Cara lencong para pengusaha pekebun durian, antara lain di Raub - Pahang, yang ditertibkan oleh pemerintah Negeri Pahang, akan berdampak buruk, menurunnya produksi durian varietas Musang King, Duri Hitam (black thorn) dan Udang Merah (Ang Heh) yang populer di berbagai negara.
Ribuan pohon durian yang ditanam di atas lahan Negeri Pahang yang mereka jarah telah ditebang. Proses penyelidikan masih terus dilakukan oleh kepolisian setempat.
Bukan hanya karena ada persoalan semacam itu, bila jagad perdagangan durian diramalkan bakal mengubah pertarungan antar varietas. Boleh jadi dua tiga tahun ke depan, durian Musang King akan berkurang pamornya. Demikian juga halnya durian Duri Hitam (black thorn) dan Udang Merah (Ang Heh).
Persisnya, ketika durian jenis varietas primer Tupai King (Squirrel King) akan menguasai pasar, kelak.
Sebenarnya, durian Tupai King sudah mulai mengganggu pamor Musang King, Black Thorn, dan Ang Heh sejak dua tahun terakhir. Bahkan, Tupai King berjenama sebagai 'bangsawan durian,' dari varietas lokal termahal. Tupai King, bahkan sudah dipatok seharga RM130 atau S$28 per kilogram. 50 - 90 persen lebih mahal dari varietas unggul lainnya.
Adalah Eric Yeap, petani durian tempatan, yang menanam Tupai King di tujuh kebunnya seluas 53,4 hektar di Penang, mencatat bahwa varietas tersebut baru mulai dikenal luas kalangan penggemar durian lokal dan internasional.
Kepada CNA, Yeap mengatakan, "Penggemar dari Singapura dan Tiongkok kini aktif mencari Tupai King, bahkan ada yang menghubungi saya secara langsung begitu musim durian dimulai." Menurutnya pula, "Beberapa pembeli datang hanya untuk mencicipinya di sumbernya," tambah Yeap.
Kultivar Terbaik
Petani khas durian Penang yang juga menanam dan membudidayakan durian varietas baru ini adalah Chew Chee Wan. Dia memegang sertifikat resmi yang mendaftarkan nama varietas tersebut.
Tahun 2022, Wan mempromosikan durian varietas Tupai King dan menjual bibitnya, selain berbagi bibit dengan beberapa petani lainnya. Menurut Wan para penggemar durian perlu menunggu tiga sampai empat tahun mendatang, ketika durian ini sudah masuk pasar komersial secara dalam jumlah besar.
Salah seorang penggemar durian, itu, Andrew Yeo sengaja memburu Tupai King ke Penang. CNA memberitakan, Yeo sengaja pergi ke Penang untuk memanjakan selara duriannya.
Negeri Penang sebagaimana halnya Pahang, terbilang daerah penghasil durian utama. Selama ini, Penang menjejak sebagai rumah bagi banyak kebun durian yang menghasilkan beberapa varietas, kultivar terbaik.
Tak seperti durian varietas lain yang dibuka dari bawah, Tupai King yang berbentuk ramping dan dibuka dari atas. Dagingnya berwarna kehijauan dengan semburat biru - hitam, bentuknya laksana telur.
Rasa Tupai King sesuai dengan selera pemakan durian. Baunya semriwing kala dibuka, karena mengandung sedikit alkohol. Rasa pahit dan manis terasa berpadanan. Berbeda dengan rasa Musang King, Duri Hitam, atau Ang Heh yang manis.
Pasokan Masih Terbatas
Di pasar durian terbuka, permintaan terhadap durian Tupai King cenderung meningkat. Tapi, pasokannya masih terbatas, karena durian ini relatif baru ditanam beberapa tahun terakhir. Belum banyak pohon dewasa yang menghasilkan buah. Untuk merajai pasar, tentu masih harus menunggu pohon tumbuh 'dewasa' secara serempak.
Menurut Yeap, penelitian benih - kultivar durian Squirrel King (Tupai King) tampaknya relatif baru. Yeap menduga riset kultivar durian ini telah berlangsung lima atau enam tahun lalu. dengan durian itu sendiri mulai dikenal dalam beberapa tahun terakhir.
Namun demikian, promosi gencar menanam bibit Tupai King menurutnya dimulai pada tahun 2022. Tentu penelitian dan ujicoba penanaman bibit sudah berlangsung sekitar tahun 2020. Popularitas Tupai King, menurut pemberitaan CNA, meningkat di media sosial dan forum daring sekitar tiga tahun lalu.
Meskipun tidak ada informasi khusus tentang garis waktu penelitian yang tepat tentang benih, petani durian meyakini hal itu kemungkinan paralel dengan minat yang lebih luas dan budidaya durian, sampai menemukan kultivar Tupai King.
Menurut VnExpress International, kultivar durian merujuk pada berbagai jenis pohon dan buah durian yang telah dikembangkan melalui pembiakan selektif atau ditemukan secara alami di berbagai daerah. Ada banyak kultivar durian, masing-masing dengan karakteristik unik dalam hal ukuran, bentuk, rasa, dan aroma.
Malaysia mempunyai beberapa kultivar yang populer di tingkat nasional maupun internasional. Yakni, Musang King (D197) yang karena teksturnya yang lembut, rasa yang kaya, dan aroma yang khas; Black Thorn (D200), yang khas karena bagian luarnya yang gelap dan berduri serta rasa yang kuat.
Kultivar lain adalah Bukit Merah (D24) yang populer dengan keseimbangan antara rasa manis dan lembut; Kim Hong (D198) yang dikenal karena ukurannya yang besar, aroma yang khas, dan rasa yang sedikit pahit; lantas Red Prawn yang terkenal lantaran profil rasanya yang unik.
Bersertifikat
Karakteristik kultivar yang beragam itu dipengaruhi oleh daerah dan iklim yang berbeda. Juga aspek genetika pohon dengan pemuliaan selektif dan variasi alami. Tentu, tanah yang yang dapat memengaruhi rasa dan kualitas buah.
Tentang jenama masing-masing kultivar dipengaruhi oleh strategi komunikasi sebagai taktik pemasaran. Kendati diyakini, Tupai King merupakan kultivar asli Malaysia.
Chew, yang pertama kali membudidayakan Tupai King dan memiliki sertifikat dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian Malaysia membuktikan bahwa ia telah mendaftarkan nama tersebut, tetapi tidak memajang durian khasnya di kedainya.
Durian Tupai King, ini terlalu berharga dan langka, dengan sekitar seribu durian yang diproduksi setiap musim. Bisa jadi ancaman untuk Musang King. Belum terkonfirmasi apakah sudah masuk dalam daftar ekspor durian Malaysia ke Singapura, yang pada musim puncak mencapai sekitar 100 ton per hari.
Di Indonesia, kultivar durian yang beken antara lain Moutong (Parigi Moutong - Sulawesi Tengah), Gapu ( Puncu, Kediri, Jawa Timur), Hepe yang berbiji kecil berdaging tebal, Kelud (Puncu, Kediri, Jawa Timur), Ligit (Kutai), Mawar (Long Kutai), Ripto (Trenggalek, Jawa Timur), Salisun (Nunukan - Kalimantan Utara), Sememang dan Bawor (Banjarnegara, Jawa Tengah), Tong Medaye (Lombok, NTB), Kucing Titun (Sumatera Utara), dan lain - lain.| sharia, delanova