Pesan Sultan Pahang Al Sultan Abdullah

Umat Islam Jangan Berdiam Diri

| dilihat 513

Umat Islam mesti bangkit dan jangan berdiam diri guna membela dan melindungi kesucian agama Islam, agar tak diremehkan secara semena-mena oleh siapa saja.

Pernyataan tegas tersebut dikemukakan Sultan Pahang, Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Al-Marhum Sultan Haji Ahmad Shah pada hari Selasa (11/3/25) yang temaram di Jerantut. Kala meresmikan Masjid Kampung Durian Hijau yang diberi nama Masjid Abdul Rahman ibn Auf.

Sikap tegas itu merupakan respon Sultan atas beredarnya video seorang lelaki menggunakan bahasa Melayu yang melontar ujaran kebencian terhadap agama Islam. Mulanya video itu meletik di Bentong, Pahang sepekan sebelumnya (7/3/25).

Kantor Polisi di Manchis, Bentong mendapat laporan dari warga perihal video berisi ujaran kebencian tersebut. Petugas kepolisian segera melakukan investigasi atas laporan tersebut.

Kepala Polisi Di Raja Malaysia (PDRM), Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain mendapatkan laporan, bahwa, video ujaran kebencian tersebut dilakukan sejumlah orang berbahasa Melayu di luar negeri. Khasnya di Australia.

Sultan Abdullah risau dengan penghinaan tersebut. Ia menyatakan kerisauan dan kesedihannya, karena akhir-akhir ini masih saja terbetik ujaran sumbang yang merendahkan kesucian agama, menantang kemuliaan Islam, seolah-olah tidak ada batasan dalam ucapan dan tindakan.

Sultan bertanya, "Inikah yang disebut negara merdeka? Atau hanya merdeka dalam jumlah, tidak merdeka dalam pikiran rakyatnya? Coba pikirkan bersama."

Bela Kesucian Agama

Menurut Sultan, umat Islam hendaknya tidak berdiam diri ketika agamanya dihina, walaupun sebagai umat Islam diajarkan akhlak agama ilmu padi. Kian berisi, kian tunduk, tawaddu.'

Tegas Sultan menyatakan, tak boleh sesiapa pun dengan sesuka hati berani merendahkan agama kita, hanya karena sikap lembut dan santun kita sebagai umat Islam.

"Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk tunduk pada kehinaan dan penindasan," tegas Sultan. "Sebagai pemimpin dan pelindung agama Islam di negara ini, saya mengajak setiap Muslim untuk membela kesucian agama ini dengan kebijaksanaan dan kehati-hatian," lanjutnya.

Dikemukakan pula oleh Sultan, "Dalam kebijaksanaan dan keadilan pemerintah, agama lain diberi ruang untuk menjalankan ibadahnya dengan aman dan tenteram. Sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum dan kerukunan bernegara, hak setiap pemeluk agama dilindungi."

Menurut Sultan, hal sedemikian bukan sekadar kata dalam dokumen hukum. Dalam siaran Kesultanan Pahang, Sultan mengemukakan, "Islam bukan sekadar agama, melainkan amanah yang harus kita junjung tinggi, warisan suci yang harus kita bela. Siapa pun kita, apa pun warna kulit kita, dari mana pun asal kita, serta apa pun pangkat dan jabatan kita."

“Selama kita disebut Muslim, kita bertanggung jawab untuk membela agama suci ini,” tegasnya lagi. Dalam konteks itu pula, Sultan mengingatkan, dalam negara multiras dan multiagama, tidak ada yang lebih penting daripada nilai rasa hormat dan kesadaran untuk menjaga kepekaan masing-masing agama.

Berhenti Jadi Badut

Pada kesempatan di Jerantut tersebut, Sultan Abdullah meminta pemerintah Malaysia mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang dengan sengaja menyulut kemarahan umat Islam dengan menghina dan menantang kesuciannya secara sewenang-wenang.

"Siapa saja yang berani menghina Islam, menantang kesuciannya, dan menebarkan kebencian terhadap agama Allah, harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku," lanjutnya.

Kata Sultan, "Pihak berwenang harus mengambil tindakan tegas namun adil, memberi pelajaran tanpa mengobarkan emosi pihak mana pun, dan memastikan keadilan ditegakkan demi stabilitas negara kita tercinta."

Pada bagian lain pernyataannya, Sultan Abdullah mengecam politisi yang sibuk bertikai, sengaja memacu perselisihan dan menimbulkan perpecahan. "Berhentilah menjadi badut yang berpolemik isu tentang religi, ras, dan raja," tegasnya.

Isu yang lebih populer disebut 3R tersebut kerap memantik suhu politik di Malaysia membara. Karenanya, Sultan meminta seluruh politisi - petinggi menciptakan situasi yang tenang damai.

Kata Sultan, "Biarlah panggung (negara) ini tetap tenang, tanpa drama yang menyakitkan. Dialog (lah) gunakan akal dan hati, bukan monolog yang menggunakan hinaan dan kebencian."

Sultan meminta semua pemimpin, terutama pemimpin politik, bertindak sebagai telangkai atau jembatan persatuan yang mempersatukan rakyat, daripada menyulut api yang menghanguskan hubungan harmonis yang telah dibangun sejak lama.

Karenanya, Sultan "menyambut baik pernyataan mutakhir Menteri Besar Pahang, Dato' Seri Diraja Wan Rosdy Wan Ismail, yang menekankan tanggung jawab pemimpin sebagai pembawa perdamaian, bukan pemicu konflik.

"Sejarah telah membuktikan bahwa konflik rasial dan agama, jika tidak ditangani dengan bijaksana, dapat mendatangkan malapetaka. Kita tidak ingin sejarah kelam itu terulang hanya karena kelalaian kita dalam mengelola isu sensitif ini dengan arif dan bijaksana," ujar Sultan.

Membangun Bersama

Setarikan nafas Sultan mengingatkan kepada seluruh warga negara Malaysia, terlepas apakah mereka Muslim atau non-Muslim, untuk tidak terburu-buru dalam bertindak keras dan berspekulasi tentang sesuatu isu sensitif. Karena pada gilirannya akan merusak kerukunan yang telah terbangun atas dasar rasa saling menghormati dan toleransi selama ini.

“Saling menghormati, menjaga kepekaan antar umat beragama dan berkeyakinan. Jangan sampai kita biarkan kebodohan dan kesombongan merusak apa yang sudah lama ada. Kita membangun bersama,” tegas Sultan.

Di bagian lain pidatonya, Sultan Abdullah menyatakan, bahwa Negeri (negara bagian ) Pahang akan terus berada di bawah kedaulatan Negara keteguhan Islam sebagai cahaya penuntun yang menerangi jalan kehidupan bagi rakyatnya.

“Sesungguhnya dalam mendukung kemuliaan agama yang suci ini, kita bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap jiwa yang hidup di bumi yang penuh berkah ini mendapatkan hak-haknya, sehingga bumi ini terus berkembang dengan sejahtera, menghirup udara yang bersih dan sehat. ketenangan, dan berdiri megah dalam harmoni.

Sultan mengajak, "Marilah kita bersama-sama menjadi benteng perdamaian, mengibarkan panji persatuan, dan menjunjung tinggi ajaran Islam yang bijaksana sebagai pedoman."

Sultan Pahang berada di Kampung Durian Hijau bersama Tengku Ampuan Pahang Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah Binti Almarhum Sultan Iskandar Al-Haj, Putra Mahkota Pahang Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah Ibni Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Tengku Panglima Perang Tengku Ahmad Ismail Mu'adzam dan sejumlah kerabat kesultanan. | sharia

Editor : delanova | Sumber : Kesultanan Pahang
 
Sainstek
19 Feb 25, 19:05 WIB | Dilihat : 1101
Presiden Prabowo Lantik Brian Yuliarto Mendiktisaintek
25 Okt 24, 10:37 WIB | Dilihat : 1190
Maung Garuda Limousine yang Membanggakan
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 2976
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 3189
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
Selanjutnya
Seni & Hiburan
19 Nov 24, 08:29 WIB | Dilihat : 1319
Kanyaah Indung Bapak
20 Jul 24, 21:32 WIB | Dilihat : 2135
Voice of Baceprot Meteor dari Singajaya
Selanjutnya