Wayang

Dewi Kunti, Ibu Para Pandawa yang Tegar

| dilihat 23869
AKARPADINEWS.Com - Sosok ibu sangatlah penting bagi setiap anak. Tak kecuali bagi sosok perwayangan, seperti Mahabharata sebuah kisah kepahlawanan dari para Pandawa. Pandawa tak akan mampu melalui beragam cobaan dalam kisah tersebut tanpa sokongan dari seorang ibu yang luar biasa bernama  Dewi Kunti.
 
Dewi Kunti merupakan anak dari Prabu Surasena yang kemudian diangkat anak oleh Prabu Kuntiboja. Ia merupakan sosok perempuan yang tegar, dan penyayang. Pada masa mudanya, Kunti memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Dari rasa keingintahuannya itu, ia mencoba mantra Adityahredaya yang baru saja diajarkan oleh Resi Durwasa. Mantra tersebut merupakan mantra untuk memanggil dewa ataupun dewi yang diinginkan. Resi Durwasa sudah melarangnya untuk merapalkan bila belum saatnya dibutuhkan. 
 
Namun, Kunti merapalkannya sehingga tak sengaja memanggil Bathara Surya—Dewa Matahari—yang kemudian memberikan karunianya pada Kunti. Kemudian, Kunti pun hamil dan kehamilannya tersebut diketahui oleh Resi Druwasa. Untuk menyelamatkan Kunti dari aib kerajaan, Resi Druwasa pun mengeluarkan jabang bayi dari perut Kunti melalui telinga dan anak itu kemudian diberi nama Karna. Setelah Karna lahir, Kunti pun menghanyutkannya ke sungai dan berharap ada yang menemukannya serta merawatnya.
 
Dewi Kunti merupakan istri pertama dari Prabu Pandu Dewanata. Darinya, Prabu Pandu Dewanata dikaruniai tiga orang anak, yakni Yudistira, Bima, dan Arjuna. Pada saat Pandu Dewanata dan Dewi Madrim—istri kedua Pandu dan ibu dari Nakula dan Sadewa—meninggal, Kunti mengurus kelima anak Pandu sendirian. Kunti tidak pernah membedakan antara ketiga anak kandungnya dengan anak dari Madrim. Ia menyayangi kelima Pandawa dengan adil.
 
Karna dan Dewi Kunti
 
Ketegarannya sebagai ibu diuji manakala kelima Pandawa hendak disingkirkan dari tahta Astinapura. Pada percobaan penyingkiran Pandawa pertama oleh Sengkuni dan Duryudana, Kunti ikut serta dalam pelarian Pandawa dari jebakan balai yang dibakar oleh Kurawa. Ia menemani kelima Pandawa berkelana menyamar, meskipun dirinya berstatus sebagai permaisuri Astinapura, hingga akhirnya dirinya bersama Pandawa kembali ke Astinapura.
 
Ketegarannya pun diuji kembali saat dirinya harus menghadapi kenyataan bahwa Pandawa akan berhadapan dengan Karna. Karena rasa berdosanya saat menghanyutkan Karna ke sungai, ia membujuk Karna untuk tidak melawan para Pandawa. Kunti juga memohon maaf karena dirinya sudah menelantarkan Karna pada masa mudanya. Namun, Karna tetap akan melawan Pandawa.
 
Sebagai seorang ibu, Kunti tidak ingin Pandawa dan Karna bertarung, karena baik Karna maupun Pandawa merupakan anak baginya. Saat Arjuna berhasil mengalahkan Karna, Kunti bukannya bersorak-sorai, ia kemudian berduka. Ia juga ikut mengantarkan jenazah Karna untuk dikebumikan setelah perang Bharatayuda. 
Kunti juga tak sungkan untuk memarahi para Pandawa kala kelimanya berbuat suatu kesalahan. Saat peristiwa dalam lakon pandawa dadu. Kunti memarahi kelima Pandawa karena telah mempertaruhkan Drupadi sebagai barang taruhan dadu dan kemudian kalah. Kunti murka karena ia merasa Pandawa telah melecehkan seorang perempuan dengan menempatkannya sebagai barang taruhan.
 
Kunti memang seorang perempuan biasa, pernah khilaf dan melakukan salah. Namun, sebagai ibu dari para Pandawa, dirinya mengabdikan diri sepenuh hati untuk merawat dan menemani anak-anaknya. Dan, dirinya juga tidak pernah membedakan Nakula dan Sadewa meski keduanya bukan anak kandungnya. Kunti, ibu dari para Pandawa merupakan sosok perempuan tegar dan penyayang. |Muhammad Khairil.
Editor : Nur Baety Rofiq | Sumber : Berbagai Sumber
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 533
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1055
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 283
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 750
Momentum Cinta
Selanjutnya
Energi & Tambang