MASJID Jami Parkchester di zona Brox - New York Citiy pada Kamis (1/8/25) pagi dipadati warga dan ratusan petugas (polisi) NYPD (New York Police Departement) yang memenuhi jalan di sekitar masjid. Begitulah suasana melepas jenazah polisi saleh ke pemakaman.
Gubernur New York State Kathy Hochul, Walikota New York City Eric Adams, Presiden Bronx Ball Vanessa Gibson, Jaksa wilayah Darcel Clark, Advokat publik Jamani Williams, dan anggota kongres kita, Anggota Kongres Espriott dan Ritchie John Torres, Anggota Dewan kita Yousef Salaam, dan Komisaris Polisi Jessica Tisch - NYPD berada di tengah petugas polisi dengan seragam khas biru tua.
Pagi itu berlangsung prosesi pemakaman besar petugas NYPD Didarul Islam yang terasa istimewa dengan upacara kebesaran. Ratusan politisi (petugas NYPD) berbaris rapi, memberikan penghormatan akhir kepada mendiang Didarul Islam.
Apa pasal, sehingga petugas polisi murah senyum yang lahir di Bangladesh, lalu pindah ke New York pada usia 20 tahun, dan bergabung dengan NYPD sebagai agen keamanan sekolah pada tahun 2019 sebelum ia menjadi petugas dua tahun kemudian.
Wali Kota New York City (NYC), Eric Adam dalam konferensi pers menyebut, Didarul Islam bertugas di kantor polisi ke-47 NYPD di Bronx selama 3,5 tahun. Walikota Adam yang Senin malam berkunjung ke rumah mendiang, menjelaskan, "Ia putra tunggal ayahnya. Ia adalah seorang pahlawan dan kami mengaguminya karena melaksanakan tugasnya dengan mempertaruhkan nyawanya."
NYPD menulis di X, “Petugas Polisi Didarul Islam mewakili yang terbaik dari departemen kami. Dia melindungi warga New York dari bahaya sampai hidupnya berakhir tragis hari ini. Kami berdoa bersama di masa-masa penuh kepedihan yang tak terpahami ini. Kami akan selamanya menghormati warisannya.”
Didarul Islam petugas NYPD, seorang satpam, seorang eksekutif senior perusahaan investasi Blackstone, Senin pekan lalu, tewas ditembak seorang lelaki bersenjata yang menyerbu sebuah gedung perkantoran di Midtown Manhattan dan melepaskan tembakan.
Didarul Islam tewas ditembak ketika mengamankan dan melindungi orang-orang yang berada di gedung, itu. Sejumlah orang terluka dalam serangan. Lelaki penembak, itu kemudian bunuh diri dengan senjatanya.
Pengorbanan Terbesar
Pada konferensi pers Senin malam, Komisaris Polisi New York Jessica Tisch menyatakan, Didarul Islam "melakukan tugas yang kami minta." Ia mempertaruhkan dirinya. Ia dengan seragam NYPD yang dikenakannya, melakukan pengorbanan terbesar berusaha mengatasi situasi di gedung, itu sehingga ditembak penembak berdarah-dingin.
Seragam yang ia kenakan saat melaksanakan tugasnya melindungi masyarakat dan berlumur darah sampai kematiannya melambangkan janji yang ia buat untuk New York City. "Ia meninggal sebagaimana ia hidup, seorang pahlawan."
Peristiwa penembakan brutal itu sendiri, disebut Tisch merupakan serangan bersenjata paling mematikan dalam 25 tahun terakhir di kota terpadat di AS tersebut.
Gugurnya Didarul Islam menjadi istimewa, serta mengundang simpati dan empati khalayak, termasuk netizen, karena terjadi di saat ia melaksanakan tugas melampaui waktu.
Tisch mengatakan, Didarul Islam secara teratur bekerja (shift) 12 jam di Kantor Polisi ke-47 - Bronx, dan bekerja 'lebih dari satu kali tur penuh' di Parade Hari Dominika di Bronx pada hari Ahad, sebelum mengambil shift tambahan di 345 Park Avenue pada Senin sore.
Ketika peristiwa terjadi, seharusnya dia berlibur bersama anak-anak dan istrinya. Tetapi polisi berusia 36 tahun, terpanggil melaksanakan tugasnya untuk melindungi warga. Ia meninggalkan dua putra yang masih kecil dan istrinya, yang sedang hamil anak ketiga mereka. Kematiannya, kata Tisch, adalah kematian ke-50 dalam jajaran penegak hukum tahun ini.
Walikota NYC Eric Adam mengemukakan, "Semua orang yang kami ajak bicara menyatakan bahwa ia adalah orang yang beriman - orang yang percaya kepada Tuhan dan percaya untuk menjalani kehidupan sebagai orang yang saleh."
Adam melanjutkan, “Dia menyelamatkan nyawa. Melindungi warga New York. Dia mewujudkan apa yang menjadi tujuan kota ini. Dia adalah warga New York sejati, bukan hanya dengan seragam yang melekat di tubuhnya.”
Petugas NYPD yang Saleh
Muhammad Rashid tetangganya, menggambarkan Didarul islam sebagai “orang yang sangat baik,” dan mengatakan, seluruh keluarganya adalah orang-orang “baik.” Meski telah menjadi petugas NYPD, kata Rashid, Didarul Islam masih tinggal bersama ayah, ibu, istri, dan kedua anak mereka.
Gubernur New York Kathy Hochul dan departemen kepolisian hingga ke Los Angeles menyampaikan pesan-pesan penghormatan kepada mendiang dan dukungan bagi keluarganya. "Masa baktinya mungkin sudah berakhir, tetapi dampaknya tidak akan pernah berakhir," kata Tisch.
Ketika menyampaikan sambutan yang 'emosional' di masjid Jami' Parkchester, Tisch mengatakan, "Lihatlah sekelilingmu. Lihatlah semua petugas NYPD di sini, di luar masjid ini, dan di seluruh kota ini yang berdiri bersamamu. Aku berdiri bersamamu. Aku sangat sedih untukmu dan keluargamu. Dan saat kita mengamati lautan biru itu, kau akan melihat mereka sangat mirip Didarul. Mereka mengenakan seragamnya, perisainya, kerahnya, mereka melanjutkan misinya dan bersumpah untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah ia mulai, dan mereka akan selalu ada untukmu. Selalu..," kata Tisch.
Tisch, sebagaimana tradisi NYPD, secara anumerta mempromosikan Didarul Islam ke pangkat detektif tingkat satu.
Gubernur Kathy Hochul menyebut Didarul Islam sebagai 'perisai' yang melindungi orang-orang di gedung itu. Dikatakannya pula, tanpa Didarul Islam, mungkin korban jatuh lebih banyak.
Kathy Hochul meminta warga New York menunjukkan "Rasa terima kasih yang lebih besar kepada kepolisian kita. Menurut saya, mereka belum menerima cukup banyak dukungan selama bertahun-tahun belakangan ini, dan hal itu harus diperbaiki. Mereka memerlukan dukungan kita."
Ketika memberi sambutan di masjid, Wali Kota Eric Adams mengingat mendiang Didarul Adam, mengenang kelahiran Jordan, putranya yang kini berusia 29 tahun, kala bertemu ayah mendiang pada malam sebelum pemakaman.
"Sebagai seorang ayah, sebagai orang tua.. jika belum pernah menjadi orang tua, banyak orang tidak sepenuhnya mengerti dan memahami hubungan antara orang tua dan anak," kata Adams.
Keselamatan Warga New York City
"Sepanjang hidup saya dan 29 tahun hidup putra saya, saya hanya berharap suatu hari nanti ia akan mendapat kehormatan untuk menguburkan saya sebagai ayahnya. Karena anak laki-laki seharusnya menguburkan ayah mereka.... Tidak ada yang lebih tragis daripada orang tua yang menguburkan anak mereka."
Adams mengungkapkan dirinya berkomitmen akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk membela dan memperjuangkan rakyat tak berdosa di kota ini. "Dan setiap langkah saya anggap penting, karena sebagai wali kota, saya bertanggung jawab atas keselamatan warga New York City. Itulah kewajiban saya dan itulah fungsi saya yang paling mendasar," ungkapnya.
Dia melanjutkan, bagaimana petugas NYPD dan seluruh warga bisa merespon dengan baik, dan tak perlu bertanya berulang kali apa yang harus dilakukan, bila seseorang yang melintasi kota NYC sambil membawa senjata otomatis dan merenggut nyawa orang tak berdosa.
"Pembunuhan ini dan pembunuhan orang lain yang berada di gedung itu, sungguh menyayat hati saya," katanya. "Saya ingin meminta maaf kepada keluarga ini. Saya ingin meminta maaf sebagai seorang orang tua kepada orang tua lainnya. Dan kita harus hidup dalam semangat yang dimiliki Didarul Islam dan apa yang selalu diperjuangkannya. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas di Departemen Kepolisian Kota New York secara umum.
Adams mengemukakan, "Saya ingin berterima kasih kepada seluruh pria dan wanita di kantor polisi 47. Terlepas dari apa yang terjadi... mereka melaksanakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab mereka untuk melindungi warga kota ini."
Kepada warga kota NYC, Adams berterima kasih pula. "Banyaknya panggilan telepon dan komunikasi yang kami terima untuk berdiri bersama keluarga dan kota ini saat kita pulih bersama."
Adams juga berterima kasih kepada Gubernur Negara Bagian New York, atas kepemimpinan selama masa-masa kejayaan ini. Khasnya dalam memastikan para petugas polisi dan keluarganya menerima dukungan yang mereka perlukan dalam melaksanakan tugas mereka.
Kepada Komisaris Polisi NYPD, Adams menyatakan terima kasih atas pengabdian Anda. Dikatakannya, "Tanpa menggunakan terminologi bahwa kita adalah keluarga, kita justru saling meninggalkan di saat-saat diperlukan. Namun, layanan yang telah Anda berikan untuk selama masa-masa sulit ini, dengan semangat yang kita junjung tinggi sebagai pria dan wanita di Departemen Kepolisian Kota New York. Ini adalah keluarga penegak hukum.."
Kota Kita Menyertai
Sebagai wali kota New York, saya marah (kepada dirinya) kata Adams. "Saya marah karena seorang ayah kehilangan putranya, seorang ibu kehilangan anaknya. Saya marah karena dua anak laki-laki akan tumbuh dewasa tidak bersama ayah mereka untuk masuk ke dalam masjid dan mempelajari kekuatan Al-Qur'an," tegasnya.
"Saya marah karena seorang anak yang sedang dalam kandungan tidak akan memiliki kesempatan untuk membiarkan ayahnya menyentuh kepalanya saat ia keluar dari rahim." sambung Adams.
"Saya marah karena komunitas ini telah menyaksikan salah satu dari mereka meninggalkan kota kita sebelum waktunya. Saya marah karena para pria dan wanita di kepolisian menyaksikan saudara mereka yang gugur sebagai pahlawan membela kota ini. Namun di tengah semua kemarahan itu, saya juga memiliki harapan," ungkap Adams lagi.
Dia memiliki harapan karena kota ini masih memiliki berbagai lapisan masyarakat yang ingin mengenakan seragam biru itu dan berjuang untuk melindungi kota kita dari mereka yang ingin menyakiti. kita.
Adams mengatakan, "Saya memiliki harapan bahwa jika kita berada di ruangan ini bersama-sama di masjid ini, mengangkat pahlawan kita, maka kita dapat memasuki masjid, sinagoge, gereja, kuil Buddha, dan lainnya untuk saling berkoordinasi tentang bagaimana kita dapat menjadikan kota ini tempat yang lebih baik. Saya dipenuhi dengan harapan dan optimisme hari ini, karena perjalanan hidup Perwira Didarul Islam."
Adams memuji ibu dan ayah dari Didarul Islam. Mereka menanamkan sesuatu yang istimewa dalam dirinya. Setiap orang yang kita bicarakan, mereka membicarakan betapa istimewanya dia dan apa yang diwakilinya.
"Jika kita adalah penganut sejati iman yang telah kita anut, maka kita seharusnya melihat Tuhan dalam diri kita satu sama lain. Kita 'melihat' Tuhan dalam diri Didarul Islam. Dan sekarang kita harus menerima energi ilahi yang telah ia tawarkan untuk memungkinkan kita menjalani warisannya sebagaimana yang ia inginkan. Hati kita mendoakannya. Kota kita menyertai Anda.
Informasi lain menyebutkan, donasi yang dibuka sehari setelah peristiwa gugurnya Didarul Islam, telah terkumpul dana lebih dari $200.000 untuk keluarga yang ditinggalkan mendiang Didarul Islam. | jeany