AKARPADINEWS.COM | SIKAP iri atau jeles sangat berbahaya ketika menghinggapi atasan yang mempunyai otoritas memerintah bawahan. Tanpa kematangan jiwa dan pribadi, dan karena cenderung berfikir strukturalis, atasan yang jeles bisa bertindak di luar kontrol.
Seringkali jabatan atau posisi membuat manusia menempatkan dirinya sebagai strukturalis. Baru sedikit saja mempunyai otoritas, sudah menampakkan kuasa. Itulah yang menghinggapi jiwa Leo, komandan satpam, atasan Rindu dan Wulan.
Rindu (Krishni Dieta) dan Wulan (Erma Zarina) jadi sasaran sikap Leo, yang jeles karena apresiasi perusahaan yang diberikan kepada Rindu sebagai apresiasi. Dua satpam perempuan itu diberi tugas secara tidak proporsional, dan bisa berdampak buruk bagi perusahaan dan kedua satpam perempuan itu. Terutama dalam menghadapi gangguan keamanan yang bisa meningkat kapan saja di malam hari.
Tapi, Gusti ora sare. Karena piket malam itulah, Wulan bertemu Rudy (Asrul Dahlan) seorang pemimpin divisi yang mampir ke kantor tempat mereka bekerja, saat keduanya sedang bertugas malam. Karena realitas itu juga, Rudy memberi pelajaran kepada Irwan (Hendrayan) dan Leo atasan Rindu. Rudy marah kepada kedua atasan Rindu, itu karena memberi tugas secara tidak proporsional dan dilatari oleh sikap yang tidak layak.
Wulan yang sebal kepada Leo, dihibur Rindu. Apalagi, keduanya dapat menjalani piket malam itu dengan lancar. Rindu, tak sengaja, akhirnya tahu, Wulan pernah menjadi kekasih Leo. Wulan kesal kepada Leo, karena lelaki yang menjadi komandannya itu membuatnya sakit hati.
Siang harinya, Rindu disatroni dua begundal suruhan Kong Ucup, Oyot yang menggedor rumahnya dengan kasar. Tapi malang bagi Oyot, dia dan temannya dibikin ngusruk mencium tanah oleh Rindu. Begundal teman Oyot juga mengalami nasib nahas, karena terkena tendangan Wulan, yang siang itu menemani Rindu.
Darmi (Lisa Syahtiani) – ibu Rindu terkejut, ketika tahu, Oyot begundal Kong Ucup ternyata kemenakannya sendiri. Darmi pulang ke rumahnya bersama Sugeng, lantaran diberitahu Anto, yang mendapat isyarat, Rindu sedang menghadapi gangguan dari para begundal.
Episode 4 Film Seri Televisi Rindu Satpam Kita yang ditayangkan TVRI, Minggu 22 Maret 2015, pukul 20.00 – 21.00 ini, menyampaikan pesan tentang hakekat relasi manusia dengan manusia lain. Sesungguhnya manusia tidak dibedakan oleh posisi dan tidak pula dibedakan oleh kondisi kehidupannya. Karena manusia harus equit dan equal.
Episode ini juga ingin mengingatkan, jangan pernah memperlakukan orang lemah hanya karena menganggap diri kita kuat, karena sesungguhnya, tak sedikit orang-orang lemah justru mempunyai kekuatan lebih.
Selain itu, episode ini juga menghadirkan snobisme konyol, seperti yang terwakili oleh Rani (Latisya) yang tak begitu suka dengan masakan Darmi, terutama tempe yang selalu tersaji di rumah Gendon. Rani memang tipe orang muda yang tak bisa menerima realitas, dia tak mengenal sikap qana’ah, menerima rejeki yang semestinya diterima dan disyukuri. Episode ini juga diwarnai oleh adegan dolanan anak-anak, yang mulai dilupakan: Wakwakung.
Dolanan anak-anak itu menyimpan filosofi dan pelajaran hidup tentang tentang realitas hidup masyarakat kebanyakan yang menyantap nasi jagung. Sekaligus isyarat, ‘kuda lari’ bisa kejepit.
Film Seri Televisi yang mengangkat tema sentral tentang Rindu, mahasiswi akuntansi yang menjadi satpam untuk melanjutkan kuliahnya, ini memandang realitas manusia seperti apa yang dialami sehari-hari.
Sengaja film seri ini melakukan pendekatan yang tak biasa, antara lain tak melihat perbandingan karakter manusia secara terpolar, hitam putih, protogonis verses antagonis, film seri ini ingin menghadirkan realitas setiap manusia, bisa menjadi antagonis dan prorogonis kapan saja. Bergantung fluktuasi keimanannya. Episode ini menghadirkan realitas pahit dan getir secara paralel.
Episode ini didukung oleh Wawan Wanisar, Ida Zein, Krishni Dieta, Lisa Syahtiani, Erma Zarina, Asrul Dahlan, Arief Wibowo, Latisya, dan lain-lain. TVRI dipilih sebagai medium untuk menayangkan film seri televisi ini, karena TVRI merupakan stasiun televisi pertama yang menghadirkan film televisi, termasuk film seri televisi.
Selain dapat disaksikan melalui saluran UHF, channel TVRI juga tersedia di beberapa siaran TV kabel berbayar, dan live streaming. | bang sem