Pertamina Ungkapkan Panas Bumi Merupakan Energi Terbarukan Paling Potensial

| dilihat 745

Di tengah situasi menghadapi trilema energi (keadilan, keamanan - jaminan ketersediaan, dan keberlanjutan) yang mengharuskan negara menjamin penyediaan energi harus dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, terus berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Aksi korporasi dan penjelasan Direksi Pertamina (holding maupun sub holding) di berbagai kesempatan, menegaskan perusahaan energi ini terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. Pernyataan tersebut selalu menyertai setiap informasi resmi yang dikeluarkan BUMN tersebut.

Dalam konteks energy safety, BUMN tersebut tak pernah luput melakukan upaya penyediaan energi dengan tetap memperhatikan rantai pasok sumber dalam dan luar negeri serta kemampuan memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan infrastruktur yang andal.

Dalam konteks lingkungan dan keberlanjutan energi, perusahaan tersebut juga berkomitmen melakukan pembangunan infrastruktur untuk sumber energi berbasis terbarukan dan sumber energi rendah karbon lainnya serta peningkatan efisiensi energi baik dari sisi pasokan maupun permintaan.

Berbagai upaya dilakukan, khasnya melakukan inovasi terus menerus, terutama berkaitan dengan energi baru terbarukan, namun mempunyai sejarah panjang di Indonesia, yaitu energi panas bumi (geothermal).

Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dengan potensi panas bumi besar selain Amerika Serikat, Filipina, Meksiko dan Italia. Menapak jejak peta jalan negara untuk mencapai kapasitas 9500 MWe (2025). Karenanya kesadaran kolektif diperlukan agar seluruh kalangan yang kompeten secara proaktif menempatkan energi panas bumi pada keunggulan kompetitif. Terutama karena sifatnya yang terbarukan, ramah lingkungan, dan sesuai dengan pasar energi Indonesia melalui strategi teknologi, bisnis, dan peraturan.

Strategis dan Utama

Kabar anyar datang dari Pertamina. Di Dubai, 4 Desember 2023 – PT Pertamina (Persero) dalam upayanya memitigasi perubahan iklim konsisten mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan. Energi terbarukan yang paling potensial adalah panas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi menyampaikan bahwa panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri di Indonesia, menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan.

“Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,” ujar Julfi.

Julfi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam sesi talkshow “Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target” di Paviliun Indonesia pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (3/12) waktu setempat.

Pada kesempatan yang sama, Indonesia Special Envoy for The Global Blended Finance Alliance (GBFA) Mari Elka Pangestu mengungkapkan potensi panas bumi Indonesia yang sangat besar menjadi faktor krusial dalam mengupayakan dekarbonisasi terhadap sektor pembangkit listrik dan industri nasional.

“Tentunya kolaborasi dan investasi terutama dari sektor swasta diperlukan dalam mendorong percepatan dekarbonisasi di berbagai sektor. Maka disinilah mekanisme blended finance perlu diimplementasikan,” ujar Mari.

Bisnis Rendah Karbon

Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.

“Jika pertumbuhan Pertamina Geothermal Energy mengikuti rencana skenario agresif, Pertamina Geothermal Energy sendiri akan berkontribusi terhadap 5 persen pengurangan karbon nasional pada tahun 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun kedepan,” kata Julfi.

Selain itu Perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi, “Strategi yang kami jalankan diantaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE),” ungkap Julfi.

Terkait dengan upaya memperluas dampak Perseroan terhadap perjalanan dekarbonisasi di Indonesia, Julfi mengungkapkan, saat ini Pertamina Geothermal Energy sedang mengembangkan produk sekunder (secondary product) panas bumi.

“Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,” jelas Julfi.

Selain itu, pada perhelatan COP ke-28 ini juga dilaksanakan joint statement kemitraan lapangan panas bumi Suswa, Kenya antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) (IDX: PGEO), Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, Masdar. Joint statement ini diumumkan oleh Presiden Republik Kenya H.E. William Ruto pada Sabtu (2/12) waktu setempat.

Daya Saing Harga

Tujuan dari joint statement ini adalah untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa. “Kemitraan yang memiliki nilai investasi USD 1,2 miliar ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW tenaga panas bumi pada tahun 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ujar H.E. William Ruto

Lebih lanjut, PGE juga aktif menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mengakselerasi pengembangan panas bumi, “Hal ini dilakukan dengan menjajaki pengaturan baru guna memasok listrik ramah lingkungan kepada pelanggan yang dapat membuat listrik panas bumi lebih mudah diakses, optimalisasi teknologi, serta kerja sama dengan lembaga keuangan yang berfokus pada ESG yang mampu membiayai/membiayai kembali proyek-proyek baru panas bumi,” tutup Julfi.

Tepat penegasan Julfi, karena Indonesia terletak di Cincin Api, dengan sumber daya panas bumi menyumbang 40% dari potensi global, dari 276 sumber daya yang ada dan potensial. Sinergi bisnis yang dikemukakan  Julfi, sangat strategis. Khasnya untuk meminimalkan ketidakpastian dalam pengembangan proyek.

Indonesia dengan potensi panas bumi yang tinggi mempunyai tantangan besar untuk menarik pembangkit listrik swasta. Indonesia mempunyai 276 lokasi panas bumi, antara lain kawasan Darajat, Dieng, Kamojang, Gunung Salak, Sibayak, Lahendong, dan Wayang Windu.  Ada yang pemanfaatannya langsung dalam program penelitian dan ada pula yang sedang dimanfaatkan.

Upaya dan aksi korporasi Pertamina dalam mengembangkan energi panas bumi akan kian berkembang bila terus ditopang oleh penguatan Kebijakan Efisiensi Energi dengan kesadaran kolektif tentang masa depan. Termasuk meningkatkan keterjangkauan off taker energi (terutama PLN), peningkatan kapasitas monal manusia di industri panas bumi, peraturan pendukung dan jaminan Pemerintah Indonesia untuk mendapatkan komitmen pembiayaan proyek. Tentu, konsistensi diversifikasi energi tidak konsisten, seperti yang sering disuarakan pakar energi baru terbarukan, Surya Darma.

Pakar tersebut kerap mengemukakan pemerintah perlu memprioritaskan upaya mengatasi hambatan pertumbuhan industri panas bumi di Indonesia. Mulai dari persoalan Daya saing harga Energi Panas Bumi; Kebijakan politik untuk Mengintensifkan pemanfaatan energi Panas Bumi; Dukungan teknologi dan Penelitian - Pengembangan; Insentif energi terbarukan; Apresiasi dan Mitigasi Risiko; Perencanaan energi terpadu, sampai Peningkatan kesadaran lingkungan.

Surya Darma mengemukakan, pengalaman panjang pengembangan panas bumi membawa Indonesia berhasil meningkatkan porsinya dalam bauran energi. Energi panas bumi sebagai energi bersih dan ramah lingkungan akan membantu mengurangi pemanasan global. Dorongan Kebijakan Energi Nasional untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi akan memberikan peluang bagi panas bumi untuk meningkatkan pemanfaatannya dalam waktu dekat | delanova

Editor : delanova | Sumber : pertamina dan berbagai sumber
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 231
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 331
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 527
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1049
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 274
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 743
Momentum Cinta
Selanjutnya