MANTAB Gelar 'Obral Obrol' dan Berbalas Pantun

Sandiaga Uno Babe Dedengkot Betawi

| dilihat 579

JAKARTA | Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, SandIaga Uno, Sabtu (10/8/24) tengah hari didaulat dan dikukuhkan sebagai Babe Dedengkot Betawi oleh Ketua Umum Majelis Adat dan Tradisi Betawi (MANTAB), Biem Benyamin.

Pengukuhan berlangsung di auditorium Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan. Disaksikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Iwan Henry Wardana; Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR), KH Luthfi Hakim; Raja Pantun Betawi, Zahruddin Ali; Zurriat Pangeran Jayakarta; Ketua Rumpun Masyarakat Betawi, Nur Ali; Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra (Cang Yahya) dan N. Syamsuddin Ch. Haesy (Bang Sem); serta Kepala Unit Perkampungan Betawi Setu Babakan dan para tokoh seni budaya Betawi.

Biem menjelaskan, pengukuhan kepada Sandiaga Uno yang karib dipanggil Bang Sandi tersebut mengingat komitmen dan konsistensinya merawat dan mengembangkan adat istiadat dan tradisi kaum Betawi. Baik ketika menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta maupun sebagai Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif.

"Bang Sandi konsisten dan konsekuen mewujudkan komitmennya terhadap perkembangan adat istiadat dan budaya kaum Betawi," jelas Biem, yang juga Ketua Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Wilayah Jakarta.

Sandi yang beristri puteri Betawi Nur Asia dari keluarga Tokoh Betawi Haji Abdul Azis dari Cipete, Jakarta Selatan.

Bersamaan dengan pengukuhan tersebut, MANTAB juga menggelar 'obral obrol' (talkshow) dan lomba berbalas pantun, bertema "Mengembangkan Pantun Nusantara ke Dunia (mancanegara), yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Khusus Jakarta dan program wisata khas MICE to Meet You 2024.

Dalam ksesempatan tersebut, Sandi yang mengenakan salah satu jenis pakaian Betawi lengkap dengan golok jawara mengemukakan, UNESCO menetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda pada Sidang UNESCO sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Prancis, pada 17 Desember 2020, menetapkan tradisi Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda, di Paris.

Sandi yang kerap berpantun mengemukakan, sejak memangku amanah sebagai Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, itu menjadikan pantun sebagai salah salah satu kewajiban dalam rangkaian kegiatan protokoler di Kementerian-nya.

Pantun dengan beragam jenis dan formatnya mengandung pesan-pesan moral dan kebaikan dalam tata kehidupan sosial sehari-hari. Di sisi lain, pantun juga menjadi medium komunikasi yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban.

Menurut Sandi, pantun merupakan identitas atau ciri budaya masyarakat rumpun Melayu, dan sudah berkembang sangat lama sebagai bagian dari budaya Melayu.

Akan halnya Iwan mengemukakan, pelestarian dan pengembangan adat tradisi dan budaya, tanpa kecuali pantun di dalamnya merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan terus menerus. Termasuk dalam menyeimbangkan keterampilan dan kearifan masyarakat.

"Pengembangan kebudayaan sangat penting untuk membentuk suatu masyarakat yang selain harus cerdas, juga harus berbudi, berakhlak," cetus Iwan.

Dalam acara 'obral obrol' tentang pantun nusantara, para pembicara (Bang Sem, Kyai Luthfi, Zahrudin Ali, Nur Ali) mengungkap ragam, ciri khas, dimensi nilai dan norma dalam pantun. Termasuk fungsi pantun dalam mencapai titik temu dalam musyawarah.

Bang Sem mengemukakan keragaman pantun di lingkungan masyarakat Indonesia dengan beragam istilah, seperti parikan, paparikan, sisindiran, dan lain-lain. Pemantun dan pelawak adalah orang-orang yang tangkas dan cerdas.

KH Luthfi mengungkap bagaimana pantun menjadi telangkai dalam bermusyawarah untuk menyelesaikan suatu perbedaan di lingkungan masyarakat. Termasuk dimensi pantun yang berubah fungsi menjadi jampi dan dipergunakan oleh masyarakat tradisi. Kata Kyai Luthfi, bila pemantun dan pelawak mencerminkan kecerdasan, kyai dan ulama merupakan orang-orang hebat dan bijak.

Raja Pantun Betawi Zahrudin mengemukakan, bnerbagai upaya dilakukan untuk merawat dan mengembangkan pantun. Termasuk bagaimana pantun memberikan artikulasi dan makna hakiki dalam beragam jenis seni dan budaya lain. Khasnya di Betawi, seperti Palang Pintu, Orkes Melayu, dan ritual adat. Dalam konteks itulah, menurut Nur Ali, pantun mesti dirawat melalui sosialisasi di kalangan masyarakat, khususnya generasi millenial.

Pada kesempatan tersebut, mengemuka gagasan Biem Benyamin, Zahrudin Ali dan Nur Ali membangun Kampung Pantun yang disiapkan sebagai destinasi wisata di Jakarta, kelak. Biem, salah seorang putra seniman - budayawan Betawi Benyamin Sueb, berharap gagasan tersebut dapat segera mewujud.

"Kami berharap dukungan dari Bang Sandi dan Bang Iwan, sehingga kelak akan memacu dan memicu pengembangan dan penguatan ekonomi budaya," jelas Biem. Kegiatan tersebut digelar oleh Majelis Adat dan Budaya Betawi dan Raja Pantun Official yang ditelangkai oleh Fifi Muntaco puteri sastrawan Betawi Alm Firman Muntaco, didukung Kementerian Pariwsata dan Ekonomi Kreatif RI dan Dinas Kebudayaan DK Jakarta. | delanova

Editor : delanova
 
Sainstek
25 Okt 24, 10:37 WIB | Dilihat : 497
Maung Garuda Limousine yang Membanggakan
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 2240
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 2479
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 2718
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
Selanjutnya
Humaniora
31 Des 24, 09:17 WIB | Dilihat : 330
Berjarak dengan Bimbit
25 Des 24, 02:45 WIB | Dilihat : 164
Christmas Carol di Jakarta
22 Des 24, 11:13 WIB | Dilihat : 594
FORHATI Peduli Pengembangan Generasi Emas
05 Des 24, 05:29 WIB | Dilihat : 566
Efek Bangkong Dikongkorong Kujang
Selanjutnya