- Rakyat Tuntut Presiden Venezuela Maduro Mundur

Politik Rusuh Membakar Caracas

| dilihat 1903

CARACAS, AKARPADINEWS.COM | VENEZUELA terus membara. Rabu sampai Jum’at (18 – 21/2) bentrokan demonstran dan petugas keamanan pemerintahan Maduro merebak di mana-mana. Di luar pengadilan Caracas, Ibukota venezuela, massa melakukan protes, agar Presiden Madura segera membebaskan Lopez, pemimpin pergerakan rakyat dari penjara. Para mahasiswa yang menggerakkan aksi massa rakyat, memblokir jalan-jalan utama. Mereka menyeret sampah ke jalan dan membakarnya.

Si negara bagian Tachira Barat, pasukan keamanan pemerintah saling berhadapan dengan para demonstran yang terus merangsek menyuarakan tuntutan mereka. Lebih dari dua jam, aksi massa demonstran saling merangsek dengan petugas keamanan. Dua mahasiswa tersungkur. Akibatnya, massa marah, mereka merusak dan membakari beragam kendaraan yang terjebak di jalan-jalan utama itu. Sebuah monumen peringatan pahlawan lokal, hangus terbakar.

Reuter melaporkan, di selatan kota Puerto Ordaz, pemerintah mengerahkan massa yang pro kepada Presiden Maduro. Akibatnya terjadi saling desak antara demonstran pro pemerintah dengan demonstran anti pemerintah. Polisi ambil bagian, menembakkan gas air mata kepada penentang pemerintah. Tapi tindakan itu justru menimbulkan kemarahan baru.

Dikabarkan, beberapa pendukung pemerintah terluka. Huru hara memanas ketika polisi menembakkan senapan mereka ke arah demonstran, hal itu membuat massa yang sudah menggenggam tongkat dan batu menjadi anarkis.

Para demonstran menuntut Maduro mundur dari kursi kepresidenannya. Ia dianggap tak mampu menyelamatkan ekonomi Venezuela sejak terpilih melalui pemilihan umum.  Sejak memerintah, inflasi di negeri itu tak terkendali, korupsi merebak, dan rakyat kekurangan sembako.

Maduro yang terpilih dalam pemilu tahun lalu untuk menggantikan Hugo Chavez yang mati karena terserang cancer, menurut pemimpin pergerakan, Lopez tak berbuat apa-apa, kecuali memperkuat kekuasaan untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Lopez menuding pemerintahan Maduro laiknya kumpulan orang yang melakukan aksi kejahatan berencana secara massal, sebagai devoila bandidos.

Maduro mempertahankan kekuasaannya dengan cara keras. Dia menghadapi aksi demonstrasi dengan dingin. Ia seperti hendak menunjukkan kekuatannya. Tahun 2002, 36 jam setelah dipecat Chavez dia melakukan aksi, sehingga mampu menghimpun para loyalis. Maduro berhasil mendekati militer dan berbagi konsesi dalam aksi nasionalisasi berbagai perusahaan asing yang mengelola sumberdaya alam Venezuela. Inilah yang membuat Maduro terpilih dalam pemilihan umum 2013.

Maduro sedang mabuk kuasa dan pemerintahannya terseret fantacy trap, dan kini dia mesti menghadapi Lopez, doktor ekonomi lulusan Harvard University, Amerika Serikat yang terus menggerakkan aksi massa, meski sudah diringkus dan dijebloskan ke penjara. Lopez ditahan pada hari Rabu di penjara Ramo Verde di Caracas , dan jatuh tempo pada sidang pengadilan pertama.

Ratusan massa yang merangsek di luar pengadilan yang mengadili Lopez pada pemeriksaan tingkat pertama, meneriakkan yel-yel: Bebaskan Lopez! Pejuang yang juga beken dipanggil Leopoldo, itu terus mendulang simpati rakyat. Para demonstran mengacungkan poster-poster yang menyerukan pembebasan dirinya.

Polisi kewalahan. Pasukan tentara diturunkan dan memasang barikade dengan rangkaian tabung gas sebagai perisai menghadapi demonstran. Seorang lelaki tua, Juan Marquez, berusia 68 tahun dikabarkan Reuter, ikutan ingin menjadi martir laiknya ratu pariwisata, Carmona Genesis, yang tewas Selasa lalu. “Kuserahkan hidup dan nyawaku untuk perjuangan ini,” kata Marquez.

Di barisan pendukung Maduro, tak kalah riuhnya. Mereka meneriakkan “Usir Leopoldo dari Caracas. Caracas bukan milik antek-antek kapitalis.” Lalu, mereka melambai-lambaikan poster berwajah Maduro dan Chavez. Dalam pusaran massa mereka berusaha mengisyaratkan, aksi Lopez tak akan berhasil. Para pendukung Maduro meyakini, idola mereka yang tengah berkuasa itu, akan bertahan. | Noora

Editor : Web Administrator | Sumber : Reuter, The Washington Post
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 498
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1581
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1372
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 918
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1153
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1411
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1557
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya