Akal Cingkrang Indonesia

| dilihat 1889

MENDEKATI akhir tahun 2013 banyak yang aneh-aneh di negeri ini. Indonesia tiba-tiba menjadi jagad cingkrang di musim kemarau.

Simaklah berita tentang Ervina, ibu tiri biadab yang menyiksa anak tirinya, Aditya – bocah delapan tahun, di Kampar – Riau, sampai perilaku pamberang Marianus Sae, Bupati Ngada yang memblokir Bandara Turelelo Soa di Nusa Tenggara Timur.

Alasan mereka melakukan tindakan aneh-aneh juga aneh. Ervina mengaku menyiksa anak tirinya lantaran sang bocah bangor tak ketulungan. Karenanya, enteng saja dia bilang, sang bocah bisa dia bunuh kapan saja di rumah kalau dia mau. Akan halnya alasan Marianus, dia merasa disepelekan oleh petugas Merpati di Kupang yang tak memberinya seat untuk pulang ke Bajawa, ibukota Ngada. Padahal sebagai Bupati dia kudu ada di sidang DPRD Ngada yang mengesahkan APBD.

Alasan Ervina mengada-ada dan membuat kita sebal tak alang kepalang. Mustinya, sejak menikah dengan Surya, ayah kandung Adit, Ervina sudah sadar benar akan menjadi ibu tiri bocah berusia delapan tahun. Dalam usia sebegitu dan korban perceraian, tentu Adit sangat mungkin bertingkah aneh. Cenderung ‘bangor toloheor.’

Bila Ervina tak sanggup mendidik, mustinya dia sudah ngomong dengan Surya keengganannya menerima realitas, bahwa sang suami pujaan hati membawa ‘buntut’ yang cenderung bangor. Hal itu tak dilakukan oleh Ervina.

Dalam kasus pemblokiran Bandara lantaran tak mendapat tiket Merpati, alasan yang dikemukakan Marianus pun tak masuk akal. Sebagai seorang Bupati, di daerah, ia punya petugas protokol dan ajudan yang bisa mengurus perjalanan pulang pergi. Tentu, bila agendanya jelas dan tepat waktu.

Agenda sidang DPRD pasti sudah dia terima dan sudah diketahuinya jauh-jauh hari. Artinya, bila kepergiannya ke Kupang merupakan perjalanan dinas, tentu sudah bisa dikelola pengorganisasiannya sebelum dia berangkat meninggalkan Bajawa.

Pekan lalu, sehari sebelum kejadian, saya berada di Kupang untuk berkunjung ke Kabupaten Alor. Penerbangan Merpati dari Kupang ke Bandara Mali – Alor, sama dengan penerbangan ke Bandara Turelelo Soa. Rata-rata perhari hanya satu kali penerbangan, pulang pergi.

Karena menjelang Natal banyak penumpang yang kudu dilayani Merpati. Jadi, sejak dua pekan segala tetek bengek urusan penerbangan dari Jakarta ke Kupang via Denpasar dan Kupang – Mali pulang-pergi sudah diurus. Agenda menjadi sangat padat dan melelahkan. Ya.., apa boleh buat. Pihak Merpati sejak jauh hari sudah mengingatkan tidak bisa go show.

Sebagai petinggi daerah bertajuk Bupati, mustinya Marianus paham dan tidak menggampangkan masalah. Artinya, petugas protokol dan ajudan musti jauh-jauh hari menyiapkan perjalanannya. Lain soal, bila dia memang senang go show untuk pergi dan pulang ke Bajawa.

Tindakan Ervina di satu sisi dan Marianus di sisi lain, terjadi lantaran otak yang cingkrang dalam bersikap terhadap sesuatu hal yang tak menyenangkan dirinya. Karena cingkrang, maka terabaikanlah logika normal. Pendek akal, kata kiasan : tiba masa, tiba akal.

Mereka yang berakal cingkrang akan mudah menggunakan otoritas untuk membayar kekesalan dan kemarahan, yang mungkin ditimbulkan oleh kealpaan sendiri. Ervina menggunakan otoritasnya sebagai ibu tiri dan kontan mendera Adit, dan kemudian berfikir membuang bocah delapan tahun itu di kebun sawit supaya diambil orang. Marianus, mengerahkan satpol BB untuk menduduki bandara Turelelo Soa, sehingga 54 penumpang Merpati yang hendak mendarat di sana, kudu kembali ke Kupang.

Saya tak punya istilah lain untuk menyebut perilaku Ervina dan Marianus dalam dua kasus yang berbeda. Saya hanya menduga, boleh jadi, perilaku keduanya, merupakan cermin akal cingkrang Indonesia. Duh !!! |

 

Editor : N Syamsuddin Ch. Haesy
 
Lingkungan
20 Apr 25, 01:35 WIB | Dilihat : 212
Tanah Negeri Pahang Dibalak Pekebun Durian
13 Apr 25, 08:03 WIB | Dilihat : 394
Child Marriage Potret Pernikahan Dini di Pesisir Jakarta
09 Jan 25, 20:57 WIB | Dilihat : 1492
Petaka Kebakaran Terburuk Landa Los Angeles
22 Des 24, 16:25 WIB | Dilihat : 1057
Awan dan Fenomena Alam
Selanjutnya
Energi & Tambang