Foto: Baety
AKARPADINEWS.Com - Kelompok kampanye lingkungan hidup Greenpeece menemukan bahan kimia yang bisa mengotori air dalam pakaian dan sepatu anak-anak yang dibuat oleh merek mewah. Greenpeace menginginkan merek-merek hip dan pemasoknya agar berhenti menggunakan bahan kimia berbahaya, paling lambat pada tahun 2020.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada Februari sebelum Milan Fashion Week,Greenpeace mengatakan mereka menemukan substansi berbahaya di produk-produk Dolce & Gabbana, Giorgio Armani, Versace, Hermes, Christian Dior, Louis Vuitton dan Marc Jacobs. Dan Greenpeace juga mempertanyakan reputasi mereka untuk standar yang lebih tinggi dibanding produk fashion massal.
Kelompok lingkungan Greenpeace telah aktif berkampanye menentang penggunaan polutan pada industri tekstil sejak 2011 dan menginginkan merek-merek terkenal dan pemasoknya untuk berhenti menggunakan bahan kimia yang berbahaya untuk air selambat-lambatnya pada tahun 2020.
Uni Eropa telah melarang penggunaan industrial beberapa bahan kimia ini karena prihatin beracun terhadap organisme air dan tidak bisa terurai dengan mudah, tapi tidak ada aturan tentang penjualan tekstil yang mengandung residu bahan kimia tersebut.
Dipaparkan Greenpeace , 12 dari 27 artikel yang diuji mengandung residu nonylphenol ethoxylates (NPEs), digunakan di manufaktur tesktil dan bisa terurai menjadi bahan kimia yang mengganggu hormon yang dilepaskan oleh bahan pakaian tersebut dalam proses pencucian.
Dari lima pakaian, kelompok tersebut mengatakan juga menemukan per- dan polyfluorinated chemicals (PFCs) yang digunakan agar pakaian tahan air. Lima artikel yang diuji positif mengandung phthalates, yang digunakan dalam pencetakan desain di pakaian, dan tiga artikel positif mengandung antimony, bahan yang dipakai untuk memproduksi polyester.
Bahan-bahan kimia yang diuji Greenpeace biasa digunakan dalam produksi tekstil, tapi sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh beberapa merek karena kuatir terhadap dampak polusinya.
Temuan Greenpeace ini belum dikonfirmasi oleh Kantor berita Reuters karena berusaha diredam oleh dua perusahaan yang disebutkan.
Sementara itu, Armani mengatakan produk-produknya "sangat aman bagi konsumen" karena telah memenuhi standar internasional yang lebih ketat daripada persayaratan lingkungan UE.
Armani menyatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk menghapuskan semua bahan kimia yang bisa menyebabkan kerusakan lingkungan paling lambat 2020 dan sedang dalam membicarakan hal ini dengan kelompok lingkungan hidup.
Selanjutnya, Louis Vuitton mengklaim semua produknya memenuhi standar lingkungan dan keamanan internasional, termasuk sepatu ballet anak-anak dan sneakers yang diuji Greenpeace positif mengandung PFCs. Louis Vuitton menjelaskan kedua produk tersebut mempunyai tingkat konsentrasi yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh standar internasional.
Tapi, Louis Vuitton mengatakan pihaknya juga memiliki keprihatinan yang sama dengan Greenpeace dan mengakui "sifat bahaya intrinsik" dari bahan kimia yang digunakan oleh industri tekstil dan mengatakan pihaknya bekerja keras untuk melalui standar lingkungan yang ada.
Hermes, Dolce & Gabbana, Versace, Dior dan Marc Jacobs tidak memberikan komentar, demikian Voa Indonesia.