Belum Pasti Kapan Gencatan Senjata

Israel Menggempur Gaza Siang Malam

| dilihat 1953

GAZA, AKARPADINEWS.COM. BELUM ada yang bisa memastikan, kapan akan terjadi gencatan senjata antara Israel dan Palestina yang sudah menewaskan hampir 200 anak-anak dan perempuan, warga sipil Gaza.

Jeremy Bowen, redaktur BBC Timur Tengah di Gaza menganalisis, faktor-faktor yang memengaruhi gencatan senjata belum nampak. Yang pasti, darah terus tersimbah, bocah-bocah dan kaum perempuan Palestina, terus menjadi korban keganasan zionis Israel yang kian brutal. Terutama, sejak Perdana Menteri Benjamin Netanjahu bersumpah tak akan menghentikan serangan.

Puluhan drone ganti berganti melintas di udara Palestina menuju Gaza, kemudian membuang bom di sembarang tempat. Alasannya, pejuang Hamas dan Al Fatah yang kini berkoalisi, tersebar di mana-mana dan terus menjadi ancaman.

Bowen meyakini, tak akan ada kesepakatan untuk gencatan senjata dan berunding dalam waktu dekat. Perundingan dan gencatan senjata sebagai jalan politik untuk mengurangi banyak korban, hanya dipandang sebagai retorika yang terus menerus disampaikan oleh para petinggi di Israel. Mereka tak akan mau mendengar apapun yang disampaikan dari pihak Palestina.

Bahkan, senjata seringkali menyalak bersamaan dengan retorika mereka tentang perdamaian di kawasan itu. “Tidak ada pihak yang siap untuk berunding,” ungkap Bowen. Terutama dari kalangan petinggi Israel. Ia mengatakan, ketika menulis laporan tentang perkembangan mutakhir di Gaza, “Saya dapat mendengar begitu banyak aktivitas udara Israel atas Gaza, bukan hanya suara tinggi drone yang berputar dan selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari warga Gaza. Tetapi juga deru mesin jet dari pesawat tempur Israel.”

Bowen melukiskan beberapa ledakan keras, serangan udara atau artileri medan, terus bergemuruh di atas Gaza. Demikian juga suara tembakan angkatan laut dari kapal perang Israel beberapa mil di lepas pantai, bagai genderang yang tak henti ditabuh.

Para pejuang Palestina, terutama Hamas tak gentar dengan itu semua. Mereka, bahkan balik mengancam, meski rudal yang mereka punya sangat terbatas. Mereka hanya menggertak saja, ketika mengatakan akan mengirim rudal baru dan lebih kuat untuk membalas serangan Israel.

Israel yang melakukan serangan bertubi-tubi, berkilah, apa yang mereka lakukan hanyalah sebagai tindakan balasan untuk membela diri. Padahal, aksi penindasan terhadap warga Palestina, termasuk penangkapan dan penyiksaan terhadap anak-anak dan kaum perempuan, tak pernah henti mereka lakukan.

Yang pasti, tulis Bowen, Israel terlalu banyak membunuh. Padahal, Hamas – Al Fatah dan kelompok pejuang Palestina lainnya, telah banyak menawarkan usul untuk menyelesaikan persoalan dengan cara damai.  Tapi, Israel tak menggubris, dan mencari celah untuk terus menghantam Palestina. Antara lain dengan mengirim pasukan besar-besaran dan menghabiskan dana jutaan US dollar untuk dan atas nama pertahanan sipil mereka.

Pertempuran Israel – Palestina bukanlah pertempuran yang imbang dan sama kuat. Israel mempunyai persenjataan yang lengkap. Warga Israel dapat melihat bagaimana rudal Hamas dipatahkan di udara dengan tenang. Terutama, karena mereka selama bertahun-tahun telah membangun rumah yang dibangun dengan kamar aman ledakan. Israel juga mempunyai Iron Dome sistem anti rudal yang efektif untuk melindungi warga sipil, yang pembangunannya dibiayai oleh Amerika Serikat. Bahkan, di Sderot, kota Israel yang paling dekat dengan Gaza, halte bus pun mereka bangun seperti rumah blok beton.

Gencatan senjata tak akan terjadi dengan sendiri. Perlu mediator yang didengarkan oleh Israel. Tapi, siapa yang bisa melakukannya kini? Amerika Serikat telah ditawarkan menjalankan fungsi mediasi itu. Tapi, terkesan ogah-ogahan. Apalagi, Amerika menganggap, serangan Israel hanyalah reaksi dari aksi yang dilakukan Hamas. Bukan sebagaimana fakta yang sebaliknya.

Tahun 2012, Amerika Serikat sempat menggunakan pihak ketiga, Mohammad Morsi ketika masih menjabat Presiden Mesir, bonekanya. Kini, siapa? |

Editor : Web Administrator | Sumber : BBC World
 
Energi & Tambang
Lingkungan
10 Mei 24, 09:58 WIB | Dilihat : 111
Malaysia Tak Pernah Pindahkan Ibu Kota Negara
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 308
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 530
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 517
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
Selanjutnya