Ikhtiar Kongkret Kementerian Perhubungan

Kapal Khusus Sapi Siap Diluncurkan Jokowi

| dilihat 2899

MADURA, AKARPADINEWS.COM | KAPAL Muatan (KM) pengangkut ternak khusus bertajuk lambung KM Camara Nusantara I, akan diluncurkan oleh Presiden Jokowi dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, bertepatan dengan hari Pahlawan (Selasa, 10/11/15) di Bangkalan, Madura – Jawa Timur. Di Pelabuhan, itu sudah beberapa hari ini, kapal tersebut bersandar. Rencananya, kapal tersebut akan diluncurkan pukul 11.00 waktu setempat hari ini.

Sejak 29 Oktober, petugas dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, dan Irjen Kementerian Perhubungan telah melakukan pengecekan akhir bersama-sama, sebelum diresmikan peluncurannya.  Kapal pengangkut sapi ini direncanakan melayani distribusi ternak dari provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Pulau Jawa.

Kapal ternak ini merupakan salah satu dari 6 (enam) kapal ternak yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan. Kapal Muatan sapi ini merupakan kapal ternak terbesar di Indonesia, pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp30 miliar. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, J. A. Barata - Kapal produksi PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia, ini berkapasitas 500 ekor sapi yang terbagi dalam 4 (empat) dek.

Kapal berukuran panjang 68 meter dan lebar 14 meter, dengan kecepatan 12 knot, dan type 750 DWT. Di dalam kapal inini terdapat sejumlah fasilitas yang membuat sapi tetap dalam keadaan fresh (tidak stress) dalam perjalanan dari Nusa Tenggara ke Jawa. Antara lain berupa ruang klinik, ruang isolasi, tempat minum otomatis, dan kamar petugas untuk memantau kondisi sapi selama perjalanan. Dengan demikian, selama pengakutan dari daerah asal ke tujuan, sapi dalam keadaan nyaman dan terkontrol.

Selama ini, dengan menggunakan kapal muatan umum, banyak sapi yang mengalami stress dan bahkan patah kaki, karena tak dilengkapi fasilitas perawatan khusus. Akibatnya sampai di tujuan, sapi dalam keadaan kurus dan memerlukan waktu lama di vetening (tempat penggemukan). Padahal, sapi harus dalam keadaan fress dan sehat ketika tiba di rumah potong hewan, sehingga masyarakat konsumen mendapatkan daging sapi yang juga fresh dan sehat.

Menurut Barata, satu dari enam kapal pengangkut ternak sapi yang akan diluncurkan Selasa hari ini, akan melayani rute Waingapu (NTT) - Cirebon (Jawa Barat) yang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa, sehingga memudahkan sapi tersebut didistribusikan ke daerah tujuan utamanya di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Dari pelabuhan Cirebon sapi akan diangkut dengan moder transportasi pengangkutan darat seperti biasanya.

Operasional kapal ternak ini akan dilakukan PT Pelni, yang telah berpengalaman melayani transportasi laut. Terutama, karena sebelumnya, PT Pelni telah berusaha memodifikasi sejumlah kapalnya menjadi kapal multi fungsi: kapal muatan orang sekaligus kapal pengangut barang dan ternak. Diharapkan oleh pemerintah, pengoperasian kapal pengakut khusus sapi tersebut, akan memperlancar distribusi hewan ternak, dan mampu menjamin ketersediaan stock dan suplly sapi ke pasar. Dengan demikian, harga daging sapi ke masyarakat dapat dikendalikan, dan murah.

Upaya Kementerian Perhubungan membangun kapal pengangkut sapi khusus, itu mendapat apresiasi dari Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis yang memang berasal dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II. Francis mendukung ikhtiar pemerintah ini.

Dia menilai, Kementerian Perhubungan sebagai mitra kerja komisi V DPR RI sudah menempuh langkah tepat dan mengambil inisiatif membangun sinergi dan memperkuat kementerian lain, khususnya Kementerian Pertanian dalam melaksanakan amanat melayani rakyat. Terutama dalam memberikan solusi, mengatasi masalah transportasi hewan-hewan ternak.

Selama ini, Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan memang mengeluhkan minimnya sarana transportasi ternak. Terbatasnya sarana transportasi laut untuk mengangkut sapi, tersebut membuat kos ekonomi sapi menjadi tinggi. Akibatnya memengaruhi fluktuasi harga sapi di pasar.  Lebih jauh Barata mengemukakan, produksi dan pembangunan kapal muatan khusus ternak ini terkait dengani undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Terutama mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Karenanya, perlu disusun sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien. Sistem transportasi yang mampu menunjang, sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang, dan jasa.

Di sisi lain, secara praktis, pembangunan dan produksi kapal angkut sapi ini, diharapkan mampu meningkatkan distribusi jumlah sapi dari Provinsi NTT ke wilayah konsumen daging sapi di Jawa kian baik. Hal ini sekaligus merupakan bagian dari penguatan koneksi antar provinsi yang diharapkan mampu menguranngi kesenjangan antar wilayah.

Upaya yang dilakukan Kementerian Perhubungan ini, di sisi lain merupakan aksi governansi yang nyata dalam menjamin lancarnya arus distribusi ternak, barang dan jasa dalam keseluruhan konteks peningkatan kemampuan dan pemampuan ekonomi masyarakat. Secara teknis, juga akan lebih membuat biaya penyediaan barang dan jasa lebih murah, efektif dan efisien.

Dalam tinjauan akarpadinews.com beberapa waktu berselang, wilayah NTT merupakan wilayah terbaik untuk pengembangan peternakan sapi lokal (khasnya sapi Bali) dan sapi impor (Australia). Selama ini, masuknya sapi-sapi impor untuk dikembangkan di NTT relatif lebih mudah, katimbang distribusinya dari NTT ke wilayah konsumen sapi. Hal inilah yang membuat harga sapi terfluktuasi dan memicu keresahan masyarakat.

Keperluan konsumsi daging sapi selalu meningkat di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Adfindo) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2015, konsumsi daging sapi mencapai 2,56 kilogram (kg) per kapita per tahun. Karenanya jumlah total kebutuhan daging nasional akan mencapai 653.000 ton, meningkat sebesar rata-rata 8,5 persen dibandingkan yang telah diproyeksikan pada tahun ini sebanyak 590.000 ton.

Penelitian itu menunjukkan, berdasarkan kalkulasi perhitungan keperluan daging sapi nasional pertahun angkanya mencapai 653 ribu ton tersebut atau setara dengan 3.657.000 ribu ekor sapi. Artinya rata-rata kebutuhan konsumsi masyarakat untuk daging sapi setiap bulan berjumlah 305 ribu ekor sapi. Dari jumlah kebutuhan yang besar tersebut, angka produksi dari peternak lokal hanya mampu memenuhi sebesar 406 ribu ton atau setara dengan 2.339.000 ekor sapi.

Berdasarkan jumlah perhitungan populasi sapi lokal nasional di tahun 2015 angkanya memang mencapai 17,2 juta ekor, akan tetapi jumlah tersebut tidak semuanya siap untuk potong dikarenakan banyak yang masih anak sapi dan sebagian besar merupakan sapi indukan betina yang tidak boleh dipotong. Sehingga yang siap dipotong hanya sekitar 2.339.000 ekor sapi, sehingga terdapat gap kekurangan pasokan dari sapi lokal untuk kebutuhan nasional yaitu sebesar 247 ribu ton daging sapi atau setara dengan 1.383.000 ekor sapi.

NTT sebagai salah satu sumber penyediaan sapi lokal selama ini hanya dapat memberikan kontribusi terbatas terhadap keperluan sapi nasional tersebut. Populasi sapi potong di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama satu dasawarsa terakhir menunjukkan peningkatan sebesar 1,63 persen per tahun. Populasi tersebut mencapai 589 – 600 ribu ekor dari berbagai jenis sapi, seperti sapi bali (90%), sapi sumba ongole (SO) (8%), dan sapi persilangan (2%). Sistem pengangkutan sapi, merupakan salah satu kendala dalam ikhtiar meningkatkan kontribusi NTT terhadap keperluan memenuhi konsumsi daging sapi fresh dan aman konsumsi di Jawa.

Karena itu, produksi dan pembangunan kapal khusus sapi ini, diharapkan akan mendorong peningkatan kontribusi NTT dalam memenuhi keperluan konsumsi sapi, terutama di Jawa. Inilah ikhtiar kongkret Kementerian Perhubungan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Jonan. | P. Beranti 

Editor : Web Administrator | Sumber : FOTO ILUSTRASI BERBAGAI SUMBER
 
Seni & Hiburan
03 Des 23, 14:05 WIB | Dilihat : 524
Kolaborasi Pelukis Difabel dengan Mastro Lukis
29 Sep 23, 21:56 WIB | Dilihat : 1616
Iis Dahlia
09 Jun 23, 09:01 WIB | Dilihat : 1396
Karena Lawak Chia Sekejap, Goyang Hubungan Kejiranan
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 526
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1048
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 270
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 742
Momentum Cinta
Selanjutnya