Inmemoriam Wartawan Senior Malaysia

Selamat Jalan Sahabat Haji Mohammad Nasir Yusoff

| dilihat 606

Bang Sém

Kalau tuan mudik ke hulu

Carikan saya bunga kemboja

Kalau tuan mati dahulu

Nantikan saya di pintu surga

(Gurindam Jiwa)

 

Kabar duka itu tiba, Ahad (8.5.22) pagi. Dihantar pesan whatsapp jurnalis Sabaruddin Ahmad Sabri - mantan host Parlemen - TV1 (RTM) - Malaysia.

Seorang sahabat, wartawan senior Malaysia dari Kantor Berita Bernama, Tuan Haji Mohd Nasir Yusoff (62) telah wafat, Ahad subuh di KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport) 2.

Sabaruddin menjelaskan, allahyarham wafat pukul 05.48 subuh waktu Malaysia, beberapa saat setelah meninggalkan pesawat yang membawanya kembali ke Semenanjung dari Miri, Serawak.

Kepada Sabaruddin, anak sulung allahyarham mengatakan, selepas turun dari pesawat, allahyarham sempat merasa mengah (begah) dan penat, lalu minta berbaring. Tak lama kemudian, ajal beliau tiba.

Jenazah kemudian dibawa ke bagian forensik Hospital Serdang. Direncanakan, esok akan dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Sungai Kantan, Kajang.

"Allahyarham meraikan Raya tahun ini di kampung istrinya," jelas Sabaruddin.

Allah sangat mengasihi allahyarham yang mengidap beberapa penyakit, termasuk kencing manis dan gangguan jantung.

Ia tak sempat menyaksikan kehadiran cucunya, walaupun gembira ketika beroleh kabar, puteri sulungnya, Nasirah, sedang hamil tujuh minggu.

Sepekan di penghujung Ramadan, allahyarham masih berkirim kabar, seperti biasa. Juga menanyakan, di Indonesia, bila 1 Syawal 1443 Hijriah ditetapkan. Indonesia dan Malaysia, sama merayakan Idul Fithri 1 Syawal 15443 Hijriah pada Senin (2.5.22).  

Pada Jum'at (29.4.22), seperti biasa allahyarham mengirimkan pesan khas, berisi kutipan ayat suci Al Qur'an. 'Pesan Juma'at' yang dikirimkan kepada saya dan kolega lain, kadang juga berisi kutipan hadits dan kata hikmah.

Jelang sahur, pada hari yang sama dan hari hari sebelumnya, ia juga mengirim ucapan selamat santap sahur, sambil bertanya hidangan santap sahur. Jelang buka puasa, selama sepekan terakhir Ramadan juga mengirimkan gambar aneka masakan dan kue, termasuk gambar nasi Mandi dan kambing goreng kesukaan saya.

Sekali-sekala, allahyarham menggoda saya, bertanya, bagaimana suasana santap sahur sendiri selama lebih lima tahun. "Bila nak berkahwin lagi," tuturnya.

Saya tersenyum, allahyarham mengirim unggahan lagu Tan Sri SM Salim bertajuk "Apa Dah Jadi.," yang syairnya berkisah tentang lelaki yang belum juga menikah, meski telah menjalin hubungan mesra dengan perempuan. Ia juga mengirim lagu bertajuk, "Gurindam Jiwa," gubahan Hamzah Hussein di atas lirik Wandly Yazid, yang didendangkan Rafeah Buang dan R. Ismail dalam filem bertajuk sama.

Saya sedih mendengar kabar wafatnya, meski berkali-kali dalam komunikasi oral dan tekstual selama beberpa bulan terakhir, kami saling berkabar tentang kondisi kesehatan masing-masing.

Tuan Haji Mohd Nasir, sebelum pensiun, mengemban amanah sebagai editor di kantor berita Bernama, Malaysia dan Setia Usaha ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia), dan aktif menjadi penggerak diplomasi publik untuk menguatkan hubungan Malaysia - Indonesia, sejak bertugas sebagai Kepala Biro Bernama di Jakarta, tahun 2004.

Ketika berkunjung ke Jakarta, jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2014, penyuka kuliner yang ramah dan mudah karib ini, sempat mengemukakan pandangan yang tajam.

Ketika itu, ia mengatakan, Pilpres di Indonesia 2014 menggambarkan pertarungan menarik antara dua kubu elitis versus calon dari rakyat. Sesuatu yang menurutnya, jarang terjadi di negara berkembang.

Dalam berbagai kesempatan berjumpa, kami sering berbincang tentang dinamika hubungan Malaysia - Indonesia dari masa ke masa. Ketika makan angin petang di Malaka, kami berbincang tentang pengaruh persetujuan Inggris dengan Belanda, menukar daerah jajahan antara Malaka dengan Jakarta, juga Bengkulu.

Kami juga kerap berbincang tentang eksistensi dan akar bangsa Melayu, termasuk pola migrasi bangsa Bugis, Jawa, Banjar, Aceh, dan lain-lain. Termasuk pengaruh para wali dan ulama dalam kehidupan masyarakat di Malaysia (Semenanjung dan Borneo) dan Indonesia.

Selepas menyampaikan ceramah umum di hadapan Perhimpunan Kebangsaan JASA (Jabatan Hal Ehwan Khas)  - Kementerian Komunikasi Penerangan dan Kebudayaan Malaysia - yang dipimpin allahyarham Datuk Fuad Hassan, di ruang kerjanya kami (termasuk Sabaruddin) berbincang masalah-masalah aktual.

Dalam kesempatan lain, sambil 'ngopi senja' kami juga berbincang tentang berbagai hal yang relevan dari masa lalu, yang masih relevan dengan realitas hubungan dua hala di masa kini dan mendatang. Termasuk berbagai perubahan orientasi pandangan dan sikap generasi baru (termasuk generasi kedai kopi) dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya.

Meski saya relatif karib dengan allahyarham tahun 2011, tetapi kami merasa sudah berhubungan sangat lama. Kami sering bertukar informasi dan pandangan, bahkan tentang masalah-masalah domestik. Allahyarham mendo'akan dan memberi semangat ketika istri saya wafat (11 Maret 2017).

Tuan Haji Mohd Nasir yang berkhidmat di Bernama sejak 1 Oktober 1983, mengakhiri kiprahnya sebagai pegawai pada 7 Maret 2020.

Sejak masa itu dan selama berlangsung pandemi global nanomonster Covid-19, suami dari Halimah Piee dan ayah dari tiga anak perempuan dan seorang anak lelaki, itu bagi saya adalah sosok jurnalis yang konsisten pada profesinya.

Dedikasinya pada dunia kewartawanan dan 'diplomasi publik' menjadi teladan baik bagi para jurnalis generasi kemudian. Demikian juga dengan integritas pribadinya, termasuk akhlak yang baik.

Dalam komunikasi saya di bulan Ramadan 1443 H (Senin, 25 April 2022), allahyarham dengan gembira dan antusias menyambut HAWANA (Hari Wartawan Nasional) Malaysia 2022, yang dirancang akan digelar 29 Mei 2022 mendatang. "Kita jumpa lagi di Malaka.. Kita berbual lagi tentang hakikat Jumpa Mesra," ungkapnya.

Jumpa Mesra adalah judul lagu yang dinyanyikan Allahyarham Said Effendy dengan Allahyarham Datuk Ahmad Jaiz, yang dapat menjadi salah satu cermin hubungan Malaysia - Indonesia.

Saya berkesaksian, Allahyarham orang baik, ahlul khaer. Pemergiannya adalah kehilangan bagi saya dan banyak rekan, serta koleganya, terutama di Malaysia dan Indonesia. Saya yakin, allahyarham wafat dalam husnul khatimah. Semoga Allah menempatkannya di jannah an na'im, kelak. |

Editor : delanova
 
Energi & Tambang
Polhukam
05 Mar 24, 04:23 WIB | Dilihat : 246
Tak Perlu Risau dengan Penggunaan Hak Angket DPR
05 Mar 24, 08:18 WIB | Dilihat : 425
Anak Anak Abah Menghalau AI Generatif
22 Feb 24, 11:50 WIB | Dilihat : 318
Jalan Terjal Perubahan
18 Feb 24, 05:52 WIB | Dilihat : 274
Melayari Dinamika Kebangsaan dan Demokrasi
Selanjutnya