SENIN (27/1/25) pagi, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengawali kunjungan kenegaraan -- sebagai Kepala Negara -- kepada Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke XVII, Sultan Ibrahim, di Istana Negara Malaysia, Kuala Lumpur.
Presiden Prabowo datang mengenakan busana resmi -- jas tutup hitam, bersamping songket, dan bersongkok (mengenakan peci) hitam . Ia disambut dengan upacara kebesaran militer lengkap di halaman istana.
Sultan Ibrahim yang juga Sultan Johor menunggu untuk menyambutnya dengan jas lengkap. Sultan juga mengenakan songkok hitam. Perdana Menteri (PM) X Malaysia, Dato Seri (DS) Anwar Ibrahim, Timbalan Perdana Menteri DS Zahid Hamidi dan DS Fadilah Yusof, Menteri Luar Negeri DS Mohammad Hasan (Tok Mat) dan beberapa menteri Kerajaan Perpaduan yang mendampingi Sultan Ibrahim, juga demikian. Mengenakan jas lengkap dengan songkok.
Delegasi Indonesia yang menyertai Presiden Prabowo, antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roslani, Penasehat Khusus Presiden Hasim Djojohadikusumo, dan beberapa pejabat lainnya.
Pertemuan hangat dan bersahabat tersebut mempunyai makna khas bagi kedua kepala negara dan kedua negara. Terutama karena Presiden Prabowo dan Sultan Ibrahim merupakan sahabat lama. Keduanya bersahabat sudah hampir lima dekade. Persisnya, kala keduanya sama-sama mengikuti pendidikan militer di Amerika Serikat.
Dalam konferensi pers bersama PMX Anwar Ibrahim di Menara Petronas - KLCC (Kuala Lumpur City Centre), Prabowo menyebut, kala itu "saya masih kurus." Hadirin dan wartawan seketika tergelak.
'Pulang Kampung'
Pada pertemuan kenegaraan di Istana Negara, terjadi momen sangst istimewa. YdPA XVII Sultan Ibrahim menganugerahkan Presiden Prabowo, Darjah Kerabat Johor Yang Amat Dihormati Peringkat Pertama (D.K.1).
Persahabatan dan persaudaraan kedua pemimpin dua negara sebatih, itu sangat terasa. Menggambarkan hubungan dirinya dengan Sultan Ibrahim dan masyarakat Malaysia pada umumnya, seolah bukan tetamu negara. Prabowo bercerita sekejap. Ia mengemukakan, dirinya sempat tinggal dan bersekolah di Malaysia. Lantas Prabowo beramsal, ke Malaysia seperti 'pulang kampung.'
Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo bersahabat karib dengan proklamator kemerdekaan Malaysia, Tengku Abul Rahman (dari Johor). Ayah Prabowo yang sohor sebagai begawan ekonomi dan negarawan yang disegani, juga karib dan sangat bersahabat dengan Tun Razak (negarawan dari Pahang), salah satu Perdana Menteri setelah Tengku Abdul Rahman.
Karenanya, PMX Anwar Ibrahim menyebut, pertemuan Prabowo dengan Sultan Ibrahim merupakan refleksi hubungan persahabatan dan persaudaran yang sungguh khas dan unik.
Usai melakukan pembicaraan bilateral membahas berbagai agenda terkait hubungan Indonesia - Malaysia, dalam kapasitasnya sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden Prabowo dan anggota delegasinya bergerak ke Menara Kembar Petronas, yang merupakan simbol pencapaian pembangunan dan kemajuan Malaysia.
Di sana, Prabowo yang telah berganti kostum dengan jas abu-abu, sudah ditunggu PMX Anwar Ibrahim beserta sejumlah menteri kabinet pemerintahannya. Keduanya melakukan perbincangan empat mata, pertemuan dua arah, lengkap dengan menteri dan pejabat tinggi masing-masing. Keduanya juga menyaksikan penanda-tanganan kerjasama Pertamina dengan Petronas, dua korporasi masing-masing negara yang bergerak di bidang energi.
Berbagai bidang dan sektor kerjasama dua arah dibahas dalam pertemuan terbatas tersebut, mulai dari masalah hubungan ekonomi -- tanpa kecuali perdagangan yang terkait dengan energi, pangan, dan produk industri --, sosial -- terkait ketenagakerjaan, khasnya buruh migran Indonesia di Malaysia, pertahanan, pendidikan dan lainnya.
"Terima kasih dan ma'af merepotkan"
Data dari Kantor Perdana Menteri (PMO) Malaysia menunjukkan, dari Januari hingga November 2024, jumlah perdagangan dua hala antara kedua negara tercatat mencapai RM106.06 miliar - setara AS$23.2 miliar), meningkat dari RM101.99 miliar (AS$22.41 miliar) pada masa yang sama tahun 2023.
Saat bicara di hadapan wartawan, PMX Anwar Ibrahim juga mengemukakan pula hubungan persahabatannya secara personal dengan Presiden Prabowo. Sebagai pemimpin, keduanya pernah mengalami dan melalui situasi politik yang pelik, namun bersejarah dan bermakna.
Anwar berkelakar sambil menukil dua larik puisi Chairil Anwar, "Aku ini binatang jalang / dari kumpulan yang terbuang." Puisi metaforis yang menunjukkan kekhasan tertenu yang tak sama dengan kebanyakan orang. Kutipan puisi Chariril Anwar, itu seolah hendak menggambarkan bagaimana kepemimpinan keduanya tertempa dengan tantangan yang tak ringan. Kehangatan persahabatan dan persaudaraan Presiden Prabowo dengan Sultan Ibrahim dan Anwar Ibrahim secara personal, menjadikan suasana penyambutan sangat istimewa. Presiden Prabowo merasakan keistimewaan, itu dan mengungkapkannya. Antara lain terkesan dalam pengawalan.
"Saya berterima kasih dan minta ma'af juga kepada para pengawal.. jadi merepotkan," ujarnya sambil senyum khas.
Dalam pernyataannya Presiden Prabowo mengemukakan, hubungan Malaysia - Indonesia menjadi istimewa, karena berbagai kesamaan, khasnya sosial dan budaya (sejarah, darah, dan etnik), Kata Prabowo, dalam hal bahasa, mempunyai akar bahasa yang sama. "Bahkan banyak pemimpin Malaysia berasal-muasal dan masih mempunyai kerabat di Indonesia," cetusnya. Agama penduduk terbesar dua negara juga sama (baca: Islam).
Indonesia memberikan dukungan kepada Malaysia yang pada tahun 2025 ini memangku amanah sebagai Ketua ASEAN. Presiden Prabowo bersyukur, tak ada negara anggota ASEAN yang bertikai.
Ia menyebut, dengan populasi penduduk sekitar 600 juta, ASEAN mesti mempunyai pengaruh di dunia. "Malaysia dan Indonesia memiliki kepentingan yang sama, kita ini pendiri ASEAN," cetusnya.
"Mulai Mengaum"
Dalam konteks hubungan dua arah antara Malaysia dan Indonesia, menurut Prabowo dan Anwar Ibrahim, kedua negara mempunyai political will yang mendorong kerjasama bilateral harus lebih kuat.
Dengan semangat itu, berbagai hal terkait masalah teknis diplomasi dalam hubungan kedua negara, akan dapat diselesaikan lebih baik. Prabowo juga menyebut komitmen Malaysia dan Indonesia tentang Palestina, sama memberikan dukungan bagi kemerdekaan Palestina. Indonesia bersyukur atas terjadinya gencatan senjata di Palestina.
Prabowo juga menyinggung soal kelapa sawit, yang banyak menjadi perhatian berbagai negara di dunia. Malaysia dan Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen sawit terbesar di dunia.
Pesona persona Presiden Prabowo juga menjadi kepedulian kalangan media di Malaysia -- termasuk isu mutakhir soal 'pagar makan lautan' - di pesisir dan pantai Kabupaten Tangerang - tak urung menjadi perhatian wartawan veteran Tan Sri Johan Jaaffar yang kerap mencermati perkembangan politik Indonesia.
Sabtu (25/1/25) - Tan Sri Johan Jaaffar (TSJJ) - Wartawan Negara Malaysia (yang juga dramawan) yang pernah memimpin Utusan Melayu, Dewan Bahasa dan Pustaka, Chairman Media Prima Bhd, dan pernah memimpin Badan Pencegah Rasuah Malaysia menulis di koran berbahasa Inggris, The Star bertajuk "The Real Prabowo is Roaring."
Di ujung artikel kolomnya, itu TSJJ menulis, "Lo and behold! We are beginning to see the tiger in Prabowo roaring now!" Lihatlah ! Kini, kita mulai melihat 'harimau' dalam diri Prabowo mulai mengaum ! | sharia / haedar
Artikel terkait : Kunjungan Sekejap Prabowo kepada Anwar Ibrahim Penuh Makna