Cinta Spiritual dan Universal

| dilihat 1962

Ratu Selvi Agnesia

ALKISAH, seorang tukang sepatu merasa sangat kecewa kepada Tuhan karena anaknya mati. Hampir setengah usianya Ia kecewa kepada Tuhan. Tetapi, ketika usianya memasuki masa tua, ia mendapatkan jalan dan panggilan untuk bertemu dan dekat dengan Tuhan. Ia bermimpi diperintahkan Tuhan melongok ke jendela, bila ingin bertemu dengannya. Ternyata, esoknya ia menemukan orang-orang malang yang hidup dalam kesusahan. Karena belas kasih yang tulus, tukang sepatu itu menolong mereka dan barulah Ia sadar bila Tuhan memerintahkannya untuk berbuat baik kepada sesama jika ingin “Bertemu Tuhan”

Kisah di  atas adalah salah satu kisah tentang cinta spiritual dari dramawan besar Rusia, Leo Tolstoy. Dalam kisah tersebut dijelaskan tentang esensi cinta yang murni adalah universal dan spiritual. Cinta dapat diekspresikan kepada setiap makhluk dan kepada pencipta. Jika cinta dibatasi pada orang-orang terdekat seperti contoh di atas hanya cinta pada anaknya atau makhluk atau kelompok yang itu-itu saja, maka itu adalah cinta yang dipadukan dengan pengkondisian.

Setiap individu merupakan satu dari korban gelombang-gelombang cinta yang tak terhitung banyaknya yang merupakan bagian dari samudera perasaan. Hari kasih sayang “Valentine” baru saja usai, valentine diadopsi masyarakat dunia dan Indonesia sebagai gaya hidup urban. Satu hari untuk memperingati keagungan cinta ini sayangnya menjadi kerdil jika hanya dipahami dalam hubungan kekasih. Cinta pada Tuhan, orang tua, sahabat, bahkan cinta pada hewan peliharaan. Selain itu cinta juga tertuju pada suatu hal yang tak berwujud makhluk seperti cinta pada pekerjaan, kesenian, sastra, teknologi hingga gaya hidup dan pada benda mati.

Cinta seperti udara yang tidak terlihat tapi terasa dan menjadi ingatan. Cinta adalah perasaan hangat yang mampu membuat kita menyadari betapa berharganya kita, dan adanya seseorang yang begitu berharga kita lindungi. Lambang cinta adalah hati, karena hanya hati yang mampu merasakan bahagia, duka ataupun perasan buta sehingga membuat kita seolah meraba-raba cinta. Cinta itu penuh pengorbanan, kepahitan, keindahan dan kehangatan. Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya belenggu rantai, cinta juga tidak bisa dipaksakan dan datangnya pun kadang secara tidak sengaja pada sang pemilik perasaan. 

Cinta juga menimbulkan sebuah tindakan dan dorongan untuk bersama hingga saling memiliki. Cinta adalah sesuatu yang alamiah, karena seorang manusia yang baru lahir pun bisa merasakan arti cinta. Meskipun cinta lebih identik dengan sebuah rasa, tidak bisa dilihat dan disentuh tetapi selanjutnya bisa menimbulkan reaksi bagi yang merasakan.

Cinta terhadap lawan jenis adalah cinta sementara dan dapat berubah kapan saja, bila cinta mengalami kejenuhan  dan perbedaan yang sulit ditemukan titik solusinya akhirnya akan menyebabkan perpisahan, atau perpisahan ini terjadi ketika kita di tinggalkan selamanya oleh kekasih dan pasangan hidup kita karena Tuhan memanggilnya.

Tidak ada cinta yang abadi kecuali.cinta Tuhan terhadap umatnya serta cinta tulus orang tua kepada anaknya, dan cinta pada sesama dan semesta. Itulah cinta universal yang  berbentuk seperti udara namun kita bisa rasakan. Cinta merupakan kekuatan yang membawa kesatuan dan harmonisasi. Ia merupakan "perekat" dari seluruh alam semesta.

Cinta adalah bahasa dan perasaan universal di bumi dan seperti yang diungkapkan Leo Tolstoy: “Di mana ada cinta, di sana Tuhan ada.’ |

Editor : Ratu Selvi Agnesia
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 248
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 474
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 465
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 438
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 538
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1062
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 291
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 756
Momentum Cinta
Selanjutnya