Adzan Maghrib kumandang di Aula St George, ruang pembelajaran Istana Windsor, Ahad (3/3/25 waktu Inggris Raya). Panggilan salat yang sekaligus menandai momen berbuka puasa (ibadah shaum) itu kumandang lirih dari balkon aula yang megah itu.
Kumandang adzan itu menandai saat paling bersejarah bagi umat Islam di Inggris Raya dan mengejutkan berbagai kalangan.
Aula St George yang biasa menjadi tempat Raja/Ratu Inggris menerima tamu-tamu istimewa negara (para Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan negara sahabat), saat itu dipadati lebih dari 360 umat islam yang datang untuk berbuka puasa.
Istana Windsor merupakan istana kerajaan bersejarah tertua dan terbesar (yang dihuni ) di dunia. Dibangun pada abad ke 11 oleh William Sang Penakluk, dan selama ini telah menjadi kediaman resmi bagi 40 raja dan ratu.
Istana Windsor yang mengabadikan arsitektur selama hampir satu millenium tersebut, terletak di daerah Inggris Berkshire, sekitar 25 mil sebelah barat pusat kota London.
Ratu Elizabeth II memilih Istana Windsor sebagai tempat tinggalnya dan kini dilanjutkan oleh puteranya, Raja Charles III.
Di istana yang bersejarah itulah, pada waktu maghrib itu do'a berbuka puasa dan kurma disantap dalam suasana khas, sebelum santapan berbuka disajikan dan dinikmati menawar lapar dan dahaga.
Kenangan Tak Terlupakan Seumur Hidup
Seorang muslimah mengungkapkan perasaannya kepada BBC. "Kami tidak pernah menyangka akan berada di sini untuk berbuka puasa. Kami telah menempuh perjalanan panjang," katanya.
"Keluarga Kerajaan sangat baik hati karena membuka rumah mereka untuk kami," ungkap yang lain
Berbuka puasa di Istana Windsor merupakan kenangan tak terlupakan seumur hidup bagi umat islam yang hadir kala itu.
Seorang mahasiswi muslim yang menikmati momentum bersejarah tersebut mengemukakan, "Saya belajar sejarah di universitas, jadi berbuka berpuasa di Istana Windsor sungguh tak pernah saya bayangkan akan saya alami." kata muslimah lainnya.
Ia menyatakan, menghadirkan pertemuan identitas Muslim dengan pengetahuan sejarah yang dia alami itu sungguh merupakan pemenuhan hak istimewa.
Jama'ah lainnya berkata, "Saya belum pernah ke Istana Windsor sebelumnya, jadi ini adalah pengalaman yang luar biasa. Pertama kali berada di sini dan melakukannya dengan cara Islami - luar biasa."
Simon Maples, direktur operasi pengunjung di Istana Windsor, mengatakan Raja Charles III selama bertahun-tahun telah "memperjuangkan keberagaman agama dan mendorong percakapan antaragama."
Raja Charles III "mendukung" acara berbuka puasa umat Islam di dalam Istana Windsor, tersebut. Sekaligus menandai, pertama kalinya Kerajaan Inggris membuka pintu dan aula istananya untuk umat Islam setelah 1.000 tahun Istana itu berdiri.
Buka Bersama di Seluruh Inggris Raya
Acara khas buka puasa bersama (iftar jama'i) tersebut diselenggarakan oleh The Ramadan Tent Project (RTP), sebuah badan amal Inggris yang berpusat di London, dengan dukungan Royal Collection Trust.
Omar Salha, pendiri dan pemimpin RTP mengemukakan, "Raja (Charles III) merupakan duta yang luar biasa untuk tujuan ini dan berkomitmen pada kohesi komunitas."
"Kami sangat berterima kasih atas dukungannya terhadap komunitas Muslim Inggris," tambah Omar.
Iftar jama'i atau buka puasa bersama di bulan ramadan selama ini digelar RTP di seluruh Inggris Raya (tanpa kecuali Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara selama sebulan penuh). Terbuka untuk semua orang, tanpa memandang agama dan latar belakang.
Umat Islam di Inggris memulai bulan suci Ramadan bersamaan waktunya dengan seluruh umat Islam di dunia. Peristiwa iftar jama'i di Istana Windsor itu, segera mengingatkan beberapa jama'ah yang hadir dalam acara buka puasa itu dengan peristiwa monumental lain, kala ribuan muslim Inggris menanti keputusan awal memulai ibadah puasa.
Sejumlah ulama menyaksikan hilal dan menghitung pergerakan bulan secara ilmiah berbasis teknologi astronomi di Cambridgeshire dan Peterborough untuk menentukan waktu memulai puasa.
Inisiatif Mahasiswa Muslim
Ramadan merupakan waktu terpenting dalam kalender Islam dimana umat Muslim berpuasa dan menahan diri dari makan, minum, syahwat dan kehendak lain antara fajar dan matahari terbenam.
Umat islam menjalankan salah satu rukun agamanya ini, juga sebagai momentum merenungkan dan mengevaluasi diri, seraya memperbarui iman kepada Allah, sebagai peneguh komitmen syahadah dan penguat konsistensi salat, yang dipungkas dengan membayar zakat, infaq serta sadaqah. Tanpa kecuali melaksanakan salah Tarawih, sebagai manifestasi qiyamul layl yang menjadi aspek penting dari bulan ini.
Masjid Pusat Cambridge dan Masjid Khadijah di Peterborough merupakan dua di antara banyak masjid lain di Inggris Raya yang pertama kali menyelenggarakan iftar jama'i (buka puasa bersama) bagi jamaah muslim.
Kini, acara buka iftar jama'i yang juga disebut sebagai acara buka puasa terbuka kian populer di seluruh wilayah Inggris Raya.
RTP selanjutnya akan menggelar iftar jama'i di King's College di Cambridge, dan bersama UK Islamic Mission menggelar kegiatan bersama di Peterborough.
RTP berdiri tahun 2013, didirikan oleh sekelompok mahasiswa di SOAS University of London yang mengundang sejumlah mahasiswa muslim internasional yang tinggal sendiri di Inggris untuk bergabung dalam semangat Ramadan, melalui berbuka puasa bersama.
Merambah Aktivitas Sosial Kemanusiaan
Iftar Jama'i diselenggarakan RTP pertama kalinya adalah untuk menyediakan 'rumah' bagi para muslim perantau dari berbagai negara, sekaligus memperkuat ikatan komunitas, dan mewujudkan keindahan Islam.
Pada perkembangannya, inisiatif penyelenggaraan iftar jama'i lebih dari sekadar melayani mahasiswa, tetapi meluas, merambah aktivitas sosial kemanusiaan melayani kaum rentan, tunawisma, mereka yang membutuhkan komunitas, dan siapa pun yang ingin berbagi makanan dan sama berkomitmen menguatkan iman Islam.
Tahun 2024 lampau, RTP menyelenggarakan 29 acara Buka Puasa Terbuka yang tak terlupakan di lebih dari 12 kota di tempat-tempat ikonik, seperti di Stadion Etihad - Manchester, Aston Villa FC, V&A, Perpustakaan Inggris, Guildhall, dan banyak lagi.
Omar mengemukakan, "Kami bangga memperkenalkan inisiatif buka puasa bersama dan ibadah puasa yang menumbuhkan kesadaran akan Ramadan di tempat kerja melalui lokakarya yang menarik di berbagai organisasi terkemuka seperti Foxtons, Ogilvy, dan 22 Bishopsgate.
Kegiatan menyambut Ramadan tahun 2024 juga ditandai dengan kebangkitan klub lari Welcome Ramadan yang inspiratif, yang menjadi panggung bagi musim koneksi, refleksi, dan perayaan budaya.
Beberapa jama'ah mengungkapkan hasrat mereka mengundang Raja Charles III pada kesempatan lain untuk bergabung berbuka puasa selama bulan suci Ramadan.
"Kapan saja, kapan saja," kata mereka. "Kami akan menjalani Ramadan selama 30 hari. Beri tahu kami jika Raja sudah siap." | Iasha Eunos - Tique