Purna Tugas Gubernur DKI Jakarta 2017-2022

Belajar dari Anies Baswedan

| dilihat 513

N. Syamsuddin Ch. Haesy

***

Anies Rasyid Baswedan mengakhiri tugasnya sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 16 Oktober 2022. Tak ada yang berubah dari dirinya. Selama lima tahun, itu Anies tetap seorang pemimpin pembelajar, pelayan pengabdi rakyat, petarung tangkas yang selalu punya cara menyelesaikan pertarungan. Dia juga pemenang yang merangkul dan membuka peluang bagi pecundang untuk bersama-sama menjadi pemenang.

Narasi gagasannya sebagai pemikir, tak mengapung menjadi gelembung ilusi dan fantasi, namun mengkristal menjadi imajinasi, berkembang sebagai yojana (visi) kepemimpinan yang terang. Lantas mewujud sebagai kenyataan oleh daya kreatif dan inovatif bersama tim, menyempurnakan yang tak sempurna, dan mengubah yang harus diubah, menemukan dan menghasilkan sesuatu yang baru, yang tak pernah ada sebelumnya.

Ia tak limbung kala disanjung, tak terhuyung kala dicerca dan dinista. Ia tegak laksana tugu Monumen Nasional (Monas) di pusat kota raya yang diamanatkan kepadanya, menghadapi perubahan musim, juga angin dan badai. Ia sabar dan tenang memaknai hakikat semesta, bahwa setiap perubahan yang dilakukan, selalu membentang jarak budaya dengan mereka yang membuta-tulikan dirinya saat menghadapi perubahan.

Elan atau semangat berjuang dan mengembangkan daya cipta di dalam dirinya tak pernah padam, seperti dia tak pernah bosan mendengar cerca dan sabar menghadapi serangan, serta membuka ruang pembelajaran bagi para perundung yang belum juga pandai melihat dan mendengar kebenaran.

Sejak datang ke Balai Kota DKI Jakarta, 16 Oktober 2017, dan lantang menyuarakan nurani rakyat mengawali perjuangan mematangkan akal budi, Anies tak tertakluk oleh kata-kata, ia memberi ruh atas kata-kata. Selama lima tahun, ia membuktikan esensi perjuangan, seperti dikata Rendra: mewujudkan kata-kata! Janji kampanye ditunaikan, bahkan melampaui janji itu sendiri. Wajar, ketika ada yang menyatakan: Anies memberi pelajaran penting, tentang bagaimana cara memimpin, mengharmonisasi niat, kiat, dan siasat untuk kebaikan dan kebajikan.

Gusti Ora Sare

Realitas dan rasionalitas kepemimpinannya selama lima tahun di Jakarta, bagi kalangan yang berakal budi, jujur, dan mempunyai nurani kebangsaan,  akan melihat Anies sebagai contoh manusia Pancasilais sejati, justru ketika Pancasila dipermainkan dan direduksi oleh segelintir politisi hanya sebagai jargon. Ia mampu menjadi contoh pemimpin yang memahami dan membumikan sesanti 'Bhinneka Tunggal Ika,' sebagaimana terkandung dalam esensi bhinneka tunggal ika tanhana dharma mangrwa dalam karya Mpu Tantular, kakawin Sutasoma. Berhulu keberagaman, bermuara persatuan. Toleransi sejati kaum toleran yang inklusif, egaliter, kosmopolit, dan demokratis. Bukan 'toleransi' yang dilipat sebagai manuver politik kaum intoleran.

Anies datang ke balaikota DKI Jakarta sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta 2016. Ia membawa semangat kolaborasi. Merangkul dan bukan memukul yang kalah.  Anies tak pernah lelah menyerukan persatuan. Selama lima tahun ia berjuang menyatukan kembali rakyat dengan sesanti "Maju kotanya, bahagia warganya." Dua tahun dihantam badai pandemi Covid-19 yang datang tiba-tiba disertai menebarnya derita, pilu, sansai, dan lara, disertai krisis multi dimensi. Tantangan itu dihadapinya bersama tim penyelenggara pemerintahan yang solid dan masyarakat yang berkolaborasi dan bersinergi kuat dan optimisme mampu mengatasi keadaan yang pahit, itu.

Setelahnya, ketika tiba masa untuk berbenah dan bangkit sebagai wangsa yang berdaulat, mandiri dan unggul, menegakkan eksistensi dan mengibarkan ketangguhan Indonesia, segelintir politisi yang selalu was-was menghadapi aksi kepemimpinannya, menghembuskan rumors, hoax, dan bahkan fithan. Mereka berharap apa yang mereka lakukan menjadi pusaran beliung yang bisa menghempasnya. Mereka lupa, 'Gusti ora sarè,' dan selalu menyediakan inayah Ilahiyah.

Ya! Anies mampu menggerakkan kesadaran kolektif kita, menjaga prinsip asasi: sebersih-bersih tauhid, ilmu pengetahuan, dan siasah, berbuah keseimbangan dan ketangguhan diri menghadapi beliung era post truth yang menghadapkan kita pada ketidak-pastian, kegamangan, keribetan, dan keterbelahan. Gagasan dan aksi kolaborasi bergerak menghidupkan kesadaran dan antusiasme membangun simpati, empati, apresiasi, respek, dan cinta kasih kemanusiaan sebagai landasan tegaknya keadilan.

Inisiatif-inisiatif transformasi dan daya integralitas tim yang dibangunnya bersama staf dan masyarakat, berkembang menjadi tenaga optimisme yang kuat untuk menunaikan segala tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pengembangan masyarakat, berbasis budaya khas Indonesia yang guyub, toleran, dan pantas menyerah.

Dunia lantas merespon berbagai gagasan dan pemikirannya. Dalam bilangan menit pidatonya pada forum internasional tentang perubahan iklim dan pemanasan global, Anies berhasil meyakinkan Sekretaris Jendral PBB tentang emisi. Di hadapan forum Chatam House dan OSGA - Oxford School of Global and Area Studies (London) yang bergengsi, pun dalam berbagai forum internasional di Paris, Berlin, Tokyo, dan forum internasional pemimpin kota-kota dunia di Medellin - Kolumbia, Anies mampu meyakinkan visioneering kota global abad ke 21. Belakangan, di Lee Kwan Yew Public Policy School - The National University of Singapore, Anies menyampaikan kuliah umum tentang kebijakan khalayak yang dilakukannya di Jakarta.

Marwah Bangsa

Belajar dari Anies Rasyid Baswedan selama lima tahun memimpin Jakarta, kita beroleh gambaran anyar tentang kriterium kepemimpinan yang diperlukan menghadapi cabaran dan perubahan abad ke 21. Dari Anies, kita belajar tentang adab, nilai, integritas, effort (ikhtiar konsisten dan konsekuen), dan silaturahmi dahsyat dalam membangun kolaborasi dan sinergi kebangsaan.

Adab atau akhlak mulia yang ditopang oleh keteguhan memegang prinsip ideologis, ketaatan pada hukum, akan membawa manfaat luas dalam seluruh proses pembangunan manusia dan segala perangkatnya (infrastruktur) untuk mencapai kebahagiaan kolektif.

Setarikan nafas, keteguhan memegang nilai-nilai dasar seperti: religiusitas dan spiritualitas, humanitas berkeadilan dan berkeadaban, persatuan di atas kolaborasi dan sinergi, demokrasi berbasis budaya dan kearifan, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat adalah kunci kepemimpinan.

Wawasan kebangsaan yang luas (transformasi dari narrow nationalism ke global nationalism) memperkuat muru'ah kebangsaan - nation dignity, yang membentuk integritas diri, memadukan keterampilan, profesionalisme, kecendekiaan, dan kearifan dalam menghadapi berbagai persoalan sebagai problem solver.

Elan dan effort kepemimpinan yang menapaki proses untuk mencapai hasil optimum melalui kerja tim yang kokoh, karena keberhasilan kepemimpinan pada akhirnya terletak pada kehebatan tim, bukan superioritas personal seorang pemimpin.

Dengan faktor-faktor yang mengemuka dalam pemikiran tersebut, Anies memberi pelajaran penting tentang hakekat silaturrahmi, tidak hanya dalam konteks penguatan jejaring model lebah (an nahl) yang solid dan fungsional, sebagai wujud nyata kolaborasi dan sinergi kebajikan untuk rakyat keseluruhan.

Anies berkeyakinan, bahwa karena manusia sebagai individu tidak sempurna, maka selalu diperlukan menifestasi kongkret watak sebagai makhluk sosial, yang diberi kesadaran tanggungjawab oleh Allah Maha Pencipta untuk menghimpun yang terserak, mendekatkan yang jauh, mengkaribkan yang dekat, solid dan bersatu untuk saling memuliakan.

Norma atau nilai-nilai kepemimpinan yang melekat pada diri Anies Rasyid Baswedan, memaknai kesabaran dan kecerdasan sebagai sesuatu yang bersifat aktif, kreatif, dan inovatif dalam berkarya. Di sisi lain, memaknai keteguhan sikap, keberanian, dan ketegasan dalam konteks memaknai kekuasaan hanya sebagai cara untuk berbuat kemaslahatan bagi orang banyak. Bukan untuk kepentingan yang menimbulkan kemudharatan. Dalam konteks keseluruhan performanya, lantas terasa, senyum merupakan ekspresi keikhlasan dan kepasrahan kepada Tuhan, pemilik kekuasaan yang sesungguhnya.. |

Editor : delanova
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 498
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1581
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1371
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 218
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 430
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 429
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 399
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya