Renungan Dinihari

Memilih Nahkoda dan Mualim

| dilihat 268

Bang Sém

Ketika rakyat bagai gelombang menghantar semangat dan gairah perubahan, menggerakkan kapal besar yang sedang berlayar menuju tujuan adil makmur untuk semua, kembali ke alurnya, kita harus memilih nahkoda dan mualim yang cakap, pantas, patut, dan layak.

Nahkoda dan mualim mumpuni meneropong isyarat azimuth (persatuan dalam keragaman, ideologi dan nilai inti, perlembagaan - konstitusi, dan komitmen kebangsaan). Lantas konsisten menegakkan seluruh norma kewarasan berpandu arah, nilai (kepemimpinan), integritas, ethos - pathos - logos - ephos, dan spirit mewujudkan keadilan dan kemakmuran untuk semua.

Nahkoda dan mualim yang layak dan patut memimpin seluruh anak buah kapal menjaga kemudi sehingga tak patah. Nahkoda yang paham bagaimana harus menentukan arah, memandu kapal ke tujuan - pantai bahagia untuk semua.

Nahkoda dan mualim yang mau dan mampu berkhidmat: melayani, melindungi, mengayomi seluruh penumpang yang adalah pemilik kapal beserta seluruh kelasi dan anak buah kapal dalam kesetaraan dan kewajaran. Nahkoda dan mualim yang mau dan mampu mendengar aspirasi dan berdialog dengan seluruh penumpang.

Nahkoda yang sungguh dapat dipercaya dapat memberi rasa aman dan nyaman, berpihak pada kebenaran dengan sikap tegas menghidupkan dan mengamalkan hukum sebagai pengendali kekuasaan - kewenangan, bukan sebaliknya.

Nahkoda yang sungguh paham bagaimana menciptakan kondisi yang memungkinkan tumbuhnya pemahaman kolektif yang menghidupkan kesadaran - kewarasan untuk menghidupkan antusiasme menghidupkan simpati, emptai, apresiasi, respek dan cinta bertimbal kasih sayang.

Tersambungkan dengan Tuhan dan Semesta

Kapal besar bertajuk Indonesia sedang berlayar malam mengarungi samodera dunia, menghadapi beliung dan badai besar perubahan dramatik (transformasi) dunia. Hanya nahkoda dan mualim yang paham sesungguh faham dan fasih mengenali tantangan - peluang - kelemahan - dan tahu cara membangun kekuatan yang diperlukan, yang akan menyelamatkan kapal agar tak karam dan pecah dihempas gelombang.

Kita wajib dan perlu memilih nahkoda dan mualim yang mempunyai keseimbangan nalar, nurani, naluri, rasa dan dria yang sehat, yang berkesadaran dan berkomitmen untuk memutar haluan kembali ke garis perjuangan dan cita-cita.

Kita wajib dan perlu nahkoda dan mualim yang adanya menggenapkan dan tiadanya mengganjilkan. Nahkoda dan mualim yang tak panik dan mampu mengemban seluruh tanggung jawab, yang mempunyai kecerdasan akal budi, Mempunyai kepekaan nurani dengan naluri jernih, halus rasa kemanusiaan, dan selalu tersambungkan dengan Tuhan dan semesta raya.

Cukuplah kapal diayun gelombang besar dan melenceng jauh dari garis tujuan dan azimuth, yang senantiasa menempatkan seluruh penumpang dan anak buah kapal berada di antara harapan palsu dan kecemasan.

Sekarang saatnya kita memilih nahkoda dan mualim kapal yang telah dengan cermat membentang garis kembali ke tujuan pelayaran menuju dunia baru yang berubah. Menjaga dengan seksama haluan, membuang anak kapal dan siapa saja yang berulang-ulang melubangi dinding kapal.

Bergantung Kita

Memilih nahkoda dan mualim kapal yang becus adalah hak sekaligus kewajiban kita. Nahkoda dan mualim yang punya gagasan berisi cara menyelamatkan kapal. Bukan pemabuk yang sibuk meneguk ilusi dan membiarkan kapal terus oleng karena tak menyadari tersedot oleh palung fantasi.

Kita wajib memilih nahkoda dan mualim kapal yang nampak di kasad mata, mampu menjaga keseimbangan utuh dalam membina keluarganya. Karena hanya nahkoda dan mualim yang seperti itu yang pantas dan patut kita percaya akan mampu menyelamatkan kapal.

Kita perlu nahkoda dan mualim yang cerdas, bijak, dan segar. Nahkoda dan mualim yang pada senyumnya tersimpan perjuangan kolektif mewujudkan harapan hidup bahagia sejahtera seluruh penumpang dan anak buah kapal. Nahkoda dan mualim yang tatap pandang matanya mencerminkan keteguhan sikap dan keberanian mengambil keputusan untuk selalu berpihak kepada seluruh penumpang kapal.

Kita berhak sekaligus wajib memilih nahkoda dan mualim yang mampu mengelola kesadaran menunaikan segala janji untuk melayani kita, yang bisa kita tengok dan baca dari rekam gagasan, rekam karya, dan rekam jejaknya sebagai pemimpin.

Selebihnya amat bergantung kepada kita. Ingat baik-baik, sekali salah memilih kali ini, kapal akan tenggelam. Renungkanlah syair Lancang Kuning : Lancang Kuning berlayar malam / Hauan menuju ke laut dalam / Kalau nahkoda kuranglah faham / Alamatlah kapal akan tenggelam // Lancang kuning menerjang badai / Tali kemudi berpilin tiga / Selamatlah kapal menuju pantai / Pelaut kan pulang dengan gembira //. |

Editor : delanova | Sumber : Gambar Ilustrasi Vecteezy
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 242
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 412
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 260
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 524
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1616
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1397
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya