Ragam

Geliat Muda di Pasar Santa

| dilihat 3149
 
JAKARTA, AKARPADINEWS.Com -  Pasar Santa sekarang jadi trending topic di kalangan anak muda dan media-media di Jakarta. Pasar di kawasan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini jauh dari kesan sebuah pasar tradisional yang identik dengan kumuh, jalan sempit dan becek, serta bau. Malah kini  pasar ini jadi salah satu alternatif tempat nongkrong anak muda Jakarta.
 
Pertama menginjakkan kaki di pasar ini mungkin tidak akan menemukan keanehan nyata dari pasar ini. Lingkungan yang khas dari sebuah pasar tradisional di Ibukota. Namun, setelah masuk ke dalam pasar telah berdiri dari tahun 1971 ini maka mata dibuat tidak percaya bahwa diri kita berada di sebuah pasar. 
 
Ya, pasar Santa bertransformasi, seakan terlahir kembali menjadi sebuah bentuk baru. Kesan kumuh, bau dan sesak tidak terdapat di dalam pasar ini. Kesan-kesan itu berubah menjadi muda, bersih dan kreatif. Meskipun demikian, jalan pasarnya memang masih sempit. Kesempitan jalan tersebut kini tidak terlalu terasa, karena penjual di sana menata sendiri lapaknya sehingga tidak terkesan sempit. 
 
Pasar yang tadinya sempat mati suri kini bergeliat kembali dengan beragam pengunjung. Mulai dari muda hingga tua, mulai dari warga biasa hingga pejabat-pejabat berseragam, dan mulai dari pengguna sepeda motor hingga pemilik Toyota Fortuner. Beragam pengunjung menyesaki Pasar Santa. Geliat di Pasar yang dinobatkan oleh Rachmat Gobel, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai pasar gaul ini berawal dari digaetnya komunitas kopi dan piringan hitam. 
 
Melalui upaya itu, pasar Santa menghembuskan napasnya kembali. Pada tanggal 25 Juli 2014, komunitas kopi dan piringan hitam bergabung dengan Pasar Santa (dilansir dari Kompas.com). Komunitas tersebut mengemas kembali Pasar Santa dengan rona warna lebih meriah. Bahkan, di dalam pasar tersebut terdapat karya seni modern berupa lukisan abstrak dan grafiti.
 
 
Pusat daya tarik bagi anak muda terdapat pada lantai atas. Kala menginjakkan kaki di lantai itu, maka kesan pasar tradisional sama sekali tersamarkan. Di sana, terdapat beragam kios dengan tema-tema berdekatan dengan anak muda saat ini. Mulai dari kedai kopi modern hingga tempat penjualan barang-barang koleksi unik, seperti pernak-pernik fotografi. Selain itu, di lantai ini juga dijadikan wahana bersosialisasi bagi anak muda. Meski dengan ukuran kios yang sekitar 2 x 2, itu tidak menjadi sebuah halangan untuk menjajakan dagangan dengan sekreatif mungkin.
 
Sepanjang mata memandang pada kios-kios yang terdapat di lantai atas ini penuh dengan sentuhan kreatif. Lapak yang biasanya hanya berbentuk monoton menjadi berwarna, setiap toko memiliki karakteristiknya masing-masing. Hal itu menjadikan pasar Santa menjadi contoh transformasi pasar tradisional di tangan anak muda. Tangan anak muda yang kreatif itu membuat fungsi sosial Pasar Santa sebagai sebuah pasar menjadi lebih hidup. |Muhammad Khairil & ADF.
 
 
 
Editor : Nur Baety Rofiq
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 534
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1056
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 284
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 750
Momentum Cinta
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 246
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 469
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 463
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 433
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya