Presenter Televisi

Masih Ada Rike Amru

| dilihat 5076

N. Syamsuddin Ch. Haesy | General Manager Operasi TPI (1993-1996)

KETIKA ROSIANA Silalahi (SCTV) jarang lagi nampak di layar kaca dan Ira Koesno sibuk dengan aktivitasnya sebagai konsultan komunikasi, mencari news caster dan presenter televisi yang mampu menjaga independensi dengan pertanyaan-pertanyaan cerdas, agak sulit.

Bila hanya mencari presenter cerdas dan host yang bisa ngulik nara sumber dengan apik, memang masih ada Najwa Shihab (Metro TV), tapi subyektivitas jurnalismenya kerap meluap. Arief Suditomo, sudah sibuk dengan aktivitasnya sebagai caleg.

Suatu hari dalam bincang santai dengan sejumlah teman dan kolega mantan brodkaster televisi era 90-an saya ingatkan, masih ada Rike Amru. News caster dan presenter yang memulai karirnya sejak 2001 di Liputan 6 SCTV, itu masih tampil trengginas dan cakap. Cerdas dan mampu menjaga posisi dirinya dalam jarak tertentu dengan nara sumber dan topik yang diangkat.

Rike kini kerap tampil di Berita Satu TV yang dipimpin Don Bosco Selamun, itu. Lewat programa siaran Let’s Vote, Rike mampu memanage programa siarannya, sehingga menampilkan informasi yang clear dan clean dari ‘political appointee.’

Mantan host gunemcatur (talkshow) keren Barometer (SCTV), yang sempat mereportase investasi kebun ganja di Gunung Leuser, Aceh itu, seperti biasanya, tampil fresh. Dengan performa semacam itu, informasi yang disajikan Rike menarik dan mampu ‘menghargai’ pemirsa sebagai konsumen siaran televisi.

Perempuan berkharisma kelahiran Banda Aceh (kelahiran 7 Juli 1973) itu, jelas memahami kategori programa siaran yang dia pandu, dan paham kriterium untuk memilih dan menentukan nara sumber. Seperti pada siaran Rabu (21/1) lalu.  Untuk topik tentang elektabilitas Jokowi dan berlarat-laratnya PDIP menentukan sikap tentang Capres 2014, ia menghadirkan Wakil Sekjend PDIP yang cerdas dan rasional, Hasto.

Lulusan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan STIE Perbanas, itu konsisten untuk memasukkan ke dalam dirinya intelektualitas, kepribadian, sikap, dan soft skill dalam mengelola anasir diri. Baik yang berada di permukaan (cara berdandan dan berbusana, termasuk mengelola mimik dan gestur), maupun yang di balik pesona personanya ( personal energy resources, think, instink dan sense), sehingga ia tahu persis bagaimana menegaskan perceiving dalam mengisi momen-moment transformasi informasi. Khasnya, ketika menyampaikan informasi aktual, yang mungkin sedang menjadi isu utama (trending topic).

Kematangan Rike nampak menonjol. Misalnya ketika mewawancarai Rektor Universitas Islam Negeri Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Ia mampu menghadirkan performa ekuitas dan ekualitas intelektual, dengan menempatkan nara sumber sebagai subyek. Artinya, seperti yang kerap ditampakkan Rossi Silalahi, Rike paham, ketika ia menghadirkan nara sumber, yang menjadi prioritas bagi pemirsa adalah pandangan dan pemikiran nara sumber. Bukan dirinya.

Rike mampu menghadirkan ‘kekariban’ programa siaran dengan khalayak pemirsa, dan akhirnya menghadirkan atensi pemirsa untuk bertahan pada programa siaran yang dipandunya. Di jaman kebebasan pers, ketika banyak presenter dan host siaran televisi menghadirkan laku lajak yang keminter, Rike hadir secara proporsional. Ia menampilkan aura kecerdasan dan kematangan, tanpa harus mematut diri ‘seolah-olah cerdas dan menguasai banyak hal.’

Seperti ungkapan Ted Turner, pemirsa tak perlu-perlu amat dengan laku lajak presenter, karena tugas utama presenter adalah menggali kekuatan substantif nara sumber. Baik kecerdasan, keluasan pandangan, kearifan, dan penguasaan masalah.

Dan ini yang terpenting. Rike (tanpa dibuat-buat) menunjukkan sensivitasnya terhadap fenomena yang berkembang di dalam realitas kehidupan nyata. Lantas mengelolanya dengan kemampuan komunikasi dan jurnalistik yang tepat dan luwes. Dengan begitu, dia (paling tidak buat saya) menjadikan programa siarannya sangat ditunggu.  Bila jumpa Don Bosco, saya akan bilang: “Anda telah memilih orang yang tepat untuk acara yang sebegitu penting, dan pas dengan tone dan color televisi Anda.” |

 

 

Editor : Web Administrator
 
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 166
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 338
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 364
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 333
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya
Humaniora
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 98
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 515
Momentum Cinta
12 Mar 24, 01:26 WIB | Dilihat : 524
Shaum Ramadan Kita
09 Mar 24, 04:38 WIB | Dilihat : 444
Pilot dan Co Pilot Tertidur dalam Penerbangan
Selanjutnya