NUSADUA, AKARPADINEWS.COM. Tanding-tandingan bukanlah adab Partai Golkar yang sudah berusia 50 tahun. Adab utama Partai berlambang pohon beringin yang didirikan Tri Karya (MKGR, KOSGORO, dan SOKSI) adalah solid dan bersatu secara damai. Perseteruan yang terjadi antara Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono dengan ARB (Aburizal Bakrie) bukanlah adab Golkar yang sesungguhnya.
Ketika menyampaikan sambutan di hadapan lebih dari 2.400 pengurus Partai Golkaer dari tingkat Kabupaten/Kota (DPD II) dan Provinsi (DPD I) yang menghadiri Musyawarah nasional (Munas) IX Partai Golkar, ARB menyatakan, cara-cara destruktif yang mengarah kepada anarki, bukanlah jalan Partai Golkar.
ARB memperlihatkan salah seorang kader perempuan, anggota DPP Partai Golkar, yang lebam mata kanannya karena menjadi korban kekerasan yang terjadi pada aksi geruduk Golkar beberapa waktu lalu. Menurutnya, cara kader Partai Golkar adalah cara yang konstitusional dan bermarwah.
Di hadapan para petinggi partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) – Prabowo Subianto (Partai Gerindra), Hatta Rajasa (PAN), Sjarifoefin Hasan (P. Demokrat), Anis Matta (PKS), Jan Faridz (PPP), MS Ka’ban (PBB) dan lainnya, ARB mengapresiasi dua bakal kandidat Ketua Umum yang akan berkompetisi di Munas IX yang berlangsung di Hotel Westin – Nusa Dua Bali, itu: MS Hidayat dan Airlangga Hartarto. Meski sore harinya, MS Hidayat menyatakan mundur dari pencalonannya dan mendukung ARB maju kembali sebagai calon Ketua Umum pada Munas IX Partai Golkar itu.
Munas IX Partai Golkar yang dihadiri juga oleh Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fachri Hamzah, itu akan membahas Pertanggungjawaban ARB selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar (2009-2014), Program Kerja, Pemilihan Ketua Umum, dan Rekomendasi Politik. ARB mengimbau Agung Laksono – Priyo Budi Santoso – Agus Gumiwang Kartasasmita dan kawan-kawan yang mendekalarasikan Presidium Penyelamat Partai Golkar untuk “kembali ke jalan yang benar,” jalan konstitusional dan bertarung dalam forum Munas IX itu. Tapi, Agung Laksono yang berada di Bali, tapi tak hadir di Munas IX itu, kadung menganggap Munas IX yang digelar DPP Partai Golkar, justru melanggar konstitusi partai.
ARB juga memuji sikap Prof. Dr. Muladi (Ketua Mahkamah Partai Golkar) dan Dr. Ir. Akbar Tandjung (Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar) yang tetap menjaga perjalanan Partai Golkar di jalur konstitusi.
ARB yang membuka Munas IX Partai Golkar dengan memukul gong diikuti pemukulan tetabuhan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, Ketua Penyelenggara Munas Theo L. Sambuaga, disaksikan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika itu berjalan lancar. Munas yang dibuka pada Minggu (30/11) itu diagendakan berlangsung sampai 4 Desember 2014 mendatang.
Terkait dengan Agung Laksono dan Priyo yang menjadi ‘lawan politik’-nya, ARB mengatakan, dirinya tak kuasa memberikan apa yang diminta oleh kedua tokoh itu. ARB tak bisa mengikuti desakan untuk menabrak konstitusi partai. Maksudnya, ARB tak mungkin menyelenggarakan Munas IX berdasarkan Rapat Pleno DPP, karena Rapimnas di Yogya sudah menetapkan penyelenggaraan pada bulan November – Desember 2014.
ARB juga menyatakan, "Mari kita saling memaafkan, berpegangan tangan dan berjuang bersama membangun partai ini. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh." Selebihnya, ia meminta seluruh kader Partai Golkar mampu berpolitik secara dewasa. Menurutnya, Golkar harus menjadi contoh bagi partai lain yang berpolitik sehat, bukan sekadar perebutan kursi ketua umum. Sekaligus bertarung gagasan dan ide yang konstruktif, bukan bertarung dengan cara destruktif. | delanova