Peraih Nobel Fisika 2015

Membuka Jalan Pengungkapan Tabir Semesta

| dilihat 2026

AKARPADINEWS.COM | NOBEL Fisika 2015 diraih peneliti asal Jepang dan Kanada yang menemukan partikel subatom rumit yang disebut dengan neutrinos memiliki massa. Penelitian atas partikel subatom tersebut kiranya membuka jalan bagi ilmu pengetahuan untuk mengetahui sifat dasar alam semesta.

Neutrino adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik paling berlimpah kedua setelah foton. Partikel tersebut membawa cahaya berjumlah triliunan yang mengalir dalam tubuh manusia. Akan tetapi, penelitian selama ini belum mampu menentukan bagaimana sifat dasar dari partikel tersebut.

Adalah Takaaki Kajita dan Arthur B MacDonald yang berhasil menemukan fenomena parikel Neutrinos memiliki massa. Kedua peneliti itu menemukan massa dalam partikel neutrino dengan metode yang disebut Neutrino Oscillation. Penelitian tersebut merupakan temuan besar karena penemuan itu memutar balik cara berpikir ilmiah fisika dan memiliki potensi sebagai cara untuk memahami sejarah dan kemungkinan ke depan terkait dengan kosmos.

“Penemuan ini yang akan mengubah cara pandang keilmuan fisika selama ini, oleh karena itu penemuan ini merupakan penemuan besar,” ujar Barbro Asman, anggota komite Nobel dan Profesor bidang ilmu fisika Universitas Stockholm, dilansir dari Reuters, Selasa (6/10). Dalam pemberian penghargaan Nobel, Royal Swedish Academy of Sciences yang diwakili oleh Goran K. Hansson, mengatakan, penemuan kedua peneliti tersebut telah mengubah cara pandang fisika yang terdalam perihal sebuah materi. “Ini dapat menjadi pembuktian penting tentang cara pandang kita terhadap semesta,” ungkapnya.

Selama bertahun-tahun, teka-teki persoalan neutrinos belum banyak terungkap. Teka-teki perihal partikel ini di Bumi baru terungkap hanya dua pertiga lebih sedikit dari temuan yang dilakukan Kajita dan MacDonald. Temuan sebelumnya itu hanya berbasis pada banyaknya materi kosmos yang membanjiri bumi berasal dari matahari, bintang-bintang lainnya, dan sisa dari ledakan penciptaan atau Big Bang yang diyakini sebagai awal alam semesta.

Untuk menemukan teori ini, Kajita dan MacDonald, telah melakukan beragam eksperimen selama bertahun-tahun. Dari hasil eksperimen yang dilakukan keduanya maka ditemukan bahwa partikel neutrino yang selama ini disimpulkan bersifat statis telah mengalami perubahan identitas atau “rasa”. Atas perubahan itu disimpulkan bahwa partikel neutrino memiliki massa walau sedikit.

MacDonald mengatakan, penemuannya memberikan pemahaman baru kepada para peneliti mengenai teori awal mula semesta. Selain itu, McDonald menambahkan, dengan penemuan ini dapat menjelaskan perihal energi fusi yang menyebabkan bintang bersinar sehingga nantinya dapat menjadi sumber energi baru di bumi. “Ya, ada momen-momen eureka ketika kami melakukan penelitian, seperti ketika kami mampu melihat neutrino berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam perjalanan dari matahari ke bumi,” ujar Profesor Emeretus dari Universitas Queen di Kanada.

Mendengar dirinya mendapat penghargaan Nobel, Kajita merasa tersanjung karena kerja kerasnya membuahkan apresiasi dari kalangan ilmuwan fisika. “Ketika saya mengangkat telepon, saya merasa terkejut dapat memenangkan ini (Nobel). Ini sebuah kehormatan besar bagi saya menerimanya. Sampai sekarang, saya masih terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa,” tuturnya.

Pria yang menjadi Direktur Institut Penelitian Cahaya Kosmis di Universitas Tokyo itu juga mengatakan, penemuannya ini merupakan sebuah penemuan penting bagi dunia keilmuan fisika. Penemuannya itu membuka tabir baru perihal model standar partikel mendasar alam semesta, yang pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa partikel mendasar ialah neutrino tidak bermassa. Oleh karena itu, penemuan yang dilakukan Kajita dan MacDonald membuka gambaran buram dari penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2012.

Meskipun penemuan Kajita dan MacDonald ini telah menjadi kunci teka-teki energi kosmos, akan tetapi masih banyak bagian lainnya yang masih menjadi misteri. Misalnya, berapa jumlah tetap massa dari neutrino dan varian jenis lainnya selain yang sudah ditemukan, seperti electron-neutrinos, muon-neutrinos, dan tau-neutrinos.

Penelitian fisika yang berkaitan dengan energi kosmos memang jarang dilirik oleh para ilmuwan. Michael Turner, Direktur Institut Fisika Kosmologi Kavli di Universitas Chicago mengatakan, penelitian tentang neutrino memang jarang diminati oleh para ilmuwan dan hanya segelintir orang saja yang mau melakukan penelitian tersebut. “Kedua ilmuwan itu (Kajita dan MacDonald) adalah orang yang spesial, karena penelitian tentang neutrino hanya menarik bagi orang-orang tertentu,” ujarnya.

Ilmuwan fisika biasanya lebih meyasar penelitian pada fisikal partikel dalam akselelator partikel yang memicu peristiwa besar dalam alam semesta. Sedangkan, ilmuwan neutrino lebih menyasar pada partikel yang lebih kecil dan sulit dipahami serta dampak radiasi kosmos dan radiasi lainnya terhadap bumi dari energi kosmos.

Penghargaan Nobel untuk dunia keilmuan fisika merupakan sebuah penghargaan yang prestige bagi para fisikawan. Selain dinobatkan sebagai peraih Nobel, seorang pemenang penghargaan Nobel juga berhak mendapatkan hadiah berupa uang. Total hadiah yang diterima oleh Kajita dan MacDonald sebesar USD 962 ribu atau setara dengan 13 juta rupiah.

Selain untuk ranah keilmuan sainstek, penghargaan Nobel juga diberikan kepada tokoh atau sosok yang memperjuangkan dunia kesusastraan dan perdamaian dunia. Penghargaan ini dapat dikatakan sebagai bentuk apresiasi dunia terhadap kerja keras dan kerja ikhlas dari insan-insan berdedikasi pada dunianya. Adapun, untuk meraih penghargaan ini tidaklah mudah. Seseorang harus melahirkan karya atau berbuat sesuatu yang memiliki dampak keseluruhan untuk dunia kemanusiaan.

Untuk penemuan Kajita dan MacDonald dapat dikatakan sebagai sebuah penemuan yang memberikan kemungkinan manusia untuk lebih memahami perputaran alam semesta dengan ilmu dan teknologi. Selain itu, tidak menutup kemungkinan penemuan kedua fisikawan itu membuka jalan untuk menemukan sumber energi baru yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Energi & Tambang
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 35
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 228
Cara Iran Menempeleng Israel
14 Apr 24, 21:23 WIB | Dilihat : 245
Serangan Balasan Iran Cemaskan Warga Israel
Selanjutnya