Dunia Perlu Pembelajar Otodidak

| dilihat 2039

AKARPADINEWS.COM | Manusia adalah makhluk pembelajar. Dengan belajar, manusia memaksimalkan kemampuan pikirannya. Itulah yang membedakan manusia dengan hewan yang hanya menggunakan instink.

Karena belajar, manusia dapat memenuhi sekaligus memecahkan masalah kehidupan. Dengan belajar, manusia mampu menciptakan kebudayaan dan menjadikan wajah dunia lebih dinamis.

Aktivitas belajar termasuk dalam ranah pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia. Masyarakat awam mengenal dunia pendidikan hanya sebatas kulit luar pada kalangan akademisi yang menghabiskan waktu belajar di bangku sekolah. Dunia pendidikan mengenal para pembelajar mandiri atau  “kaum otodidak.” Kata otodidak berasal dari bahasa Yunani: autodidaktos, yang artinya belajar sendiri.

Dulu, kaum otodidak dipandang sebelah mata, karena dianggap tidak mengerti dasar keilmuwan tanpa bimbingan seorang guru. Namun, ketika zaman berubah, eksistensi kaum otodidak semakin disegani. bahkan memiliki kecerdasan dan emosional question di atas rata-rata dengan orang yang menekuni bidang yang sama dengannya.

Beberapa di antaranya bahkan mampu mengubah dunia. Pendiri Microsoft Bill Gates, Penulis novel Agatha Christie, Sutradara film James Cameron hingga pemilik taman hiburan anak-anak Walt Disney. Tidak hanya di dunia Barat, negeri ini banyak melahirkan para otodidak yang sukses seperti pengusaha Bob Sadino, hingga sastrawan fenomenal Pramoedya Ananta Toer yang karya sastranya diakui dunia. Kesuksesan mereka bukan dari sekolah tinggi, namun dari rasa ingin tahu yang besar, kreatif, kesabaran menghadapi kegagalan dan kegigihan hidup yang luar biasa.

Dalam tokoh pewayangan, dikenal pula sosok Bambang Ekalaya dari epos Mahabrata. Ekalaya atau dikenal pula dengan Palgunadi berasal dari kaum nisada yang dianggap paling rendah sebagai kaum pemburu namun ia memiliki kehebatan ilmu memanah setara dengan Arjuna. Awalnya Ekalaya memohon kepada Bagawan Drona, guru Pandawa dan Kurawa. Namun, Drona menolak  karenan janjinya hanya ingin mendidik Pandawa dan Kurawa khususnya Arjuna sebagai pemanah paling unggul.

Penolakan Drona tidak menjadikan Ekalaya patah semangat. Ekalaya membuat patung Drona, berlatih memanah menghormati dan menimba ilmu dari patung tersebut serupa dengan gurunya. Dengan kegigihanya dalam berlatih, kemampuan memanah Ekalaya bahkan melebihi Arjuna.

Mengetahui hal tersebut Arjuna gelisah, akhirnya Resi Dona meminta Ekalaya untuk memotong ibu jari kanannya sebagai bentuk Dakshina atau tanda terima kasih seorang murid. Ekalaya pun ikhlas memotong ibu jarinya, meskipun harus kehilangan kemampuan memanah. 

Kisah Ekalaya dapat menjadi cerminan bagi kita bahkan bagi dunia pendidikan Indonesia.  Ekalaya adalah sosok pembelajar otodidak sejati karena menggunakan ketulusan dan kegigihan untuk belajar. Pengabdiannya pada sang guru begitu besar meskipun Drona tidak pernah mendidiknya secara langsung, namun Ekalaya merasa semangat dan inspirasi belajarnya berasal dari sang guru.

Di era modern, ketulusan dan pengabdian di dunia pendidikan kita nyaris digantikan oleh kewajiban semata. Seorang murid wajib untuk menuntut ilmu di sekolah untuk mendapatkan ijazah agar dapat bekerja. Sedangkan guru wajib mendidik anaknya untuk mendapatkan gaji. Dari kisah Ekalaya yang seorang otodidak inilah justru kita mendapatkan pembelajaran seperti pepatah “Guru kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari”. Ia mampu mendapatkan ilmu lebih dari gurunya tanpa bimbingan langsung karena menghayati proses belajar dengan tulus. 

Kemampuan manusia untuk mempelajari dunia dan isinya pun telah diajarkan Tuhan melalui wahyu pertama kepada Rasululah Muhammad SAW : “Iqra (bacalah) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan…” Begitupun pembelajaran secara otodidak sebagai cerminan sebuah keistimewaan hidup menjadi seorang manusia pembelajar. Tidak hanya mempelajari sekedar teori, tetapi mereka yang berani mandiri dan melakukan praktik langsung apa yang dipelajarinya dengan tulus, gigih dan kreatif adalah manusia pembelajar sesungguhnya. Karena itulah dunia membutuhkan para otodidak. | Selvi Agnesia

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : berbagai sumber
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 529
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1624
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1401
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 248
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 344
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya