Senggang

Guyon Gayeng SBY dengan Para Mantri

| dilihat 2098

JAKARTA, AKARPADINEWS.COM | Karena menunggu kedatangan Presiden RI ke 7 Joko Widodo – yang masih bergerak dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Istana Merdeka, relatif masih lama, Presiden RI ke 6 Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Bu Ani dan para mantan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II (kecuali Dahlan Iskan, Muhaimin Iskandar, Helmi Faisal Zaini) – para Wakil Menteri dan sejumlah staf khas - hold terlebih dulu di Gedung Sekretariat Negara, di luar kompleks Istana.

Karena yang dipakai adalah ruang rapat, terkesan seolah-olah SBY dan Bu Ani sedang memimpin rapat. Padahal, agendanya hanya satu: menunggu kedatangan Jokowi – Jusuf Kalla. Karena pas makan siang, maka disediakanlah makanan siang khas kesukaan SBY dan para mantan menteri itu.

Ada sop buntut, soto dengkul dan kaki sapi, kepala ikan, dan makanan ringan. “Ini makanan surga yang masih tersisa di bumi,” ujar Chairul Tanjung (CT). Lantas dia mengomentari SBY dan Bu Ani yang sedang menikmati hidangan itu.

“Mari nikmati Bu.. Ini kan hari pertama menyantap masakan kegemaran tanpa diperiksa dokter lebih dulu,” cetus CT disambut senyum Bu Ani dan gelak para hadirin.

Kelakar demi kelakar bergantian muncul. Dipo Alam yang selama lima tahun terakhir menjabat Seskab, menggoda beberapa koleganya, termasuk mantan Jaksa Agung. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, nampak kalem menikmati hidangan. Kapolri Jenderal Pol Sutarman, senyam-senyum di sebelah mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Agum Gumelar.

Mantan menteri Pertahanan yang menjadi menteri sejak jaman Presiden Abdurrahman Wahid, mengambil posisi dekat mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana. “Wah.. Pak Purnomo menikmati makanan di pojok, ada apa nikh..?” goda SBY tiba-tiba. CT menimpali, “Sepertinya masuk lagi nikh di Kabinet mendatang.”

Suasana gayeng tanpa protokoler itu seolah menyenangkan para mantan menteri. “Selamat memasuki kehidupan merdeka lagi,” tiba-tiba cerus Prof. Armida, mantan Menteri Bappenas. Salim Segaff al Jufrie, yang duduk di sebelah Azwar Abubakar, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, nampak senyam senyum.

SBY menggoda Lukman Hakim Syaifuddin - mantan Menteri Agama, M. Luthfi - mantan Menteri Perdagangan, dan Chatib Bisri – mantan Menteri Keuangan, sebagai orang-orang yang layak melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri di Kabinet Jokowi – JK. Semua tergelak.

“Wah.. ini ramalan atau bocoran?” cetus CT.

“Yang pantes jadi menteri Agama sih saya,…” canda Mantan Menteri Perindustrian, MS Hidayat. Kebetulan namanya mengandung nama rasul Muhammad, nama nabi Sulaiman, dan Hidayat pula.

SBY menimpali soal ramalan itu. Lalu cerita, suatu hari SBY sebagai Presiden dikunjungi para futurolog dari berbagai belahan dunia. Masing-masing mengemukakan pandangan dan prediksinya secara ilmiah. Pada kesempatan itu, SBY menyatakan dirinya, kelak bisa menjadi bagian dari kalangan futurolog. Ketika media massa memuat pernyataan itu, Bu Ani kebanjiran SMS dari kalangan tokoh agama, yang ‘melarang’ SBY bergabung dengan para futurolog.

Satu persatu sms diserahkan Bu Ani kepada SBY.  He he.. “Para tokoh agama itu menyatakan, Pak SBY jangan bergabung dengan para tukang ramal,” sambut Bu Ani. “Mereka sangka futurolog, itu dukun kali..,” cetus salah seorang mantan Menteri. “Ya.. dianggap dukun..,” sambung Bu Ani.

Pada kesempatan itu, SBY dan Bu Ani mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang telah membantunya menjalankan tugas Kepresidenan selama 10 tahun. SBY juga bercerita rasa harunya menerima surat kecil dari puteranya Agus Yudhoyono dari Amerika, dan Ibas yang ada di ruangan itu, dan duduk di barisan belakang kursi para mantan menteri. Itulah yang di-upload oleh SBY di akun facebook dan twitter-nya. Suasana jadi haru.

SBY dan Bu Ani meminta maaf bila selama ini sering menegur keras. Bahkan, sampai Kamis (16/10) masih menegur dan mengoreksi Prof. Muhammad Nuh, mantan Menteri Dikbud. “Alhamdulillah, setelah ditegur, kinerja meningkat,” ujar SBY.

Tiba-tiba mantan Mensesneg Sudi Silalahi angkat bicara, dan mempersilakan mantan Menko Polkam, Joko Suyanto mewakili para mantan menteri. Pak Joko bicara. Mengucapkan terima kasih telah dipecat SBY dengan hormat, sejak Jum’at (17/10). Banyak hal diungkapkan Pak Joko, sambil mengutip beberapa kata mutiara. “Waktu memang bergerak lebih cepat dari apa yang kita bayangkan, dan itu adalah realitas, bukan sekadar syair dalam lagu,”ujarnya.

Tak lama, Pak Joko terdiam. Ia tak sanggup melanjutkan bicaranya. “Saya tak ingin bersedih. Terima kasih,” pungkas Pak Joko. Tak berapa lama, SBY – Bu Ani dan seluruh yang ada di ruangan itu bergegas meninggalkan ruangan. Sebelum bergegas ke Istana, mereka yang muslim, bergantian salat dzuhur di mushalla tak jauh dari ruang kerja Sudi Silalahi..

“Perlu ada paguyuban kita nikh.., tapi apa ya namanya?” cletuk CT. “Mantri aja. Mantan Menteri dan staf pribadi Presiden RI,” cetus saya. “Boleh tuh.. Boleh,”ujar CT sambil berjalan.. | Bang Sem

Editor : Web Administrator
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 249
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 344
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 248
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 474
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 466
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 438
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya