Buhari Memimpin Nigeria

| dilihat 1607

AKARPADINEWS.COM| Nigeria kini memiliki presiden baru. Muhammadu Buhari berhasil mengalahkan incumbent Goodluck Jonathan dalam pesta demokrasi di Nigeria. Mantan pemimpin militer Nigeria ini mengungguli Jonathan dengan perolehan 15,4 juta suara. Sementara Jonathan hanya memperoleh 13,3 juta suara.

Kemenangan politisi Partai All Progressive Congress (APC) lewat pemilihan umum yang demokratis pertama kali di era Nigeria modern. Sebelumnya, sebenarnya Buhari pernah memimpin Nigeria melalui proses kudeta militer. Pada Desember 1983, mantan Jenderal Militer Nigeria ini memimpin Nigeria. Namun, 18 bulan kemudian dirinya dikudeta oleh jenderal militer lainya. Setelah kudeta itu, Buhari dipenjara selama 40 bulan.

Buhari dikenal sebagai pemimpin yang tegas kala memimpin Nigeria selama 18 bulan. Dia menuai pujian kala menangkap dan memenjarakan lebih dari 500 orang yang melakukan korupsi. Negara bekas jajahan Inggris itu memang dihadapi wabah korupsi yang merajalela.

Pria yang kini berusia 72 tahun itu menerapkan pola kepemimpinan yang mengusung kedisplinan saat memimpin Nigeria tahun 1983. Dia mengumandangkan perang melawan ketidakdisiplinan. Buhari pernah menjebloskan ke penjara warganya yang melakukan kecurangan kala ujian sekolah. Hanya berbuat curang saat ujian, warganya itu divonis 21 tahun. Rezim Buhari menangkap siapapun yang melanggar kedisplinan, sampai dengan tarat kejahatan terendah seperti menyerobot antrian. Cara-cara rezim Bukhari yang kelewat tegas itu menuai kontra lawan politiknya, hingga akhirnya menggoyang kekuasaannya.

Karenanya, kala Buhari maju pada pemilihan presiden (Pilpres) sejak 1999 hingga 2011, dirinya kalah dari Jonathan. Sebagian warga khawatir jika Buhari menang, maka akan mengembalikan rezim kedisplinan yang tidak kompromi dengan pelanggaran sekecil apapun.

Lulusan Nigerian Defence Academy ini telah mengakui, sejak 1999, dirinya telah berubah dan sudah menjunjung asas demokrasi sebagai pandangan politiknya. Demi menarik simpatik publik, Buhari menyatakan, meski pernah menjadi pemimpin militer, dia telah bertobat dan siap memajukan demokrasi di Nigeria.

“Di depan anda semua ini, saya memang mantan pemimpin militer dan sudah berpaham demokrasi. Untuk itu, saya akan menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis yang sesuai dengan norma demokrasi dan saya siap maju untuk keempat kalinya,” janji Buhari di hadapan pendukungnya seperti dilansir theguardian.com, Selasa (31/3).

Nigeria dikenal sebagai sebuah negara majemuk. Negara dengan populasi terbesar di Afrika itu memiliki banyak etnis, ragam bahasa, dan kelompok-kelompok keagamaan. Buhari maju diusung oleh masyarakat mayoritas muslim di utara Nigeria. Sedangkan Jonathan diusung masyarakat mayoritas kristen dari selatan.

Dalam sistem pemungutan suara di Nigeria, tiap kandidat harus mengumpulkan setidaknya 25 persen dari dua per tiga dari 36 negara bagian di Nigeria. Untuk meraup suara demi kemenangan, kedua kandidat memilih pasangannya yang memiliki latar belakang keagamaan dan etnis yang berbeda dengan diri mereka. Pada pilpres 2015 ini, Buhari menggaet wakilnya yang beragama kristen dan Jonathan menggaet wakil dari kalangan muslim.

Tahun 2013 menjadi titik balik bagi Buhari karena dirinya berhasil menghimpun kekuatan partai oposisi di bawah pimpinannya. Koalisi yang dibentuk Buhari memfokuskan kampanye pada isu keamanan dan ekonomi. Tahun 2014, Nigeria dilanda anjloknya harga minyak dan gerakan kekerasan yang dilakukan kelompok radikal Boko Haram. Ketidakmampuan pemerintah menaklukan kebrutalan Boko Haram mengakibatkan pamor Jonathan runtuh dihadapan rakyatnya.

Gangguan keamanan itu yang dimanfaatkan Buhari untuk meraih simpati rakyat Nigeria. Dia berjanji akan melawan Boko Haram jika menjadi presiden. Tahun 2012, Boko Haram pernah meminta dirinya menjadi mediator dengan Pemerintah Nigeria. Namun, dia menolak dan menyatakan Boko Haram sudah salah kaprah dalam menerapkan prinsip-prinsip Islam.

Atas penolakan itu, kelompok yang diduga jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu menjadikan Buhari sebagai musuh dan berencana membunuhnya. Pada pidato kemenangannya, Selasa (31/3), Buhari menyatakan, Jonathan merupakan lawan politik yang dia hormati dan akan tetap menjalin persahabatan. “Kita telah membuktikan pada dunia bahwa kita termasuk pada masyarakat yang menjunjung tinggi demokrasi,” ujarnya pada para wartawan yang dilansir dari reuters.com, Rabu (1/4).

Buhari akan dilantik menjadi presiden pada tanggal 29 Mei 2015 mendatang. Banyak tantangan yang akan dihadapinya. Selain masalah gangguan keamanan dari Boko Haram, Buhari juga harus mengatasi masalah perekonomian rakyatnya.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : huffingtonpost.com, reuters.com
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 538
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1062
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 291
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 756
Momentum Cinta
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 954
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1176
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1443
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1589
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya