Lazuardi Imani

Kemaafan

| dilihat 2601

MESKI mendung menyelimuti kala petang, semalam udara relatif nyaman. Kebetulan, Ibrahim salah seorang sepupu dari Solo datang dan singgah, sehingga bisa gabung ikut pengajian.

Kami daulat dia membaca ayat suci Al Qur’an, mengawali pengajian.

Ibrahim memilih surah As Syura. Kami mengikuti dengan takdzim lantunan suaranya yang indah dan merdu.

Najib, sepupu kami yang lain, kali ini memberi tausiyah. Ia membahas tema tentang kezaliman dan penzaliman. 

Najib memungkas tausiyahnya dengan memaknai firman Allah di Surah As Syura, ayat 40: "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka sesiapa mema’afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.  Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."  

Mema’afkan orang yang menzalimi, sungguh perbuatan mulia.

Tiba sesi dialog, Nadya mengacungkan jarinya.

Nadya bertanya, “Mengapa Allah mengisyaratkan, siapa saja dizalimi dan memberi ma’af orang yang menzalimi, akan beroleh kebaikan dan pahala. Padahal Allah menyatakan, diri-Nya tak suka kepada orang yang zalim?”

Najib tersenyum.

Sambil menatap Nadya, dia katakan, Allah mengisyaratkan hal sedemikian, karena Allah itu Maha Rahman dan Rahim. Artinya, Allah merupakan sumber cinta dan kasih sayang.

Mereka yang menjalani kehidupannya dengan cinta dan kasih sayang, akan selalu dekat dan karib dengan kema’afan. Di dalam kema’afan itu terbentang rahmat, karunia, dan inayah Allah.

Amira ganti acung jari. Dia menegaskan apa yang dikemukakan Nadya.

Lalu bertanya, “Apa hikmah yang terkandung di balik kema’afan itu?”

Najib segera menjelaskan, di dalam kema’afan manusia menempatkan posisi dirinya sebagai insan yang sejati. Yaitu, insan yang mampu memadukan daya nalar, naluri, persaan, dan indrianya dalam suatu kesatuan sikap yang terintegrasi. Utuh, tak terurai satu dengan lainnya.

Insan yang sedemikian itu merupakan insan dengan kualitas diri yang sangat tinggi. Insan semacam ini, tak lagi mempersoalkan seberapa sakit dia dizalimi, dan tak akan pernah membalas kezaliman yang dia terima dengan kezaliman juga.

“Kezaliman yang berbalas dengan kezaliman, akan menjadikan kehidupan kita buruk dan rusak,” ujar Najib.

Ia mengisyaratkan, dalam hal menerima kezaliman orang lain terhadap diri kita, berlaku prinsip dasar hubungan interaksi manusia secara sosial.

“Pada dasarnya mereka yang menzalimi tak akan pernah mendapatkan apapun dari orang yang dizaliminya. Paling tinggi, yang dia peroleh hanyalah kepuasan nafsu,” tegas Najib.

Sebaliknya mereka yang dizalimi atau menjadi korban penzaliman, mendapat pelajaran amat berharga.

Pertama, dia bisa mengalami dan mengetahui dengan jelas, bagaimana rasa dizalimi, sehingga ia tak akan pernah mau membiarkan dirinya menjadi orang yang zalim kepada orang lain.

Kedua, mereka yang dizalimi akan merasakan dan mengetahui, bahwa Allah sengaja memelihara para penzalim, sebagaimana Ia tetap membiarkan Iblis dan Syaitan hidup di tengah kehidupan manusia dan makhluknya.

Ketiga, mereka yang dizalimi, akan merasakan, bahwa kema’afan merupakan proses yang berat dan sangat indah hasilnya.

Keempat, siapa saja yang menjadi penzalim, kecuali atas izin Allah, tak akan pernah menyadari kejahatannya. Kelima, para penzalim disadari atau tidak disadari telah menjadikan dirinya sebagai mangsa kejahilan yang berbuah laknat Allah kelak.

“Jadi, bila ada orang yang menzalimi kamu, Mira, jangan marah. Ma’afkan dia. Lalu bersyukurlah kepada Allah, karena kamu sudah menunjukkan dirimu sebagai insan mulia,” ujar Najib.

Amira tersenyum. Nadya juga. Kami merenung dan berdo’a agar tidak termasuk kaum yang zalim.. | Mudhriq

Editor : sem haesy
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 252
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 424
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 270
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 534
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1057
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 284
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 751
Momentum Cinta
Selanjutnya