan dijalaninya selama lima tahun ke depan.
Jauh dari itu adalah bagaimana melakukan uji khalayak atas gagasan - kerangka idealistik perubahan yang digerakkannya dengan realitas pertama kehidupan sehari-hari.
Menguji sejauhmana basic dreams atau mimpi asasi tentang 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua' yang diusungnya bukan merupakan intuitive reason semata. Sehingga jelas fokus kepeduliannya yang dihadapkan secara berhadap-hadapan dengan seluruh potensi kekuatan pendorong yang dimiliki bangsa ini.
Capaiannya jelas: mandatori rakyat untuk menjaga visi sebagai point of view sekaligus perspektif yang bersifat akseleratif. Landasannya jelas: ideologi inti, nilai inti, dan strategi (cara - jalan pencapaian), the way to accomplishment yang terukur dan jelas parameternya.
Menulis dan Bicara
Visi, misi, program, dan rencana kerja itu terkorelasi dengan tahapan-tahapan sejarah perjalanan bangsa ini (meski tak merujuk pada pangkal spirit perlawanan bangsa merdeka - Oktober 1905 yang meletup pertama kali pada pidato Zelfbestuur - HOS Tjokroaminoto - 17 Juni 1916 di Societat Concorde - Gedung Merdeka, Bandung).
Latar dasar Visi, misi, program, dan rencana kerja itu nyata terkorelasi dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi 17 Agustus 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (berbekal Mosi Integral Mohd. Natsir) yang diluahkan Bung Karno (17 Agustus 1950), Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957) sebagai perubahan mendasar atas Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie atau ordonansi lingkungan maritim dan teritori laut yang dibuat Belanda 1939. Perjuangan atas kedaulatan laut dan maritim tersebut baru disahklan utnuk menegaskan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang khas, Indonesia sebagai satu kesatruan wilayah kepulauan, dan penegasan bahwa Ordonansi lingkungan maritim dan teritori laut 1939 memecah belah. Konvensi Hukum Laut PBB - UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982, mengakui Indonesia sebagai suatu kesatuan negara kepulauan, lantas 60 negara mengakui dan meratifikasi hukum internasional atas wilayah maritim dan teritori laut Indonesia itu pada 1994. Sejak itu kita mengenal Wawasan Nusantara.
Imajinasi Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Mangrwa dalam kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular (1851), spirit satu bangsa, satu negara, satu negara kesatuan, dan satu wawasan kebangsaan itulah yang menjadi pilar visi (yojana) 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua' pasangan AMIN.
Seluruh dimensi akselerasi visi - darmayojana AMIN dengan 8 Jalan Perubahan, 8 Sayap Kemajuan, dan 28 Simpul Kesejahteraan itulah yang mengemuka dalam kampanye AMIN.
Melihat sosok pasangan AMIN saya membayangkan pengajaran pertama HOS Tjokroaminoto kepada Bung Karno, Buya Hamka, dan para muridnya yang lain: dua hal kecakapan yang harus dimiliki seorang pemimpin besar. Yakni: "Jika ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator."
Mewujudkan Kata-kata Menjadi Kenyataan
Pengajaran tersebut mengandung makna, seorang pemimpin besar mesti mempunyai keterampilan khas dalam mengelola gagasan dan mengkomunikasikannya kepada khalayak. Kedua hal tersebut akan memandu daya kepemimpinan dalam mengelola kata-kata, merumuskannya dalam narasi dengan pilihan diksi yang pas, dan kemampuan ( kebersihan spiritual, ilmu pengetahuan dan siyasah) mengubah kata-kata menjadi realita dalam kehidupan sehari-hari.
Rendra menyebut, "Perjuangan adalah mewujudkan kata-kata menjadi kenyataan." Hanya kaum pandir yang melecehkan kata-kata, karena retorika seperti dibuktikan filsuf Cicero dan Aristopanes merupakan relasi - korelasi integral antara nalar, nurani, naluri, rasa dan karya nyata.
Karenanya kepemimpinan seseorang mesti diuji dengan rekam gagasan, rekam jejak, rekam karya, dan rekam sikap dalam menghadapi tantangan, mengubahnya menjadi peluang, sehingga mengetahui kelamahan asasi, dan paham bagaimana merumuskan kekuatan untuk memenangkan kompetisi - kontestasi (domestik, nasional, dan global). Kuncinya, menempatkan khalayak sebagai penentu amanah - mandatori untuk mereka yang pantas dan patut dipercaya (al amin), berpihak pada kebenaran (shiddiq), cerdas (fathanah), dan komunikatif (tabligh).
Dalam konteks inilah, kampanye politik mesti dipandang sebagai suatu proses komunikasi meyakinkan khalayak dengan cara-cara bernas, tangkas, kreatif, inovatif melalui beragam media, saluran, dan platform.
Kampanye politik adalah seni meyakinkan gagasan seorang pemimpin kepada khalayaknya, rakyat. Secara praktis - pragmatis kampanye dilakukan untuk mempertemukan frekuensi gagasan pemimpin dengan aspirasi (need, want, interest) khalayak, sehingga akan terbangun kolaborasi kuat.
Khalayak (rakyat) sebagai pemilik kedaulatan tidak menyerahkan kedaulatannya kepada pemimpin, melainkan meminjamkan wewenang untuk kurun waktu tertentu. Khasnya dalam memimpin dan memandu ikhtiar mewujudkan mewujudkan gagasan - aspirasi (mengubah mimpi menjadi imajinasi, visi, program aksi, dan aksi perubahan kehidupan lebih baik). Bukan memuaikan mimpi menjadi ilusi dan fantasi dan kemudian menjadi jebakan fantasi pemimpin yang menyeret rakyat ke dalam berbagai masalah.
Kampanye politik mengkomunikasikan secara diseminatif gagasannya untuk berinteraksi dengan aspirasi khalayaknya. Karenanya, kampanye politik selain harus kreatif dan inovatif, juga harus merupakan proses poendidikan politik bagi khalayak (rakyat).
Mencerdaskan dan Menyadarkan
Ada aturan emas atau golden rules dalam melakukan kampanye politik, antara lain adalah tidak menggunakan cara-cara primitif (transaksional) untuk membeli suara rakyat. Kampanye politik juga memberi makna hakiki atas debat politik sebagai kontestasi gagasan dengan menempatkan lawan debat sebagai kawan berfikir.
Kampanye politik juga mesti mengandung makna, sebagai panggung ekspresi watak asli pemimpin yang ditandai dengan keberanan mengemukakan fakta-fakta dari realitas pertama (berbasis data dan informasi akurat) dalam kehidupan. Sekaligus mengintegrasikan gagasan dengan pengetahuan, pengalaman, dan dinamika aksi kehidupan seorang pemimpin dalam mengatasi dan memberi solusi atas berbagai masalah yang dihadapi rakyat.
Beranjak dari pandangan demikian, saya melihat, kampanye politik yang dilakukan Anies dan Muhaimin merupakan model kampanye politik yang patut dikembangkan sebagai model khas kampanye politik yang modern: egaliter, kosmopolit, demokratis, inklusif, memadukan muzakarah (pertukaran pikiran atas sesuatu masalah) dan musyawarah (pembahasan bersama untuk menemukan solusi atas sesuatu masalah), tidak terjebak dalam tataran rendah (kalah - menang) dalam suatu perdebatan, dan menempatkan gimmick (trik untuk menarik perhatian, publisitas) secara proporsional dan bukan sesuatu yang utama.
Anies dan Muhaimin berhasil menjadikan kampanye politik sebagai ajang dialog dan penghormatan atas khalayak dalam suatu kesetaraan sebagaimana mengemuka dalam Desak Anies dan berdimensi tradisi khas seperti Slepét Imin. Bagian dari model kampanye, yang sebelumnya tak pernah dialami. Bahkan di negara-negara Barat.
Yakni, kandidat Presiden - Wakil Presiden menyediakan dirinya untuk menerima beragam pendapat dan aspirasi, yang menyediakan secara luas ruang subyektif penilaian atas gagasannya. Termasuk mengubah habitus sosial media sosial (seperti Tik-tok menjadi sesuatu yang edukatif, informatif, sekaligus menghibur) sebagai katarsis sosial.
Terus terang, dalam kampanye politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 - 2029), cuma Anies dan Muhaimin (AMIN) yang bisa dan berani melakukan perubahan model kampanye seperti ini. Kelak, khalayak memilih pasangan AMIN karena kesadaran, bahwa hidup harus berubah lebih baik dan lebih baik lagi. Seni politik yang mencerdaskan dan menyadarkan. |
rumah akarpadi, 02.01.24
Artikel terkait : Manuver Maju Tak Gentar Sat Set Gercep