Pergerakan Planet Kesembilan Diteliti

| dilihat 2342

AKARPADINEWS.COM | TATA surya menyimpan segudang misteri. Dan, manusia dengan kekuatan akal pikirannya, berupaya terus mengungkap misteri itu. Kini, sebuah misteri kembali diungkap. Peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena, Calirofnia, Amerika Serikat, berhasil menemukan sebuah planet mirip Neptunus yang mengitari sistem tata surya.

Adalah Konstantin Batygin dan Mike Brown, dua peneliti yang berhasil menemukan planet tersebut. Mereka menemukan planet itu ketika meneliti Kuiper Belt atau sabuk Kuiper. Batygin dan Brown menamakannya Planet Kesembilan. Planet itu mengitari matahari dengan jarak waktu jauh lebih lama dari bumi, yakni 10 ribu hingga 20 ribu tahun untuk satu putaran.

Kedua peneliti itu berhasil menemukan jejak Planet Kesembilan dengan menggunakan komputer canggih yang mampu membuat simulasi model dengan hitungan matematika yang rumit. Temuan ini kemudian mereka tuangkan dalam Jurnal Astronomi yang diterbitkan lembaganya.

Planet Kesembilan diperkirakan memiliki massa 10 hingga 20 lebih berat dari massa bumi. Kepada CBS News, Selasa (20/1), Brown mengatakan, planet ini cukup besar dan mampu merefleksikan cahaya matahari sehingga kemungkinan besar dapat terlihat dengan teleskop biasa.

Brown juga mengatakan, pihaknya terus akan meneliti keberadaan planet tersebut. "Ini (Planet Kesembilan) bukan hanya sekedar hipotesa. Saya pikir, dalam waktu lima tahun ke depan, kami akan meneliti dan mengetahui pergerakannya di luar angkasa,” terangnya.

Jika objek yang diteliti itu benar-benar sebuah planet, maka akan menjadi temuan baru setelah Uranus yang ditemukan tahun 1781 dan Neptunus pada tahun 1846. Lalu, pada 1930, para peneliti menemukan Pluto yang dianggap sebagai planet kesembilan dalam sistem tata surya. Akan tetapi, hipotesa Pluto sebagai sebuah planet dipatahkan pada tahun 2006 oleh Brown dari International Astronomical Union.

Batygin menceritakan, dirinya dan Brown, cukup skeptik akan adanya planet tersebut. Karenanya, mereka akan terus mengamati orbit planet tersebut. "Apakah benar jalurnya memang berada di sistem tata surya. Setelah beberapa kali meneliti, akhirnya kami semakin yakin, planet ini ada di jalur sistem tata surya kita,” jelas Batygin.

Berangkat dari hipotesa itu, mereka yakin jika temuannya di sabuk Kuiper merupakan sebuah planet. “Temuan ini merupakan kali pertama sejak 150 tahun terakhir mengenai temuan planet di sistem tata surya. Dengan temuan ini, maka sudah ada bukti yang solid bahwa sistem tata surya kita belum sepenuhnya tersensus,” ungkapnya.

Batygin dan Brown tertarik meneliti sabuk Kuiper setelah salah seorang mahasiswa Brown, Scott Shepherd dan Chad Trujillo pada tahun 2014, berhasil menemukan 13 objek luar angkasa yang berada di dalam sabuk Kuiper.

Batygin dan Brown juga meneliti 13 objek tersebut hingga akhirnya menemukan ada enam objek yang mengitari matahari dengan orbit yang aneh, berjalan 30 derajat agak miring ke arah matahari seperti jalur orbit yang dilalui bumi dan planet lainnya di sistem tata surya. Gejala tersebut, menurut keduanya, bukan sebuah kebetulan karena objek tersebut berjalan di jalur yang sama.

“Kunci utama dalam observasi kami ialah objek-objek yang berada di sabuk Kuiper. Terutama pada objek yang lebih jauh dari Neptunus dan bergerak mengitari matahari berada pada bagian terluar namun memiliki pengaruh terhadap planet lainnya di sistem tata surya sehingga planet-planet tersebut mengitari matahari dengan arah yang sama,” ungkap Brown.

Setelah menemukan gejala tersebut, Batygin dan Brown kemudian membuat sebuah model dengan menggunakan komputernya dan membuat berbagai varian kemungkinan. Akhirnya, mereka berhasil mengidentifikasi jika keenam objek tersebut hanya ada satu objek yang berupa fisik. Sisa kelima objeknya merupakan sebuah gerakan resonansi, berdasarkan kesimpulan gerakan yang serupa dengan Planet Kesembilan.

Resonansi tersebut sama seperti resonansi gerak yang terdapat pada Pluto dan Neptunus. “Pluto mengitari matahari dua kali untuk tiga kali putaran Neptunus. Akan tetapi keduanya tidak bersentuhan karena keduanya dilindungi oleh gerakan resonansi,” ujar Brown.

Dari bebagai temuannya itu, akhirnya Batygin dan Brown yakin jika objek yang dibidik merupakan planet baru. Temuan Batygin dan Brown yang membuka tabir misteri di sistem tata surya merupakan langka maju untuk mengetahui lebih detail pola hubungan antarplanet dan keterkaitan alur orbit planet.  

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Sporta
07 Jul 23, 08:50 WIB | Dilihat : 1096
Rumput Tetangga
Selanjutnya
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 432
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1503
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1322
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya