Catatan Haédar Muhammad
Kekariban pemimpin utama Indonesia - Malaysia yang dijalin Presiden Prabowo Subianto dengan Yang di-Pertuan Agong 17 Sultan Ibrahim dan Perdana Menteri Malaysia X Anwar Ibrahim terus terpelihara. Apalagi menjelang Pertemuan Puncak ASEAN di Kuala Lumpur, Mei 2025 mendatang.
Kunjungan resmi Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi yang juga Menteri Pedesaan dan Wilayah Malaysia ke Jakarta (20-22) menandai hasrat baik Malaysia menguatkan sinergi dua hala (timbal balik) dua negara sebatih ini. Selain itu, tentu untuk memperkokoh posisi strategis ASEAN di kancah global. Tahun 2025, Malaysia mengemban amanah presidensi sebagai Ketua ASEAN.
Sinergi dan kolaborasi dua negara yang laksana 'piring dalam rak' menjadi penting, khasnya dalam 'tiga penjuru' G to G (hubungan antar pemerintah), B to B (hubungan antar pebisnis), dan P to P (hubungan antar khalayak).
Ahmad Zahid Hamidi orang yang paling pas untuk itu. Zahid tak hanya merupakan 'Putera Jawa' kelahiran Malaysia (ia lahir di Bagan datuk, Perak dari ayah berasal dari Ponorogo - Jawa Timur dan ibu berasal Gunung Kidul - Yogyakarta), dan karenanya fasih berbahasa Jawa.
Ia pun Presiden UMNO (United Malay Organization) / BN (Barisan Nasional) yang berkoalisi dengan PH (Pakatan Harapan) dalam pemerintahan perpaduan yang sedang berkuasa kini.
Tak hanya itu. Ketika terjadi friksi ambang batas wilayah laut (Ambalat) di Selat Sulawesi (2005-2007), Zahid yang kala itu menjabat sebagai Menteri di Kantor Perdana Menteri (urusan Agama Islam), bersama wartawan negara Tan Sri Johan Jaaffar dan lainnya, ditugaskan Allahyarham Tun Abdullah Ahmad Badawi - PM V menjalin hubungan dengan kalangan wartawan Indonesia (antara lain Allahyarham Tarman Azzam, Asro Kamal Rokan, Allahyarham Saiful Hadi dan lainnya).
Tujuannya, meredakan situasi. Lantaran terjadi semacam 'perang media' yang memantik 'bara dalam sekam' friksi kedua negara teus membara. Lantas lahirlah ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia) sebagai forum komunikasi wartawan kedua negara, hingga kini.
Musim Tengkujuh dan Jerebu
Sangat wajar, manakala Zahid Hamidi dalam kunjungannya kali ini amat berharap, hubungan antar khalayak dari dua negara, terjalin kian erat dan mesra. Apalagi, Presiden Prabowo secara pribadi punya hubungan historis dengan para sahabatnya yang kini memimpin Malaysia.
Zahid sendiri yakin, hubungan erat antar khalayak yang kian erat dapat berbuah manfaat politik bagi kedua negara dan akan berdampak baik dalam memelihara stabilitas di rantauan Asia Tenggara. Kelak, diharap akan berdampak baik pula dalam menghidupkan bisnis dan perdagangan yang akan berkontribusi padapertumbuhan ekonomi. Tanpa kecuali, menguatkan kembali arsitektur keuangan sebagai salah satu rancang bangun perekonomian.
Pertemuan Zahid Hamidi dengan Prabowo Subianto di Istana Negara yang lebih terasa 'gayeng bersambut,' membicarakan isu-isu global yang panas -- mulai dari komitmen bersama membantu perjuangan rakyat Palestina di Gaza sampai tarif timbal balik Trump -- dalam suasana sejuk dan riang gembira. Apalagi, keduanya pernah menjabat Menteri Pertahanan di masing-masing negara.
Tentu, dalam kunjungannya ke Jakarta kali ini, Zahid membawa juga berbagai gagasan khas, seperti kerjasama industri halal yang menjadi salah satu kepeduliannya. Maklum, Zahid mengantongi lesen sebagai bankir dari Bank Negara Malaysia dan pernah menjabat salah seorang memimpin Bank Simpanan di Malaysia. Tanpa kecuali, gagasan kerjasama pembangunan pedesaan dan wilayah perkotaan yang merupakan fungsi inti yang diembannya.
Tak diragukan juga, kunjungan Zahid ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi isyarat kehendak pemerintah Malaysia ihwal strategi dan praksis penanggulangan bencana. Maklum, Malaysia -- khasnya di wilayah semenanjung -- kerap dilanda bencana alam (banjir, tanah longsor, dan lain-lain) setiap kali terjadi musim tengkujuh (monsun).
Indonesia dan Malaysia, merupakan dua negara yang senantiasa mesti siaga terhadap bencana hidrometeorologi basah. Pun dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan, yang kerap menimbulkan persoalan. Terutama karena kebakaran selalu terjadi, kala angin berembus dari Selatan ke Utara, sehingga sering jerebu dari kebakaran hutan di Indonesia menirimkan juga 'bencana' gangguan pernafasan ke Malaysia.
Zahid tentu juga bicara dengan mitra dialognya di Indonesia ihwal kolaborasi strategis di sektor pendidikan vokasi, ketahanan pangan, pekerja migran, pun perkebunan kelapa sawit yang terus menjadi isu global.
Naluri Marketing
Pertemuan Zahid Hamidi dengan Presiden Prabowo Subianto dan para petinggi negara lainnya, Pertemuannya dengan Presiden Prabowo, tentu amat bermakna. Zahid mengatakan, “... rezeki tidak pernah salah alamat.”
Di luar agenda resmi, di laman Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Selasa (22/4/25), bersama Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Zahid juga mengibarkan bendera tanda dimulainya ASEAN Unity Drive (AUD) 2025, yang merupakan upaya Malaysia sebagai pengemban Keketuaan ASEAN tahun ini dalam memajukan transportasi hijau dan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Ia menyebut, AUD merupakan inisiatif bersejarah yang mencerminkan komitmen Malaysia dalam membangun integrasi regional, mendorong mobilitas berkelanjutan, dan memajukan inovasi di seantero Asia Tenggara.
Para peserta AUD ASEAN 2025 akan menjelajahi perjalanan darat sejauh 9.000 km melintasi sembilan negara ASEAN. Dari Jakarta, peserta jelajah ASEAN ini akan melanjutkan perjalanannya ke Bandar Seri Begawan di Brunei Darussalam serta bertemu dengan pemangku kepentingan dan komunitas di seantero ASEAN.
Lagi, hal ini juga merupakan penegasan pentingnya hubungan antara masyarakat serta penguatan aspirasi bersama untuk pembangunan inklusif. Sekaligus menunjukkan hasrat bersama negara-negara ASEAN dalam mengintegrasikan keberlanjutan, inovasi, dan kerja sama kawasan dalam pengembangan masa depan mobilitas ramah lingkungan.
Naluri marketing Zahid berjalan. Ia katakan, konvoi transportasi ramah lingkungan yang dipimpin oleh Proton eMAS 7 produksi sendiri, itu menunjukkan komitmen negaranya dalam memimpin kampanye berkendara secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Zahid pun menambahkan, AUD 2025 merupakan inisiatif Institut Otomotif, Robotika, dan IoT Malaysia (MARii) di bawah Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI) Malaysia yang didukung oleh pabrikan otomotif nasional Proton. Aha ! |