MALAM tak bertabur bintang. Boleh jadi, inilah malam yang murung bagi Lung. Sudah sejak pagi Ling pergi dari rumah, tanpa pamit. Babah Oei, ayah Ling memberitahu, puterinya itu berada di..

Bang Sem “Lung.. Ahok akhirnya jadi Gubernur DKI Jakarta,”ungkap Ling kepada Lung, suaminya yang sedang asyik menghitung barang dagangannya yang merosot tajam penjualannya. Lung cuek saja. Dia tak menanggapi omongan..

LUNG sedang berbenah di kiosnya. Kali ini pasar agak sepi. Uda Beka pedagang kios sebelah yang berasal dari Sulit Air, duduk di depan kiosnya. Lung yang baru saja usai membenahi..

LUNG meriang. Ling membawanya ke Puskesmas terdekat. Baru tiba di halaman Puskesmas dia urung berobat. Terlalu banyak orang sakit yang harus dirawat. Ling melarikan suaminya ke dokter Tan. Tak lama..

PULANG dari pasar, Ling melotot melihat dua meja tergeletak di beranda. Hatinya ngedumel: “Begini ini nikh kerjaan Lung, kalo lagi gak dagang.” Telunjuknya menekan bel agak kencang. Lung yang sedang..

LUNG sedang sibuk melayani pelanggannya yang berkerumun di kedai. Wajahnya berseri-seri. Hari ini, dagangannya relatif laris. Dia tak peduli apa yang sedang terjadi di negeri ini, karena yang terpenting baginya:..

LING sedang di dapur, membuat bubur ayam kesukaan Lung, suaminya. Telepon berdering. Lung bergegas mendekati kabinet tempat telepon rumah diletakkan. Ia segera mengangkat telepon. “Halo... Who’s speaking?” terdengar suara di..

LING bersungut di depan televisi. “Nyusun kabinet kok susah amat sih?” cletuknya. Lung yang sedang mengenakan baju batik lengan panjang, melirik isterinya. “Ling.. Ling.. pan gua udah bilang jangan nonton..