Drakula

| dilihat 1439

Sem Haesy

BUDAPEST jelang pagi. Dari jendela kamar hotel terlihat ‘jembatan rantai’ dengan latar belakang istana Sandor. Indah.

Kota ini memang artistik, estetik, dan sekaligus memadukannya dengan kedalaman etik. Paling tidak begitulah kristalisasi yang menjelma menjadi integralitas nilai kehidupan masyarakat Hungaria sebagai suatu bangsa.

Ketika berkunjung ke gedung parlemen, yang adalah juga tempat kerja Presiden Janos Ader dan Perdana Menteri Viktor Oban, banyak hal membuat saya kagum.

Paling tidak, bangunan gedung parlemen itu sendiri, yang di luar nampak bagai gereja katedral, namun oramen di dalamnya terdapat sentuhan seni arsitektur (interior) yang terasa Islam sekali.

Hungaria memang pernah berada dalam taklukan Otsmani, terutama era Kemal Pasha.

Di dalam gedung dengan desain interior yang indah, serta di koridor menuju ruang kerja setiap anggota parlemen berbanjar patung petani, nelayan, tukang batu, intelektual, tukang sepatu, penjahit, dan kalangan lainnya.

Patung-patung itu sengaja dibangun agar para anggota parlemen tak pernah lari komitmennya terhadap rakyat.

Di salah satu bagian Istana Sandor saya menemukan sisa kejayaan Hungaria. Ketika melihat lukisan Maria Theresia menghiasi credential room Istana Sandor, saya menangkap kesan, Hungaria merupakan negara yang terbentuk oleh kesadaran logika sehat (bukan akal-akalan politik) untuk maju bersama.

Masyarakat Hongaria, merupakan refleksi kesadaran bersatu di tengah keberbagaiannya sebagai bangsa yang terbangun oleh tujuh kelompok etnik dan budaya.

Meski ke mana saja mata memandang kita selalu bertemu dengan gereja, kastil, serta bangunan dengan konsep arsitektur yang beragam (gothic, barock, smithsonia), kita juga menemukan sesuatu yang tersembunyi di balik yang nampak itu.

Termasuk banyak hal yang tersembunyi di balik kisah-kisah Eropa Timur tentang drakula penghisap darah, bahkan darah tuannya sendiri.

Budapest, khususnya bagian kota Pest, memang menyimpan banyak tempat yang dikisahkan menjadi sarang drakula. Museum pertanian, misalnya. Dulu dikenal sebagai kastil drakula.

Bagi saya, cerita-cerita semacam itu tentu terkait dengan kisah masa lalu yang mengerikan. Disintegrasi yang terlambat disadari, aksi makar yang dilakukan politisi dengan memprovokasi mahasiswa, adalah bagian kelam dan masa lalu kota ini.

Tak sampai satu kilometer dari kastil itu, ada bangunan modern yang atapnya dihias minimalis, bertulis: “Teroris”

Ketika beberapa teman perempuan nampak ketakutan dengan suasana di dalam musem pertanian yang dikenal sebagai kastil drakula, saya lebih banyak tertawa-tawa. “Koq gak takut sih,” tanya salah satu teman.

Saya katakan kepadanya: “Sorry, semua cerita seram tentang drakula di Budapest tak akan pernah menakutkanku. Setiap hari, banyak orang di negeriku senang menakut-nakuti siapa saja dengan 'drakula-drakula' lebih kejam. Terlalu banyak zombie berkeliaran di negeriku.” 

Ya.. setiap kali suksesi berlangsung, banyak sekali zombie dan drakula berkeliaran di jagad politik negeriku, dan kelakuannya sungguh mengerikan. |

 

Editor : Web Administrator
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 937
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1168
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1428
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1577
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 232
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 404
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 254
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya