Debat Kandidat Capres Konvensi Partai Demokrat di Istana Maimoon Medan

Anies Baswedan Lebih Unggul

| dilihat 2465

AKARPADINEWS.COM. BERBAGAI media mainstream di Medan, ibukota Sumatera Utara, seperti sepakat untuk memandang, Anies Baswedan lebih logis, realistis, dan rasional dalam menyikapi berbagai persoalan pembangunan dan kebangsaan. Ia tampil pertama di antara mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto, Dubes RI di Amerika Serikat Dino Patti Djalal, dan Ketua DPR Marzuki Alie.

Para jurnalis yang meliput debat peserta konvensi kandidat Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat babak pertama di Medan, itu  menilai, Anies Baswedan lebih unggul dibandingkan peserta lain (minus Sinyo Sarundayang – yang tak hadir karena sedang menyelesaikan bencana alam di Manado).

Rektor termuda di Indonesia dan tokoh yang diakui dunia internasional sebagai representasi kaum muda Indonesia, itu memandang persoalan lebih substantif. Ihwal pertumbuhan ekonomi, misalnya, Anies menyatakan, kita tidak selalu harus berbicara angka. Melainkan, harus mengacu kepada kualitas dari ekonomi itu sendiri.

Memang, ungkapnya, ada pertumbuhan ekonomi saat ini. Namun, hanya sebatas angka tidak menyentuh masyarakat yang mayoritas masih miskin. Oleh karena itu, Anies memandang perlunya mendorong percepatan pemerataan dengan memindahkan kantor pusat BUMN yang berbasis operasional di daerah ke daerah yang bersangkutan. Anies menggunakan logika genial, yang harus dilakukan dalam konteks pembangunan ekonomi adalah: bukan mengurangi kemiskinan (yang selama ini hanya menjadi jargon), namun meningkatkan kualitas kesejahteraan.

Rektor Paramadina yang tak mau memasang media luar ruang untuk meramaikan konvensi dan lebih mengandalkan ‘pasukan garda depannya yang rasional,’ itu dalam konteks kehidupan dunia global, lebih berpijak di bumi. Ia mengatakan, meski kita hidup di dunia global, tapi tetap harus memikirkan pembangunan sumber daya Indonesia. Antara lain mengintegrasikan pembangunan sumber daya manusia (human investment) dengan pembangunan infrastruktur. Antara lain dengan menguatkan fundamental ekonomi bangsa: desa dan pedesaan. “Pembangunan pedesaan selama ini masih sangat terbatas, sehingga pembangunan di pedesaan harus ada,” katanya.

Tentang nasionalisme kebangsaan dan Pancasila, cucu perintis kemerdekaan AR Baswedan, itu dengan lantang dan lancar menegaskan, praktiknya harus dilakukan dengan menegakkan hukum setegak-tegaknya. Seluruh institusi penegakan hukum (KPK, Kejaksaan, Kepolisian) menurut Anies, harus diajak duduk bersama. Harus ada reformasi total. Negara ini tidak dirancang untuk bicara minoritas dan mayoritas. Namun hukum yang menjadi jenderalnya, kata dia.

Terkait dengan pembangunan Sumatera Utara dalam konteks pembangunan nasional, Anies dinilai lebih paham. Dalam pandangannya, Anies mengemukakan, ketika ketika peraturan pembagian bagi hasil diubah pada 1999, pembagiannya tidak dijelaskan secara terperinci karena tidak memiliki parameter yang terukur.

Solusinya? Menurut Anies, harus dibuat aturan baru untuk mendukung pembangunan infrastruktur di daerah penghasil pajak. Dengan begitu, daerah tidak merasa dilakukan hanya sebagai sapi perah. Tentang krisis energi yang dialami Sumut, serta dikembalikannya Inalum sebagai BUMN, Anies menyatakan, pengelolaan energi di Indonesia memang bermasalah.

Untuk itu perlu dilakukan beberapa terobosan untuk mengatasi persoalan energi. Antara lain dengan mengandalkan pengelolaan sumber energi seperti batu bara, gas, dan panas bumi. Namun, katanya, teknologi produksi serta pola distribusi yang masih tradisional seperti gas yang menggunakan galon dengan biaya distribusinya lebih mahal, sudah harus diubah. Selain itu, banyaknya wilayah sumber energi panas bumi sebagai kawasan konservasi yang sulit untuk dibangun pembangkit listrik, juga harus dicarikan solusi dengan kemampuan teknologi yang lebih pas, mudah, dan murah.

Kita, kata Anies, harus memunculkan penggunaan energi alternatif. Kita harus galakkan efisiensi penggunaan energi agar mampu mengatasi sumber energi yang memang terbatas. Antara lain dengan melakukan gerakan efisiensi energi. Dalam debat itu, nampak Anies Baswedan merupakan peserta paling meyakinkan dibandingkan dengan peserta lain yang lebih banyak terseret bicara jargon.. | Noora

 

Editor : Web Administrator | Sumber : SUMUT POS, Waspada, Tribun, Berita Sore
 
Energi & Tambang
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya