Taman Soekasada

Keindahan Istana Air di Ujung Bali

| dilihat 2425

AKARPADINEWS.COM | BALI tak hanya memiliki pesona alam dan kaya akan budayanya. Namun, Bali juga menyimpan beragam objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Taman Ujung atau dikenal Taman Soekasada (taman peristirahatan).

Taman seluas 10 hektar ini memiliki keindahan taman air dan seperti istana terapung dengan keunikan arsitektur Bali tempo dulu yang berasimilasi dengan pengaruh arsitektur Belanda dan China. 

Taman Soekasada yang terletak di Desa Tumbu, 10 menit dari pusat kota Amlapura (Puri Karangasem), Kabupaten Karangasem, merupakan kawasan ujung paling timur Pulau Dewata. Wisatawan dapat menempuh perjalanan dua jam dari Denpasar. Pembangunan taman ini serupa dengan kisah Kaisar Mughal Shah Jahan yang mempersembahkan Taj Mahal di India untuk permaisurinya.

Taman Soekasada yang dibangun pada zaman Belanda oleh Raja Karangasem I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem merupakan hadiah untuk sang permaisuri. Raja Anak Agung Anglurah sebagai raja terakhir Karangasem dikenal sebagai pecinta seni dan arsitektur.

Raja pun memilih arsitek Belanda bernama Van Den Hentz dan arsitek Cina bernama Loto Ang, bersama seorang Undagi (arsitek adat bangunan Bali) sehingga taman peristirahatan Raja dan kelaurganya ini memiliki sentuhan kental arsitektur Belanda, China, dan Bali.

Taman Soekasada yang sumber airnya berasal dari kolam Dirah itu pun selesai dibangun pada tahun 1921 dan diresmikan tahun 1937 dengan prasasti marmer. Taman Soekasada pernah mengalami kehancuran ketika Gunung Agung meletus tahun 1963.

Pemerintah setempat tak ingin istana itu raib tanpa bekas akibat dihantam bencana. Karenanya, pemerintah merenovasi jejak kerajaan Karangasem tersebut dan membangun sesuai arsitektur aslinya. Taman Soekasada dikelilingi tembok putih menjulang tinggi yang dipahat membentuk tokoh-tokoh pewayangan.

Dan, sejak tahun 2003, Taman Soekasada dapat dikunjungi masyarakat umum. Setelah membayar tiket masuk, pengunjung langsung melewati gerbang taman dan akan menyimak hamparan kolam besar dan kawasan yang hijau.

Mengelilingi komplek taman tersebut, memberikan sensasi masa lalu karena menjadi tempat raja dan permaisuri melepas lelah. Kelebihan yang ditawarkan taman Soekasada adalah pengunjung juga dapat memasuki semua bangunan yang bercorak tradisi modern.

Terdapat bangunan utama yang disebut Balai Gili di tengah kolam dengan dua jembatan penghubung. Gaya arsitekturnya sangat memukau, seolah-olah bangunan itu mengambang di atas air. Di dalamnya terdiri empat hingga lima ruangan untuk tidur, ruang baca dan tamu, dengan foto-foto dan dekorasi asli dari keluarga kerajaan. 

Untuk mendapat sensasi pemandangan yang lebih indah dan menyeluruh, khususnya bagi fotografer, maka perlu menaiki anak tangga di sebelah barat sampai mencapai puncak berupa pilar-pilar besar yang disebut Balai Kapal.

Tempat ini kabarnya paling disukai raja untuk memantau kapal lalu yang lalu lalang di Selat Lombok, sekaligus menikmati keindahan Taman Soekasada, hamparan laut biru dan Gunung Rinjani, Lombok dari kejauhan.

Taman Soekasada menjadi wisata sejarah dan arsitektural Bali tempo dulu yang menarik untuk disambangi. Sayangnya, pengunjung Taman Soekasada terbilang sepi karena keindahannya kalah populer di banding wisata pantai. Selain letaknya yang jauh, kurangnya fasilitas, dan tidak gencarnya promosi, menjadi penyebab minimnya pengunjung.

Ratu Selvi Agnesia 

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Seni & Hiburan
16 Nov 25, 10:19 WIB | Dilihat : 424
Hazieq Rosebi Berjenaka dengan Nurlela
19 Nov 24, 08:29 WIB | Dilihat : 2601
Kanyaah Indung Bapak
20 Jul 24, 21:32 WIB | Dilihat : 2990
Voice of Baceprot Meteor dari Singajaya
Selanjutnya
Humaniora