Melawan Rektor yang Alergi Kritik

| dilihat 1532

AKARPADINEWS.COM | SANKSI pemecatan (drop out/DO) yang dilayangkan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terhadap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNJ, Ronny Setiawan, menuai sorotan sejumlah kalangan. Kritik terhadap sanksi itu paling nyaring disuarakan kalangan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia.

Sanksi rektor yang menghapus status mahasiswa Ronny sebagai mahasiswa jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dinilai tidak adil dan membungkam suara kritis mahasiswa.

5 Januari 2015 lalu, Rektor UNJ, Djaali menerbitkan SK pemberhentian Ronny sebagai mahasiswa. Lewat akun facebook-nya, Ronny menjelaskan, Surat Keputusan Rektor UNJ Nomor: 01/SP/2016 tentang Pemberhentian sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu dibacakan Dekan FMIPA. "Intinya saya diberhentikan sebagai mahasiswa UNJ atas tuduhan tindak kejahatan berbasis teknologi dan aktivitas penghasutan,” jelas Ronny.

Di kalangan aktivitas mahasiswa UNJ, Ronny dikenal kritis melancarkan opini dan gugatan terhadap pihak rektorat dengan tujuan memperjuangkan perbaikan tata kelola kampus. Sikap kritisnya seringkali diekspresikannya via akun facebooknya. Salah satunya berjudul: Aneh dan lucunya kampus UNJ dan UNJ Masih Gawat Darurat.

Ronny mengecam Rektor UNJ yang tidak mampu mengelola kampus dengan baik. Kritik-kritik tersebut sepertinya sampai ke telinga rektor.

Sebelum vonis itu dikenakan padanya, situasi UNJ tengah memanas. Hubungan antara mahasiswa dan rektorat kurang baik. Sanksi pemecatan terhadap Ronny pun makin memanaskan situasi. Mahasiswa mendesak rektor membatalkan hukuman terhadap Ronny. "Cabut SK DO Rektor UNJ, Selamatkan Ronny Setiawan!,” demikian tuntutan yang disuarakan Aliansi Mahasiswa UNJ.

Sejak Rabu, 23 Desember 2015 lalu. Mahasiswa FMIPA UNJ memang kerap berdemonstrasi menentang rencana pihak rektorat yang akan memindahkan FMIPA dari Kampus B ke Kampus A. Mahasiswa menolak lantaran fasilitas penunjang akademik dan organisasi di kampus A belum siap dan tidak memadai.

Selanjutnya, pada sepanjang 24-28 Desember 2015, muncul begitu banyak tulisan, baik anonim maupun yang jelas penulisnya yang mengkritik rektor. Salah satunya adalah tulisan anonim, "Almanak Kepemimpinan Rektor Djaali,” yang gencar mengkritik rektor sehingga informasi yang beredar begitu cepat tersebar di civitas akademika UNJ.

Kalangan kampus memang sering mempersoalkan masalah di kampusnya. Misalnya, carut-marut dan tidak amannya perparkiran UNJ, simpang siurnya informasi mengenai pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan beredar info dari salah satu fakultas bahwa KKN tidak didanai kampus selain uang kelompok yang besarannya Rp1 juta.

Mereka juga mempersoalkan pemutusan beasiswa PPA/BBM, perubahan BEM Jurusan ke BEM Prodi yang terkesan dipaksakan, kepindahan FMIPA UNJ, permasalahan dalam transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan tidak adanya alur yang jelas soal mekanisme penurunan UKT, serta menagih janji rektorat UNJ untuk mengadvokasi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen FIS.

Pada Selasa, 29 Desember 2015, sekitar pukul 15.00 WIB, pernah digelar “Focus Group Discussion: Mengurai Benang Kusut Kampus Pendidikan.” Pesertanya membludak. Sekitar 350 mahasiswa UNJ menghadiri forum itu.

Di akhir diskusi, setelah masing-masing koordinator menyampaikan hasil kajiannya. Kala itu, mereka sepakat membentuk gerakan kritis-solutif yang bernama Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu.

Rabu, 30 Desember 2015, melalui perantara BEM UNJ, Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu mengajukan surat permohonan audiensi dengan pihak Rektorat UNJ. Tujuannya, meminta penjelasan dan klarifikasi atas persoalan yang dihapadi UNJ. Sekaligus, meminta penjelasan terkait beberapa isu dalam kampus untuk memenuhi diskusi dengan mahasiswa. Namun, permintaan mahasiswa itu tidak direspon pihak rektorat.

Anehnya, pada Senin, 4 Januari 2016, Ronny Setiawan justru mendapat surat pemanggilan orang tua. Surat itu meminta kesediaan orang tuanya untuk memenuhi panggilan Rektor UNJ, pada Selasa, 5 Januari 2016, pukul 09.00 WIB.

Ronny merasa aneh dengan isi surat itu. Pasalnya, surat tersebut tidak menjelaskan maksud dan tujuan pemanggilan. “Akhirnya, mengingat kondisi orang tua saya yang sedang sakit, diputuskan yang menghadiri undangan besok abang saya, Ricky Adrian,” katanya.

Lalu, mereka diminta menunggu di Ruang Sidang 1. Pada hari itu datanglah surat pemberhentian tersebut yang dibacakan oleh Dekan FMIPA. Pemecatan terhadap Ketua BEM FMIPA UNJ itu sangat disayangkan. Apalagi, vonis itu dijatuhkan lantaran pihak rektorat alergi dengan kritik yang dilayangkan mahasiswanya. Sebagai kawahcandra dimuka calon pemimpin bangsa, kampus harusnya menjadi tempat untuk mengekspresikan nalar kritis mahasiswa tatkala menyaksikan ketidakberesan di lingkungannya.

Wajar, jika kemudian sejumlah khalayak pun mengecam keputusan Rektor UNJ itu. Lantaran menuai kritikan dari sejumlah pihak, sang guru besar pun bersedia untuk rekonsiliasi.

Menurut Ronny, pada 6 Januari 2016, melalui mediasi yang dilakukan Ikatan Alumni UNJ, rektor sepakat melakukan rekonsiliasi, menyelesaikan segala permasalahan dengan cara kekeluargaan. Dan, sejak itulah, sang rektor rada melunak. "Insya Allah haknya sebagai mahasiswa tidak dicabut," ucap Djaali seraya berdalih jika SK Pemecatan itu berdasarkan keputusan jajaran pimpinan di UNJ. Dia membantah jika hukuman itu merupakan keputusan sepihak darinya.

Mediasi antara Ronny dan sang guru besar menghasilkan kesepakatan. SK pemberhentian terhadap Ronny akhirnya dicabut. Pihak rektorat juga menjamin kebebasan mahasiswa menyampaikan aspirasi. “Kepada seluruh mahasiswa UNJ dan Mahasiswa Indonesia, Perjuangan kita belum usai, mari tetap lantang suarakan kebenaran,” tegas Ronny.

Ratu Selvi Agnesia

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Lingkungan
10 Mei 24, 09:58 WIB | Dilihat : 138
Malaysia Tak Pernah Pindahkan Ibu Kota Negara
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 322
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 544
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 533
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
Selanjutnya
Polhukam
15 Mei 24, 09:50 WIB | Dilihat : 134
Melawan Kejahatan Budaya dan Kemanusiaan
13 Mei 24, 22:32 WIB | Dilihat : 128
Mahasiswa Terus Bergerak Meski Ditekan
Selanjutnya