ICPF2018 Jendela Industri Kreatif dan Budaya

| dilihat 1996

Indonesia Creative Product Festival (ICPF) 2018, yang berlangsung 13-15 April 2018 di Dewan Tun Razak – Pusat Dagang Putera (Putera World Trade Center) – Kuala Lumpur, berlangsung sukses.

Pameran produk kreatif dan pergelaran produk budaya yang dikelola NPNC (National Publishing & News Corporations) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN), itu menghadirkan berbagai produk andalan usaha kecil menengah binaan BUMN.

Sejumlah BUMN, seperti Pertamina, BNI, Mandiri, BRI, BTN, KAI (Kereta Api Indonesia), PLN, Inalum, Pupuk Indonesia, Kimia Farma, Jamkrindo, Askrindo, dan lain-lain, dan lembaga lain, seperti Kelompok Kerja (Pokja) Papua, ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.  Stand Pokja Papua yang berada di paling depan dan menyajikan kopi Papua, terbilang sebagai stand paling banyak dikunjungi.

Pameran dan pergelaran produk kreatif dan budaya Indonesia bertema diversity in unity ini, dikunjungi tak kurang 6 ribu pengunjung, dari 10 ribu pengunjung yang ditargetkan. Kendati demikian, menurut Chairman NPNC yang juga Presiden Direktur Balai Pustaka, Achmad Fachrodji tujuan penyelenggaraan pameran itu sendiri tercapai. (Baca : Pameran Produk Kreatif Indonesia di Malaysia Targetkan 10.000 Pengunjung)

Menurut Fachrodji, pameran produk ICPF2018 merupakan ajang terbesar penyajian produk kreatif dan budaya Indonesia binaan BUMN. Selama ini, di Kuala Lumpur sudah beberapaq kali diselenggarakan pameran produk UKM. Bahkan, KBRI Kuala Lumpur akan menyelenggarakan setiap bulan.

ICPF merupakan gawean dan inisiatif BUMN yang baru pertama kali diselenggarakan, dan dalam skala besar. Di dalamnya, tak hanya produk kreatif usaha kecil menengah yang mengemuka. Tetapi, sekaligus gagasan kreatif berbagai kalangan, mitra NPNC itu sendiri.

Pameran yang didukung oleh ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia), Kantor Berita Malaysia Bernama, Harian KOSMO – Malaysia, Yayasan Kerukunan Indonesia Malaysia (YAKIM), ini sejak pembukaan memang sudah menarik.

Persis seperti yang dikatakan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, “menggambarkan keragaman kreatif dan produk sekaligus.”

Rusdi tak membayangkan, kalau para penampil ragam produk budaya, seperti Tari Lenggang Nyai (karyawati Bank Mandiri), pesona lagu dan musik Indonesia Suara Harmoni (karyawan-karyawati BTN), adalah karyawan dan karyawati BUMN. Kedua kelompok penyaji ini, pemenang ajang PORSENI BUMN.

“Saya kaget begitu tahu yang tampil di depan saya karyawan dan karyawati BUMN. Sangat profesional. Tidak kalah dengan entertainer profesional. Pasti BUMN tempat mereka bekerja, untung,” ujarnya.

Rusdi ingin mengatakan, kalau BUMN-nya tak untuk, sulit bagi karyawan tersenyum, apalagi menari dan bernyanyi kreatif.

Dalam ICPF, tak kurang dari 80 UKM binaan BUMN terlibat dalam pameran ini. Dari produk yang dipamerkan, Rusdi Kirana yakin dan percaya, UKM dapat meningkatkan kemampuan dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan  UKM untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Di cerita, pernah menysaampaikan kepada Presiden Jokowi untuk meningkatkan ekonomi dengan menggalakkan UKM yang terintegrasi dengan pariwisata. Ajang ICPF memadukan kedua hal itu dalam satu tarikan nafas.

Rusdi mengatakan, dia sedang berusaha membangun kerjasama antara UKM Malaysia dengan UKM Indonesia dan kerjasama itu akan menyasar pasar di belahan lain Asia, seperti China dan Korea.

Akan halnya Fachrodji mengatakan, ICPF 2018 adalah langkah awal, kelak, selain menyelenggarakannya secara tahunan di Malaysia, juga akan menggelarnya di Dubai, Doha, dan lain-lain, yang sudah berminat.

Datuk Zul, General Manager Bernama menilai, ICPF merupakan ajang kreatif yang bagus dan memikat. Dia berkunjung ke berbagai stand, dan nyaris memborong banyak produk kesukaannya. Yakni, produk herbal, abon ayam, dan lain-lain.

Bagi Datuk Baharum – pimpinan KOSMO, ajang pameran produk kreatif yang diisi dengan forum business matching, ini bermanfaat pula bagi kalangan UKM Malaysia yang produk-produknya terus berkembang. Sedangkan Encik Sabaruddin – sekretaris ISWAMI Malaysia melihat, perlunya diintensifkan kerjasama lebih lanjut. Baik melalui kerjasama antar pemerintah maupun antar masyarakat pelaku industri kreatif dan industri budaya.

Apalagi, menurut Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media – Kementerian BUMN, Fajar Hari Sampurno, ICPF 2018 memberikan akses pemasaran, selain memberikan fasilitas pendanaan yang telah dilakukan 215 Rumah Kreatif BUMN untuk berbagai UKM di Indonesia.

ICPF2018 dalam pandangan Fajar merupakan jendela produk kreatif Indonesia yang akan memperkuat akses pasar lebih luas bagi UKM Indonesia.

Listy, peserta pameran dari Yogyakarta dengan produk herbal unggulannya, senang dengan pameran ini. “Kita bisa memperkenalkan produk-produk kita lebih luas, dan mereka suka,” tukasnya.

Pernyataan senada dikemukakan pula oleh para peserta lain dengan produk-produk khas dari Bangka, Samarinda, Bandung, Batubara, Sleman, Bantul, Jember, dan lain-lain.

ICPF2018 sebagai jendela pemasaran produk kreatif dan budaya, merupakan langkah awal yang menarik. Hal itu tercermin dalam pernyataan Direktur BTN R. Mahelan Prabantarikso, yang melihatnya sebagai langkah pertama untuk try out ke pasar dunia lainnya. Khasnya Eropa dan Amerika.  Bagi Kiryanto, sekretaris perusahaan BNI, ICPF2018 dapat menjadi wadah dan media yang efektif bagi mkitra binaan BNI untuk memperkenalkan inovasi yang mereka hasilkan. Sekaligus menunjukkannya kepada calon pembeli atau calon investor yang ada di pasar Asia, khasnya di Malaysia.

“Membuka pasar baru,” kata Kiryanto,”merupakan hal sangat penting bagi UKM Indonesia karena sebagian terbesar dari mereka merupakan pengusaha mikro,” ungkapnya | Aghnina

 

Editor : sem haesy
 
Energi & Tambang
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1157
Rumput Tetangga
Selanjutnya