Adzan Sembilu

| dilihat 1129

N. Syamsuddin Ch. Haesy

Adzan ini adzan sembilu, saudara. Kudengar sebelum matahari bergulir dan cahayanya menyentuh ubun-ubun.

Adzan yang dikumandangkan seorang anak, untuk ayahnya yang gugur di garda depan, membantu saudara-saudara kita para korban virus corona, menghadapi miliaran nanomonster yang menyerbu dunia, yang tanpa salam merusak kehidupan sosial insaniah kita.

Adzan ini adzan sembilu, saudara. Mengiris rasa dan nurani kita, karena terlalu sibuk menggunakan nalar untuk sekadar akal-akalan. Menggunakan nalar untuk mengabaikan nurani, rasa dan dria.

Suara adzan itu, mengendap di sukmaku, saudara. Melantunkan pedih, lara, dan pilu nan sansai. Adzan yang mengusik kesadaran untuk memahami hakikat keberadaan insaniah kita, yang hanya makhluk dhaif saja. Tiada berdaya.

Makhluk yang seringkali tak mengenali dirinya sebagai makhluk, makhluk yang abai menempatkan dirinya sebagai insan, makhluk yang seringkali pongah, congkak, legeg, lajak, sombong dan takabur, hanya lantaran menggenggam senoktah kuasa, seatom harta, yang sibuk dengan simbol-simbol dan atribusi yang terbatas ruang dan waktu.

Sebagai insan, seringkali kita alpa dan bahkan melupakan, betapa kita bukanlah sesiapa, juga bukan apa-apa. Karenanya, Allah Mahakreator memberikan kita perangkat insaniah (nalar, naluri, rasa, dan dria) untuk berfikir, menggunakan akal, merenungkan, mempelajari, dan merambah fenomena kehidupan sebagai bekal untuk selalu mengingat-Nya dan mengingat, siapa diri kita sesungguhnya.

Perangkat hidup supaya kita tak lagi hanya cangkang tanpa isi.

Perangkat hidup yang memungkinkan kita menyadari eksistensi kita bukan hanya properti di tengah fenomena kehidupan yang suka mencumbui masalah dan menjadi bagian dari masalah. Melainkan insan yang mau dan mampu menggunakan seluruh perangkat yang diberikan Allah untuk menjadi insan mulia. Insan yang sadar menjaga diri dan keluarga dari petaka kehidupan di dunia dan akhirat.

Adzan itu adzan sembilu, saudara. Adzan yang mengiris-iris kecongkakan yang dialirkan iblis dengan cara yang teramat halus. Adzan yang mengusik kesadaran kita untuk selalu bercermin diri, menemukan hakikah insaniah kita untuk menjadi insan mulia menebar seluruh kebaikan yang dialirkan Allah dan diajarkan oleh para rasul-Nya.

Adzan itu adzan sembilu, saudara. Adzan yang mengiris-iris kebebalan dan kepongahan. Adzan yang menghidupkan renjana, hingga simpati dan empati insaniah tumbuh subur di ladang kehidupan. Lalu bertumbuh menjadi kesadaran tuk menghargai dan respek sesama. Adzan yang mengirimkan kesadaran cinta bagi insan sesama, alam semesta, dan cinta kepada Allah, Mahadaya cinta sejati.

Adzan itu adzan sembilu saudara. Adzan yang mengelupaskan kerak-kerak kealpaan yang melekat di jangat insaniah kita. Adzan yang memanggil insan yang masih bernafas dan mampu menghirup udara segar, tuk kembali pulang ke dalam rumah batinnya. Rumah yang menyediakan keadaban dan kemanusiaan. Rumah yang menyediakan cermin kesadaran hidup, bahwa kita harus mengulang proses laksana kepompong, yang berproses menjadi kupu dengan segala keindahannya.

Adzan itu adzan sembilu saudara. Adzan yang mengetuk kesadaran insaniah kita untuk senantiasa melangkah ke jalan keselamatan, ke jalan keimanan, ke jalan kebajikan, ke jalan hening tuk mencapai cahaya-Nya, yang tersedia di balik gerbang husnul khatimah.

Adzan itu adzan sembilu, saudara. Adzan sunyi. Adzan hening. Adzan yang memandu kita merasakan pedih dalam lirih, merasakan masai dalam sansai, merasakan luka dalam duka, merasakan gelap dalam senyap, merasakan sedu dalam rindu, merasakan sedan di lemah badan, merasakan pening kala terbanting.

Adzan itu adzan sembilu, saudara. Adzan yang mengalir dan mengendap di relung sukma, agar kelak kita menjelma kembali menjadi insan sesungguh manusia. Kita bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, saudara.| ( rumah karantina, jakarta, 250320 )

Editor : Web Administrator
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 524
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1045
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 266
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 739
Momentum Cinta
Selanjutnya
Energi & Tambang