Belajar pada Generasi Baru

| dilihat 1707

Bang Sem

SENIN, 15 Desember 2014 adalah awal pekan yang mengesankan. Setelah beberapa tahun, saya jumpa dengan mantan staf saya dulu, ketika masih aktif sebagai brodkaster. Tak hanya kehidupannya yang berubah lebih baik, pengetahuan dan pengalamannya juga bertambah baik.

Saya senang diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melihat kemajuan yang dialaminya.  Apalagi, akhlaknya juga jauh menjadi lebih baik. Saya berdo’a baginya (dan bagi seluruh adik-adik yang pernah bekerja bersama saya): semoga Allah melimpahkan kebajikan tanpa henti, dan membuka seluruh pintu sukses.

Bagi mereka yang bersyukur dengan terus berkreasi dan melakukan inovasi untuk menguatkan kompetensinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu membuka ruang sukses. Semakin bersyukur, kian bertambah bilangan kebaikan yang bakal diperoleh untuk mencapai sukses yang sejati.

Beberapa hari sebelumnya, di Surabaya, saya memandu lebih dari 40 karyawan dan karyawati Bank Indonesia yang antusias mengembangkan soft skill untuk mengembangkan kompetensinya masing-masing. Mereka secara khas dilatih untuk mampu mendiseminasi berbagai pemahaman tentang informasi mutakhir perkembangan bank sentral.

Bersama Prof. Dr. Sam Abede Pareno – Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Sutomo (UNITOMO) Surabaya – kami berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para karyawan yang patut saya sebut adik atau bahkan anak. Antusiasme mereka belajar, luar biasa. Dan, lagi, dari mereka saya peroleh akhlak yang baik.

Hal-hal sedemikian, membuat saya selalu optimistis, hidup hari esok lebih baik.

Lepas dari semua itu, saya merasa, proses regenerasi yang alamiah semacam itu, memang harus dilakoni dengan kesadaran dan keikhlasan untuk berbagi. Termasuk keikhlasan memberi ruang bagi tumbuh kembang dan tersemainya kolaborasi mencapai kualifikasi hidup lebih baik di masa depan.

Ketika generasi demi generasi saling berkolaborasi, mengikat kuat relasi melalui  kesadaran kolektif untuk saling menguatkan satu dengan lain, khasnya dalam melakukan transformasi sosial, yang kita dapatkan adalah indahnya optimisme itu sendiri. Bila hal ini terus berjalan dan dikembangkan, yang akan kita dapatkan adapat suatu progres yang amat positif.

Kata kuncinya adalah kemauan dan kemampuan untuk menempatkan diri secara proporsional. Dengan cara itu saya melihat, generasi baru – dalam banyak hal – berkualitas lebih baik. Terutama dalam berinteraksi dengan kemajuan sains dan teknologi. Untuk itu, saya senang dapat kesempatan belajar pada mereka.

Dengan cara ini, saya terus berikhtiar hidup tak boleh berhenti kreatif dan inovatif, meski hanya sesaat. | 

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
10 Mei 24, 09:58 WIB | Dilihat : 97
Malaysia Tak Pernah Pindahkan Ibu Kota Negara
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 296
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 521
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 508
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 798
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 946
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
Selanjutnya