Babymetal Menghilangkan Keangkeran Musik Metal

| dilihat 3619

AKARPADINEWS.COM | TERDENGAR riuh suara penonton. Mereka tak lagi sabar menunggu. Antusiasme massa itu akhirnya meledak ketika tiga gadis remaja beraksi di atas panggung, dengan meliuk-liuk tubuhnya. Suzuka Nakamoto, Moa Kikuchi, dan Yui Mizuno, menari nan apik, seirama dengan hentakan musik. 

Adrenalin penonton makin terbakar tatkala mendengar gemuruh musik heavy metal. Babymetal, idol group itu berhasil membius ribuan penonton untuk bernyanyi bersama di panggung Reading Festival, Inggris akhir bulan lalu. Walaupun banyak penonton tidak tahu tentang lagu-lagu Babymetal lantaran berbahasa Jepang, tapi mayoritas penonton mengangguk-anggukan kepala dan mengangkat tangan mengikuti kecepatan ritme musik.  

Sayang, keriuhan konser metal itu tidak dapat dirasakan oleh metalhead (sebutan penggemar musik metal) di tanah air. Pasalnya, setelah digaungkan akan konser di Bali, pihak Babymetal baru-baru ini justru membantah kabar itu. Metalhead Indonesia pada gigit jari. Mereka hanya bisa menikmati konser Babymetal melalui video di Youtube.

Di Indonesia, semenjak kemunculan idol group JKT48, kini telinga pendengar musik tanah air diriuhkan oleh musik dari idol group lainnya. Babymetal adalah satu-satunya idol group beraliran Heavy Metal paling fenomenal di dunia saat ini. Mereka memperkenalkan terobosan baru di lingkup musik metal dengan single “Doki Doki Morning.”

Single itu dirilis di Youtube pada Oktober 2011 lalu, setahun setelah mereka sering tampil dari panggung ke panggung. Aksi mereka memunculkan respon, meski awalnya tak sedikit pencinta musik rock yang kaget ketika mendengar bernyanyi dan beraksi. Mereka umumnya menyimak inovasi Babymetal yang menggabungkan konsep idol group yang imut, dengan cadasnya musik heavy metal.

Beragam komentar pun bermunculan terkait inovasi Babymetal yang berinovasi rada nyeleneh untuk pertama kalinya di dunia maya. Video Babymetal yang dirilis di Youtube itu berhasil memancing lebih dari 33 juta orang untuk menonton.

Babymetal mulai mengelaborasi "keimutannya" ke musik beraliran keras dengan merilis CD, Babymetal x Kiba of Akiba melalui label indie Toy’s Factory pada Maret 2012. Album indie itu dinobatkan menjadi peringkat tiga di chart indie, Mingguan Oricon dan Tower Records Shibuya. Empat bulan kemudian, Babymetal meluncurkan single berjudul Head Bangya!! Dan, single itulah yang mengantarkan Babymetal  pada Agustus tahun lalu menuju panggung konser Festival Summer Sonic, festival musik rock terbesar di Jepang.

Babymetal pun tak sekadar menggebrak Jepang. Mereka mulai merambah ke belantika musik internasional setelah merilis single: Ijime, Dame, Zettai dan Megitsune. Sampai-sampai, saat mengisi Summer Sonic tahun 2013, grup rock terkemuka, Metallica, dikabarkan turut menonton aksi Babymetal.

Tak hanya itu, Babymetal pun meramaikan festival Rock Loud Fest pada Oktober 2013 dan Sonisphere Festival di Inggris serta menjadi grup utama yang menggebrak panggung bersama Deftones, Carcass, hingga Iron Maiden.

Tahun 2014, bendera Babymetal makin berkibar dengan meluncurkan album perdana Babymetal yang terjual hingga mencapai 37.463 copy dan menempati peringkat keempat di tangga lagu Oricon dan peringkat ketiga di Billboard Jepang. Bahkan, album ini juga berada di posisi teratas iTunes Metal Chart di Amerika Serikat, Britania Raya, dan Jerman. Ini adalah pencapaian puncak musisi Jepang untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Kemudian, seperti dilansir majalah musik metal Blabbermouth, setelah memutuskan bergabung dengan RAL/Sony Music Entertainment Amerika dan merilis self-titled album perdananya, Babymetal merilis album lain di beberapa negara Eropa lainnya. Album ini dirilis di Jerman, Swedia, Finlandia, dan Spanyol.

Setelah album itu sukses di negara asalnya, Jepang, dan negara-negara Eropa, Babymetal berkeliling dunia. Mereka juga berbagi panggung bersama dengan pentolan-pentolan grup cadas lainnya, seperti Metallica, Napalm Death, hingga Iron Maiden. Konser Babymetal di Eropa dan Amerika Utara memang selalu menyedot minat para pencinta musik, baik yang maniak musik rock, atau mereka yang sekadar ingin tahu aksi-aksi Babymetal di atas panggung.

Respon khalayak yang begitu luar biasa itu pun tak disia-siakan Babymetal. Tahun depan, Babymetal berencana menggelar konser di Wembley Arena, Inggris. Tiketnya mulai dijual dari sekarang.

Babymetal mampu membetot perhatian publik lantaran mampu hadir dengan terobosan yang baru. Inilah kali pertama, musik metal yang bertempo cepat dan gahar itu dinyanyikan vokal dan penampilan imut ala girlband. Hasilnya fantatis karena berhasil memadukan musik sangar dan vokal dan aksi panggung gadis cantik. Wajah Suzuka Nakamoto, Moa Kikuchi, serta Yui Mizuno juga menggemaskan dan lucu. Mereka pun piawai meliak-liukan tubuh dengan koreografi dance ala idol group.

Ditambah lagi, tata panggung, cahaya, audio, maupun visual, melengkapi suguhan musik yang megah. Di atas panggung, mereka pun mampu tampil dengan kompak, terorganisir, dan saling mengisi. Su Metal (Suzuka Nakamoto) menjadi penyanyi utama, sedangkan Moa Metal (Mao Kikuchi) dan Yui Metal (Yui Mizuno) lebih berperan sebagai dancer dan backing vocal. Tarian yang mereka suguhkan seirama dengan beat cepat ala musik metal. Mereka begitu agresif, lincah, dan bersemangat. Ditambah lagi, mereka selalu identik dengan gaya berpakaian gothic ala film-film anime Jepang yang lucu.

Namun, di balik eforia tersebut, sebenarnya Babymetal tidak lahir dari kreativitas seni yang orisinil dari mereka sendiri. Mereka juga bukan penyembah musik metal yang cadas dan sarat dengan kegarangan. Su, Moa, dan Yui adalah sekelompok gadis remaja yang tidak menyukai musik metal.

Mereka dimanfaatkan sebuah agen pencari bakat bernama Amuse untuk membentuk klub musik heavy metal. Dalam sesi wawancaranya kepada BBC tahun 2014 lalu, Su Metal mengungkapkan, "Saya, tadinya tidak tahu apa itu metal.” Ia mengaku awalnya tidak pernah mendengarkan musik metal.

“Ketika mereka memberi tahu bahwa kami akan memainkan musik Babymetal, saya mendengarkan musiknya yang diwarnai tabuhan drum keras. Saya merasa kaget,” ujar Su Metal. Suzuka Nakamoto (Su Metal) 17 tahun, Moa Kikuchi (Moa Metal) 16 tahun dan Yui Mizuno (Yui Metal) 16 tahun adalah remaja polos yang dibentuk oleh agen musik untuk menghasilkan keuntungan besar. Mereka terlihat pandai menyanyi dan memiliki kemampuan dance yang enerjik.

Tapi, mereka bernyanyi tidak dengan jiwanya. Mereka hanya membangun branding yang dibentuk manajemen, seolah mereka musisi metal sejati. Musik Babymetal adalah musik hasil produksi. Padahal, musik metal sejatinya perlu dialami dan dimainkan dengan perasaan, bukan sekadar mendongkrak citra semata.

Mungkin, para metalhead menganggap musik metal ala Babymetal bukan musik metal yang sesungguhnya. Tapi, musik pop yang dinyanyikan dengan gembira dengan intensitas rhythym guitar yang tinggi. Aksi panggung pun terlalu kekanak-kanakan, tidak mencerminkan maskulinitas dari musik metal. Babymetal mengakui kritik itu. Namun, mereka ingin hadir dengan cara unik dan memberikan warna baru dalam musik metal.

Kritik juga disampaikan Sputnik Music. Mereka menilai, kehadiran Babymetal tidak lebih dari sebuah “fad” (mode). “Muncul sekali dan langsung naik sangat tinggi, namun akan tenggelam menuju ketiadaan setelah sekian lama,” seperti tertulis di web Sputnik Music.

Babymetal menurut Sputnik Music, tidak berhasil memadukan musik metal dan konsep idol group. Tapi, justru membuat musik metal tak lebih dari sebuah gimmick panggung yang didominasi oleh tiga perempuan muda dengan suara datar. Dan, orientasi Babymetal pun lebih pada kepentingan pasar, sementara musisi rock memiliki idealisme, menganggungkan karya seninya, tidak terlalu berorientasi pada pasar. Penampilan yang cenderung dirakayasa itu diyakini tidak akan abadi.

Babymetal rada mirip dengan JKT48 atau idol group lainnya. Selain menjual musik, manajemen juga menjual franchise-nya. Franchise itu bisa berbentuk brand, seperti merchandise masing-masing personel yang eksklusif jika membeli CD asli mereka. Semua itu berorientasi pada bisnis, di luar ranah musik mereka sendiri.

Seperti yang dilakukan oleh idol group JKT48. Di balik ketenaran mereka sebagai grup musik populer yang digilai remaja di Indonesia, sebenarnya, manajemen mereka justru mendapatkan nilai komersial tinggi di luar penjualan musiknya. JKT48 terbentuk dari merger bisnis antara agensi di Indonesia dengan manajemen AKB48 di Jepang. JKT48 mengaplikasikan pola bisnis AKB48 yang telah paten di Jepang.

Manajemen JKT48 tidak hanya menjual CD musik. Tapi, menyuguhkan bonus untuk para fans. Namun, JKT48 mendulang keuntungan dari bisnis lain. Ada tiket handshake, hanya untuk sekadar bersalaman dan ngobrol selama dua sampai tiga menit pada sekali sesi. Fans harus membayar tiket handshake ini sebesar Rp150 ribu.

Terlepas dari kritik tersebut, kehadiran Babymetal perlu diapresiasi karena kembali mendongkrak musik metal yang sempat tenggelam beberapa tahun ini. Fenomena Babymetal menunjukan jika sebuah karya akan mendapatkan respon khalayak tatkala berhasil menyuguhkan terobosan baru yang unik dan menarik. Kehadiran Babymetal juga mengikis kesan angker musik metal dan seringkali diwarnai tindakan anarkis para fans tatkala konser digelar.

Sementara konser Babymetal terkesan tertib tatkala ingin menghadiri konser musik metal. Di konser Babymetal, tak terlihat lemparan botol berisi urine, batu, atau lainnya. Tidak terlihat pula tubuh penonton yang diangkat dan diarak. Semua penonton hanya fokus menikmati atraksi Babymetal di atas panggung. Dengan kehadiran Babymetal, setidaknya menyadarkan para metalhead jika musik metal tidak selamanya garang dan cadas. Dengan memunculkan citra yang "lebih lembut" maka musik metal akan makin bisa diterima khalayak luas.

Adhimas Faisal

Editor : M. Yamin Panca Setia