Si Bakhil Pemilik Kebun Kurma

| dilihat 1883

DIKISAHKAN oleh Ibnu Hatim al Habban, suatu ketika, datang seorang fakir kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ia bercerita, dirinya bertetangga dengan kebun kurma. Salah satu pohon kurma berada persis bersisian dengan batas rumahnya.

Batang pohon kurma itu condong ke rumahnya. Pada musim berbuah, mayang pohon kurma itu menjuntai hampir seluruhnya ke rumah dia. Tapi, setiap panen, ia hanya bisa menyaksikan dengan liur yang tertahan. Padahal, kurma itu di petik dari halaman rumahnya, dan tanpa izin.

Banyak juga buah kurma yang jatuh ke tanah. Anak-anak si fakir segera mengambil dan mengumpulkan buah kurma yang sudah jatuh ke tanah. Tapi, si empunya kebun segera turun dari tangga dan merampas buah kurma itu dari tangan anak-anak si fakir. Tak jarang, kurma yang sudah masuk ke mulut si anak pun, ia keluarkan dengan jari telunjuknya.

Karena mengikuti ajaran Rasulullah SAW, untuk selalu berbuat baik kepada tetangga, si fakir menahan diri. Ia hanya mengelus dada, beristighfar dan bersalawat, lalu membasuh wajahnya dengan wudhu.’ Kini, ia datang mengadu kepada Rasulullah SAW karena sudah tak tahan lagi menahan diri.

Kepada si fakir, Rasulullah SAW berjanji, segera menyelesaikan persoalan itu. Beliau memanggil pemilik kebun. Begitu tiba, Rasulullah SAW meminta si fakir bercerita lagi. Saat itu, seorang yang pernah menjadi pemetik kurma di kebun itu, membenarkan cerita si fakir.

Pemilik kebun kurma membantah. Bahkan, ia berani membalikkan fakta. Menuding si fakir dan keluarganya sering mengambil buah kurma yang menjuntai ke halaman rumahnya.

Terjadi perdebatan antara dia dengan si fakir dan mantan pekerja pemetik kurma yang berkesaksian di situ. Bekas pekerja pemetik kurma memohon izin kepada Rasulullah untuk memanggil pekerja yang masih bekerja di sana.

Bahkan, tiga orang pekerja itu, bercerita ihwal perilaku pemilik kebun yang menjalankan praktik rentenir: menunda upah mereka, dan mengambil apa yang menjadi hak pekerjanya.

Rasulullah SAW menatap wajah pemilik kebun kurma, sehingga tertunduk dan agak gemetar. “Berikanlah kepadaku kurma yang kau petik dari mayang yang menjuntai ke halaman rumah si Fulan,” sabda Rasulullah.

Pemilik kebun itu tercekat. Ia ragu. Lalu Rasulullah SAW melanjutkan, “Akan kuberikan seluruh kurma dari mayang yang menjuntai ke rumah Fulan, untuk dia dan anak-anaknya. Kau akan mendapat hakmu atas kurma, kelak, dari kebun kurma di surga.”

Mendengar sabda Rasulullah SAW, pemilik kebun itu bersetuju menyerahkan buah kurma kepada Rasulullah SAW untuk si fakir. Seorang dermawan yang ikut mendengar sabda Rasulullah SAW itu bertanya, “Bila aku memiliki pohon-pohon kurma itu, berlaku jugakah bagiku buah kurma yang ranum di surga kelak?”

“Ya,” sabda Rasulullah.

Terjadi negosiasi antara pemilik kebun kurma dengan dermawan itu. Karena berfikir, tawaran dermawan itu akan langsung terasa manfaatnya di dunia, ia langsung menerima tawaran itu. Ia abai dengan persetujuannya kepada Rasulullah SAW.

Sesudah transaksi, Dermawan itu menyerahkan kebun kurma, itu kepada Rasulullah SAW. Beliau menyerahkan kebun kurma itu kepada si fakir. Si fakir pun mengajak serta bekas pemetik kurma dan pekerja pemetik kurma, untuk sama memiliki kebun itu, dan membagi hasilnya untuk kepentingan bersama. Begitulah perumpamaan orang bakhil dan dermawan.

Di jaman kini, pun masih sangat banyak manusia bakhil seperti pemilik kebun kurma itu. Bila pengusaha, ia tak mau memenuhi kewajibannya, bahkan berusaha menahan hak pekerjanya.

N. Syamsuddin Ch. Haesy

Editor : Web Administrator
 
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 943
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1171
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1434
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1582
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 241
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 465
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 457
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 428
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya