TELEVISI

NET.TV : Televisi Transformasi Paling Pas

| dilihat 8280

N. Syamsuddin Ch. Haesy

ORANG kreatif tak pernah mati. Dia terus hidup. Paling tidak gagasan dan ide-idenya abadi, dan akan berkelanjutan, karena akan terus dihidupkan oleh orang-orang kreatif. Nasihat ini selalu saya berikan kepada ‘anak-anak kreatif’ saya di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) dulu dan di mana saja tempat saya bekerja.

Salah satu orang kreatif Indonesia yang saya hormati adalah Wishnutama, yang tak pernah saya kenal (kecuali lewat media) sampai tulisan ini diturunkan.

Ketika dia berada di TransTV, stasiun televisi -- milik Chairul Tanjung -- itu benar-benar menjadi televisi transformasi. Lalu, ia resign dari sana (Jum’at: 13 April 2012). Tak penting bagi saya, apa alasannya keluar, karena sebelumnya (di awal TransTV beroperasi) Ratna Mahadi dan Alex Kumara juga hengkang. Yang penting saya catat adalah: begitu Wishnutama hengkang, stasiun televisi itu berangsur 'surut' pamornya. Boleh disebut tak jelas lagi positioning-nya.

Jalan karir Wishnutama, seolah 'mirip' dengan sepenggal 'periode' karir Steve Job di Apple. Inc. Dan, ketika Wishnutama (18 Mei 2013) mengibarkan bendera Net.TV (dulu bernama Spacetoon) melalui Net Mediatama Indonesia, pesona transformasi televisi (atau televisi transformasi) kita temukan lagi.

Sebagai mantan brodkaster televisi, saya melihat Net.TV sebagai stasiun televisi berkualitas teratas dalam banyak hal. Mulai dari visioneering, desain kreatif, kualitas teknologi penyiaran, color tonecaster, dan performa para presenter serta programa siarannya. Tak kalah dengan stasiun televisi internasional. Termasuk tampilan grafisnya.

Banyak programa siaran menarik di Net.TV. Mulai dari programa siaran newssoft seperti Entertainment News, Litetalk (Sarah Sechan), The Comment, Breakout, Games, Weekend List, Tonight Show, I Look, programa dokumenter Indonesia Bagoes dan Lentera Indonesia, 1 Indonesia, sampai programa siaran berita (hard program) : Net.5 dan Net.12. Sungguh menjadi newstainment. Terasa, progarama siaran dikemas sangat apik. Demikian juga dengan Indonesia Morning Show yang bersemangat di pagi hari. Mentransfer hidup gembira. Pas sebagai bekal beraktivitas.

Wishnutama (dalam kemerdekaannya) nampak total mengeksplorasi dimensi kreatif dirinya dan timnya. Juga terasa, dia bersama tim manajemen Net.TV berhasil menjaring sumberdaya manusia melalui human investment dan assesment yang tepat. Tak terkecuali para orang muda sebagai performer stasiun televisi itu. Keseluruhannya terasa benar-benar sebagai team work kreatif yang pas dengan proses transformasi bangsa di tengah noise society.

Meski ada Berita Satu yang memberikan aksentuasi programatik pada news (politic heavy), Bloomberg TV Indonesia (economic heavy), dan Kompas TV yang mengusung sesanti ‘Inspirasi Indonesia,’  Net.TV memberi nilai lebih kepada khalayaknya. Terutama bagi pemirsa yang ingin mendapat 'kesegaran,' ‘ketenangan’ dan ‘haus informasi jernih tanpa presumsi berlebihan.’

Saya bayangkan, semua itu tidak mudah dilakukan. Pengalaman ketika mengendalikan programa siaran dan operasional Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dengan beban ‘mission’ yang begitu berat. Apalagi proses assesment SDM di awalnya, hanya menjaring sedikit kreator televisi. Akibatnya, memerlukan waktu untuk melakukan creativity kick off mengubahnya menjadi televisi yang sesuai dengan kodratnya: entertainment. 'Pelajaran pertama' tentang televisi yang saya pelajari menegaskan, kodrat televisi adalah entertainment media, apapun muatan programa siaran dan misinya.

Saya melihat, Wishnutama berhasil menghadirkan stasiun Net.TV sesuai kodratnya sebagai televisi. Bahkan memberikan nilai lebih dengan menghadirkan karakter, kompetensi, kreativitas dan inovasi kreatif pada programa siaran secara kuat. Siaran televisi di Net.TV jauh dari kreaivitas instan. Terjaga betul beat dan pesonanya secara programatik. Apalagi dengan bluis tone teknologi penyiarannya yang membawa kesejukan.

Dari sisi performer, bila Berita Satu berhasil menghadirkan kembali Rike Amru dengan penampilan terjaga dan kerja tim yang relatif satu komando, Net.TV berhasil menghadirkan newscaster dan presenter muda yang fresh dan nampak membuka diri. Mereka tidak larut mengikuti dinamika programa siaran televisi lain yang centang perenang. Mereka juga tidak terpengaruh oleh performa presenter  yang sudah out of date, namun masih getun tampil di layar.

Saya membayangkan (dan berharap) perkembangan Net.TV kini dan kelak, sungguh membawa gerak transformasi budaya, dan menularkan memetika kepada seluruh masyarakat Indonesia, pemirsanya. Terutama kalangan orang muda dan perempuan sebagai penggerak transformasi Indonesia. Bila Wishnutama dan seluruh tim kreatifnya terus menjaga minda (mindset) perubahan dengan mengelola ‘master control room’ dan ‘newsroom policy’ secara tepat (anti ghibah, anti buhtan, anti hoax, dan clear, kita berharap Net.TV menjadi referensi transformasi bangsa ini. Terutama, dalam mengelola news program, dengan merujuk pada prinsip Bill Kovack: verifikasi dan konfirmasi. Saya meyakini, Net.TV akan menjadi sungguh sebagai ‘enlighter.’ Paling tidak menjadi 'lilin' kala gelap.

Net.TV akan sungguh menyajikan program yang nett dan menjadi energizer NET movement bagi perubahan masyarakat kita. Semogalah, Net.TV sungguh menjadi media transformasi paling pas untuk Indonesia kita. | 

Editor : Web Administrator
 
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 715
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 872
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 823
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 220
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 436
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 432
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 403
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya