Kesehatan

Hipertensi Banyak Ditemui di Negara Berkembang

| dilihat 2258
Foto:IST
 
AKARPADINEWS.Com- Tekanan darah tinggi atau hipertensi  tak lagi menjadi isu kesehatan serius di negara-negara Barat saja tapi juga di negara berkembang karena menimbulkan dampak pada setiap lapisan masyarakat , kaya dan miskin, di kota dan desa. 
 
Penelitian tentang Kesehatan Orang Dewasa dan Lansia yang dilakukan Organisasi Kesehatan Sedunia WHO mengumpulkan informasi tentang tekanan darah pada lebih dari 35 ribu orang di enam negara berpendapatan rendah dan menengah, yaitu di Afrika Selatan, Cina, Ghana, India, Meksiko dan Rusia.
Afrika Selatan memiliki tingkat hipertensi tertinggi di dunia yaitu 78 persen pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Hanya 1 dari 10 penderita yang memperoleh perawatan yang layak atas kondisinya itu.
Tim peneliti dari Kelompok Penasehat Ahli Strategis WHO, Strategic Advisory Group of Experts atau SAGE mendapati tekanan darah tinggi pada hampir 72 persen orang dewasa yang mereka survei di Federasi Rusia. Ditemui bahwa  pengidap tekanan darah tinggi lebih rendah, tetapi masih tetap tinggi, terdapat di beberapa negara lain, yaitu 58 persen di Meksiko, 57 persen di Ghana, 53 persen di Cina dan 32 persen di India. Menurut survei tersebut lebih banyak perempuan yang mengidap tekanan darah tinggi dibanding laki-laki.
Shah Ebrahim dari London School of Hygiene and Tropical Medicine dilansir  Voa mengatakan, sebagaimana yang terjadi di Barat, tekanan darah tinggi telah menjadi hal biasa di negara-negara berkembang.
“Ada tren yang barangkali sudah kita ketahui selama 30 atau 40 tahun, tetapi sangat sedikit data pasti untuk benar-benar memeriksa secara eksklusif dan objektif apa yang terjadi,” ujar Ebrahim.
Ebrahim mengatakan peningkatan hipertensi di negara-negara berkembang sebagian besar karena kadar garam yang tinggi dalam makanan, obesitas dan konsumsi alkohol oleh kaum laki-laki.
Ebrahim menambahkan mayoritas orang di negara-negara yang diambil contohnya tidak terdiagnosa dan tidak dirawat. Tanpa perawatan medis, ujar Ebrahim, dampak tekanan darah tinggi bisa sangat merugikan keluarga. Padahal, tambahnya, obat-obatan untuk mengontrol kondisi ini tidak mahal.
“Obat-obatan yang paling mahal tersedia luas di negara-negara miskin. Dan layanan kesehatan dengan dokter-dokter swasta cenderung mempromosikan obat-obatan yang sangat mahal,padahal obat-obatan yang jauh lebih murah sama efektifnya,” ujarnya.
Studi yang didanai oleh US National Institute on Aging ini diterbitkan di International Journal of Epidemiology. Sebuah editorial yang menyertai terbitan ini membandingkan jangkauan luas hipertensi dengan HIV dan mengatakan kedua penyakit ini sama-sama mematikan tetapi mudah didiagnosa dan dirawat. Padapenelitian sebelumnya, hipertensi juga menyebabkan serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Para pakar mengatakan, tahun lalu hipertensi menjadi penyebab 45 persen kematian akibat serangan jantung dan 51 persen kematian akibat stroke di seluruh dunia.
 
Editor : Nur Baety Rofiq
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 823
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1089
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1342
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1483
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya