Mengenang Dr. H. Tanri Abeng, MBA

Pribadi Tangguh Dari Selayar Melayari Perubahan

| dilihat 1005

Catatan Kenangan Sèm Haèsy

"If you do not know where you are going, every road will get you nowhere," Tanri Abeng

Ahad dinihari (02.36 Waktu Indonesia Barat) di Rumah Sakit Medistra Jakarta, salah seorang putra terbaik bangsa, lelaki asal Selayar - Sulawesi Selatan (kelahiran 7 Maret 1942), itu berpulang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala - The Supreme Owner and Creator. Kabar kepergiannya saya terima dari para mantan pendiri dan pengurus Forum Humas BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Dr. H. Tanri Abeng, MBA, nama lelaki itu. Sosok rendah hati, yang menyimpan keunggulan dirinya dalam kearifan di balik senyumnya yang khas.

Allahyarham, eksekutif profesional - pakar manajemen yang diangkar Presiden Soeharto menjabat Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara pada Kabinet Pembangunan VII. Ia masih mengemban amanah yang sama pada Kabinet Reformasi Pembangunan.

Rektor Universitas Tanri Abeng - Jakarta yang piawai dalam ilmu manajemen dan kepemimpinan, sudah yatim piatu sejak usia 10 tahun, dan tinggal bersama keluarganya di Makassar.

Lantas, selepas SMA berangkat ke Amerika Serikat (AS) melalui program AFS (American Field Service) Exchange Program. Kemudian melanjutkan studinya di Universitas Hasanuddin.

Di kampus ternama wilayah Indonesia Timur, itu ia sempat bersosialisasi sebagai anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), sebelum kembali kembali ke AS untuk melanjutkan studinya pada Graduate School of Business Administration - University at Buffalo, New York dan meraih gelar Magister of Business Administration (MBA). Ia memanfaatkan waktunya untuk mengikuti program pelatihan manajemen Union Carbide (UC).

Selepas itu, kala kembali ke Jakarta, Allahyarham menjabat sebagai Manajer Keuangan PT Union Carbide Indonesia selama satu dekade (1969-1979). Kemudian menjabat Direktur pada perusahaan tersebut, sambil mengemban amanah sebagai manajer pemasaran UC di Singapura.

Saya mengenal allahyarham pertama kali, ketika mewawancarainya, saat ia menjabat sebagai CEO PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesia Beer Company) milik perusahaan bir Belanda Heineken. Padahal, ia tak minum bir. Ia bicara tentang bagaimana melakukan perubahan di perusahaan tersebut. Termasuk strategi perubahan produksi menuju nett zero alcohol.

Belakangan, Allahyarham mengubah perusahaan tersebut menjadi Multi Bintang Indonesia. Prestasinya sangat menonjol, karena membuat perusahaan itu untung. Saya berinteraksi lagi ketika ia menjabat CEO Bakrie Brothers, lebih banyak untuk berkonsultasi, ketika saya mengemban amanah sebagai General Manager Operasi Citra Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) dengan beban yang berat.

Kala itu, ia bercerita tentang aksi perubahan tata kelola perusahaan yang mempunyai 60 anak perusahaan dengan beragam industri. Khasnya, strategi restrukturisasi perusahaan dan core business-nya, yang lantas fokus pada tiga industri utama: perkebunan dan dukungan infrastruktur, telekomunikasi, serta investasi dan aliansi strategis (di bidang petrokimia, pertambangan, dan konstruksi).

Perubahan yang dilakukannya membuat Bakrie & Brothers menjadi korporat yang terus membaik. Tak berapa lama, namanya populer menjadi "Manajer 1 Miliar." Beberapa pelajaran yang saya peroleh dari konsultasi dengannya, antara lain, "memilih personil yang tepat untuk menghadapi tantangan utama yang dihadapi." Termasuk mengubah minda analisis situasi dan kondisi obyektif. Tidak mudah dilakukan, karena masyarakat masih terikat oleh sistem relasi sosial dan budaya terikat oleh clientelisma, Termasuk relasi kuasa tradisional.

Sekali sekala saya juga berinteraksi ketika ia menjabat anggota Dewan Pendidikan Nasional dan Komisaris Bursa Efek Jakarta. Belakangan, saya baru berinteraksi lagi dengan Allahyarham antara 2011 sampai 2014, ketika menjadi anggota Dewan Juri Anugerah BUMN (BUMN Award). Antara lain, bersama para kolega seniornya (Robby Djohan, Abdul Gani, belakangan Cosmas Batubara, Hermawan Kertajaya, Agus Pambagio, Ilham Habibie, dan beberapa lainnya).

Doktor bidang kelmuan multi disiplin Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menerima anugerah Life Time Acievement Award (bidang management pendidika) dari Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, ini gudang ilmu, dan sungguh melayari proses perubahan tak hanya dalam skala korporasi. Melainkan, jauh dari itu, tata kelola bangsa (khasnya terkait dengan good corporate governance) sebagaimana terbaca dalam Pelajaran bagi Bangsa: 50 Tahun Kinerja Profesional Tanri Abeng, yang ditulis Fachry Ali.

Sebagai seorang reformis, sebagaimana terpercik dari buku tersebut, Allahyarham gelisah menyaksikan fenomena yang dihadapi negara ini. Khas pada pertumbuhan ekonomi yang tumbuh secara eksklusif, dan lebih banyak dinikmati oleh para pengusaha yang menguasai separuh aset  bangsa ini.

Ia gusar menyaksikan koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang jauh tertinggal luar biasa dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi swasta (asing maupun nasional) dan BUMN. Musababnya adalah kebijakan ekonomi pasar. Padahal, menurutnya, indikator kemajuan suatu bangsa terlihat dari kemajuan perekonomiannya yang berkeadilan. 

Dalam suatu perbincangan santai, ketika ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), perihal pilar sukses - belajar dari pengalaman dirinya -- adalah integritas diri yang kuat dan ilmu pengetahuan yang mendalam. Ihwal perubahan, menurutnya kala itu, bertolak pada kualitas kepemimpinan sebagai daya utama.

Ihwal pemimpin yang diperlukan menggerakkan perubahan, menurutnya, adalah pemimpin yang tangguh dan tak rentan dengan tekanan. Pemimpin fresh dan bukan stress dalam mengemban amanah, mewujudkan visi yang terukur dan terkelola baik. Tak juga mudah terjebak oleh fantasia yang biasa mempengaruhi para megaloman.

Untuk itu, relasi manusia dengan semesta dan Tuhan, mesti selalu terpelihara baik. Selain untuk memelihara kemampuan mengendalikan nafsu termasuk ambisi dan obsesi, juga untuk selalu sadar berpijak pada realitas. Dalam konteks itu kekariban dan kesalehan sosial, natural dan spiritual menjadi penting.

Relasi manusia - semesta dan Tuhan (triangle of life) ini menjadi penting dalam memelihata obyektivitas dan keberanian hidup, termasuk mengakui dan menerima kegagalan kala gagal. Sekaligus mengelola keseimbangan diri ketika sukses. Pandai-pandai bercermin diri, sebagai modal menjadi tahu diri. Misalnya, eksekutif profesional atau menteri punya keterbatasan otoritas.

 Jadi, berbuatlah sesuai koridornya dengan tetap memelihara gagasan, kreativitas, inovasi, dan invensi dalam mengelola organisasi. Tanpa kecuali dalam memfasilitasi dan mengkatalisasi kepentingan share holders dan stake holders. Selebihnya, konsisten untuk 'merasa cukup.'

Sistem menjadi penting bagi Allahyarham, karenanya harus dibangun bersama dengan tim yang solid dan punya komitmen sama. Termasuk dalam menyiapkan rencana dan aksi human investment dengan menempatkan karyawan sebagai modal insan.

Sistem penting dalam memelihara kepemimpinan dan tata kelola organisasi. Termasuk dalam bersikap konsisten dan konsekuen. Tidak hanyut oleh kuasa dengan selalu menyadari keseimbangan posisi dan fungsi dalam organisasi. Tak hanya dalam korporasi melainkan dalam skala yang lebih luas.

Dari kesemua itu, setiap pemimpin harus memiliki visi yang jelas sehingga anggota organisasi dapat berjalan menuju satu tujuan. “If you do not know where you are going, every road will get you nowhere,” katanya. Maksudnya, jika Anda tidak tahu kemana tujuan Anda, setiap jalan tidak akan membawa Anda ke mana pun.

Allahyarham sering mengingatkan perihal vision killer, aksi - berdasar posisi dan fungsi - yang bisa melantakkan visi. Karenanya, pemimpin dalam suatu organisasi kudu punya kesadaran tentang 5S : Strategy, Structure, System, Skill, dan Speed. Juga 5 C : Communication, coordination, Cooperatioan, Collaboration, dan Commitment.

Visi pemimpin kudu ditopang strategi yang jelas untuk mencapainya, dengan menata struktur dalam organisasi dengan fungsi yang berbeda, berpedoman pada aturan yang ada. Hal ini akan berjalan dengan baik jika didukung modal insan dan tim yang bekerja secara cepat. Hal itu tercermin pada dirinya sebagai pribadi tangguh dari Selayar yang melayari perubahan.

7 Maret 2011 Allahyarham mendirikan Tanri Abeng University (TAU), yang dirancangnya sebagai universitas unggul yang menghasilkan pemimpin dan manajer profesional berdaya sainmg pada tahun 2032. Ditopang oleh misi: Mendidik dan menyiapkan pemimpin masa depan, yang professional dan ber integritas dengan keahlian kepemimpinan, manajemen dan teknologi; Mempromosikan manajemen, kepemimpinan dan teknologi sebagai profesi melalui penelitian dan publikasi untuk memenuhi ke butuhan perusahaan, industri dan pemerintahan; Melakukan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk partisipasi dalam pemberdayaan masyarakat; dan Menyelenggarakan kerjasama strategis dengan berbagai institusi di tingkat nasional dan internasional.

TAU yang pendian dan pembangunannya dibiayai sendiri, merupakan warisan Allahyarham bagi bangsa ini. Sebagai institusi pendidikan yang menyediakan medium, saluran, plarform, dan formula transformasi yang mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang berkeseimbangan dengan kearifan,  pengalaman dan orientasi nilai (karakter, norma, nilai) bagi  generasi baru Indonesia. Wahana menyiapkan kepemimpinan yang mampu menjawab dan mengimbangi perkembangan dan kemajuan sains, teknologi, serta perubahan sosial budaya yang tak terbayangkan sebelumnya. |

Editor : delanova
 
Ekonomi & Bisnis
27 Okt 24, 17:53 WIB | Dilihat : 1191
Pencapaian Industri Halal Malaysia
12 Okt 24, 12:51 WIB | Dilihat : 1560
Dialog dengan Karyawan di Penghujung Operasi Perusahaan
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 2454
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 2661
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
Selanjutnya
Lingkungan
09 Jan 25, 20:57 WIB | Dilihat : 1270
Petaka Kebakaran Terburuk Landa Los Angeles
22 Des 24, 16:25 WIB | Dilihat : 844
Awan dan Fenomena Alam
29 Nov 24, 04:10 WIB | Dilihat : 949
Banjir Terparah Menerjang Malaysia
19 Sep 24, 12:52 WIB | Dilihat : 1732
Antara Lumbung Pangan dan Kai Wait
Selanjutnya