Film Seri TVRI Rindu Satpam Kita Episode 2

Selalu Ada Inspirasi di Balik Kesulitan

| dilihat 2963

AKARPADINEWS.COM | HIDUP bergerak seperti gelombang laut. Kadang mengayun lembut, tapi tak jarang membenturkan manusia dengan karang. Rindu dan Darmi menjalaninya dengan optimistis. Dua tokoh sentral dalam film seri televisi bertajuk Rindu Satpam Kita – itu, memberi kisah tentang bagaimana di tengah keterbatasan manusia harus hidup survive. Terutama dalam mewujudkan cinta-cita.

Episode 2 film seri Rindu Satpam Kita yang akan tayang Minggu, 20.00 – 21.00 di Siaran Nasional TVRI itu, bercerita tentang suasana tak nyaman yang harus dihadapi Rindu, selepas kembali bekerja. Sejumlah orang, terutama Lina (Christy Carol) hanya menyapanya sekadar berbasa-basi.  Lina yang tak suka pada Rindu karena kuatir boss-nya, Irwan jatuh cinta pada satpam, itu menunjukkan sikap tak suka secara frontal. Tidak begitu dengan Yanti yang memang tak berpendirian.

Suasana tak nyaman juga dihadapi Darmi (Lisa Syahtiani) di rumah Jenderal Gendon, sejak kedatangan Rani (Latisya) – kemenakan Bu Gendon, yang ceriwis dan usil. Rani sangat berbeda dengan perangai Shinta (Wina Marinno) dan Anto (Arief Wibowo). Meski demikian, Rindu terus bersyukur, karena Wulan (Erma Zarina) – satpam senior yang selalu perhatian kepadanya, terus memompa semangatnya.

Di episode 2 film seri televisi ini, Rindu Satpam Kita memberikan tawaran-tawaran nilai tentang bagaimana manusia harus bersikap atau menyikapi realitas hidup. Terutama, karena realitas itu tak seperti yang dibayangkan. Alhasil, realitas hidup tak berjalan sejajar dengan apa yang terimpikan dan terbayangkan.  Namun yang pasti, nilai-nilai baik dan nilai-nilai buruk, berjalan beriringan. Episode ini menawarkan gagasan sederhana: selalu ada inspirasi di balik kesulitan hidup.

Seperti Filem Seri Televisi Rindu Satpam Kita, yang didesain oleh Tito Kurnianto sebagai medium ekspresi kalangan insan film, teater, dan penggiat seni peran untuk saling berbagi pengalaman dan menimba pengetahuan, sambil menebar nilai positif, harus mengikuti gelombang perjalanan yang tak mudah. Semangat dan gagasan besar untuk menghadirkan kembali nilai-nilai positif dan realitas hidup manusia yang tidak selalu berbanding diametris, mesti berhadapan dengan fakta brutal: kuatnya semangat komersialisme dalam industri citra bergerak itu. Meskipun, tak jarang, semangat komersialisme itu meninggalkan dan menanggalkan akal sehat.

Gagasan untuk menyajikan kembali tontonan keluarga yang sehat dan wajar, itu seperti gayung bertemu tempayan, antara rumah kreatif Akarpadi Selaras Media dengan Bank Negara Indonesia dan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI. Ada komitmen kolektif untuk menjadikan kembali LPP TVRI sebagai saluran yang memberikan ruang bagi pengembangan potensi kreatif insan film, teater, dan pelaku seni peran antar generasi. Sekaligus memperkuat konsistensi LPP TVRI mengemban fungsi lembaga penyiaran sebagai medium kreatif dengan menyajikan materi programa siaran yang menghibur sekaligus mendidik dan memberi informasi.

Film Seri Televisi Rindu Satpam Kita yang ditayangkan setiap Minggu malam, itu secara gradual hendak mengembalikan lagi porsi penayangan secara programatik di tengah viewing habit masyarakat yang selama ini terpenetrasi oleh sinetron kejar tayang. Memang tak mudah melakukan transformasi di tengah perubahan deformatif. Tetapi, hal itu harus dilakukan.

Jauh sebelum film seri televisi ini diproduksi, gagasannya sudah didiskusikan dengan beberapa kalangan, antara lain dengan Arief Suditomo – Anggota DPR RI yang berkomitmen memperkuat LPP TVRI sebagai media milik bangsa. Diskusi juga dilakukan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat – Deddy Mizwar yang memberi beberapa saran dan kritik atas teknik dan teknis penggarapan aspek sinematografi film seri televisi ini.  Demikian juga halnya dengan sejumlah sineas dan budayawan senior yang memandang penting menyajikan film seri televisi yang sekaligus menjadi medium interaksi dan diseminasi gagasan-gagasan aktual tentang realitas kehidupan masyarakat. Terutama yang selama ini tak tersentuh oleh banyak sinetron.

Tema tentang satpam perempuan dengan latar multietnis dan mempertemukan kalangan antar segmen sosial, dipilih untuk menempatkan satpam sebagai profesi yang wajar dan dapat menjadi tempat berkarir. Terutama, karena selama ini, tak jarang profesi satpam hanya dijadikan bumbu komedi dalam sinetron. | Bang Sem

 

Editor : Web Administrator
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1193
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Sainstek
01 Nov 23, 11:46 WIB | Dilihat : 950
Pemanfaatan Teknologi Blockchain
30 Jun 23, 09:40 WIB | Dilihat : 1175
Menyemai Cerdas Digital di Tengah Tsunami Informasi
17 Apr 23, 18:24 WIB | Dilihat : 1440
Tokyo Tantang Beijing sebagai Pusat Data Asia
12 Jan 23, 10:02 WIB | Dilihat : 1586
Komet Baru Muncul Pertama Kali 12 Januari 2023
Selanjutnya