Tabib dari Timur

Lakon Komedi Pemimpin dari Timur

| dilihat 2517

AKARPADINEWS.COM| Seni pertunjukan bertajuk Tabib dari Timur akan tampil di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 18-19 Maret 2015. Lakon itu mengisahkan harapan rakyat yang merindukan pemimpin bijak yang dapat menebar kemakmuran.

Pertunjukan yang akan disuguhkan dengan gaya komedi itu bercerita tentang pemimpin bijak yang akan datang dari timur. Dia bak seorang tabib yang akan menyembuhkan beragam penyakit yang menjangkiti bangsa ini, terutama penyakit-penyakit sosial yang mewabah di ibu kota.

“Selama ini cara kita memandang berbagai persoalan bangsa cenderung dari kaca mata pusat, berbagai persoalan yang terjadi di daerah cenderung dipahami dengan persepsi pusat sebagai kebenaran. Nah lakon Tabib dari Timur itu membaliknya,” ujar Butet Kartaredjasa tim kreatif Indonesia Kita.

Pertunjukan yang disutradari Agus Noor ini merupakan racikan tim kreatif yang terdiri Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk Ferianto. Ketiganya berkolaborasi dengan koreografer asal Papua, Jecko Siompo dan Jeckos Dance Animal Pop Family.

Tabib dari Timur didukung pula sejumlah komedian seperti Arie Kriting, Akbar, Marwoto, Trio GAM, dan penyanyi Audrey Papilaya. Beberapa sosialita juga turut meramaikan panggung antara lain Vivi Yip, Flora Simatupang, F. Nadira, Fitri Wahab, Unkle B serta kelompok Jakarta Street Music sebagai penata musik.

Menurut Agus Noor, Indonesia Kita mencoba memahami Indonesia sebagai sebuah proses berbangsa dan bernegara melalui jalan kesenian serta kebudayaan. "Melalui lakon Tabib dari Timur ini, menjadi awal serangkaian pementasan Indonesia Kita di tahun 2015 yang menampilkan beragam budaya yang selama ini berada di wilayah pinggiran, atau yang selama ini terpinggirkan,” ujar Agus Noor.

Lakon Tabib dari Timur ini semakin lengkap dengan koreografi artistik yang mengolah khasanah seni budaya Papua, dimana gerak yang bersumber dari tari-tarian Papua itu menjadi semakin dinamis dan unik ketika dimunculkan dalam gaya hip-hop dance.

Jecko Siompo, adalah koregrafer kelahiran Papua yang konsisten mengangkat idiom-idiom Papua dan khasanah gerak dari Indonesia Timur dalam karya-karya tarinya yang unik, kuat dalam gesture, penuh ritme serta energik.

Jecko, yang namanya lengkapnya Jeck Kurniawan Siompo Pui lahir di Jayapura, sejak kecil belajar tari tradisional di Rawori Dok 8 Bawah, Jayapura. Pada tahun 1994, dia masuk Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan mengambil jurusan Seni Tari. Tahun 1999, dia belajar tari Hip-Hop di Portland, Maine, Amerika Serikat.

Tahun 2002, dia menerima beasiswa dari IKJ untuk belajar di Studio Tari Folkwang di Jerman. Dia juga mempertunjukan karya-karyanya di Malaysia, Singapura, Jepang, Jerman, Denmark, Australia, USA, Francis, Taiwan, Hongkong, Rusia dan mengelilingi beberapa kota di Indonesia.

Beberapa hasil karyanya antara lain: Betamax to DVD (2009), What Existed (2009), Behind Is In Front (2008), Matahari Itu Terbit di Papua (2007), Terima Kos (2007), In Front Of Papua (2005), Di Kamar Kos Aku Mengganti Baju (2004), Tikus-Tikus (2003), 8 pm Kamar Kos (2001), Unanuk (2001), Buto Huruf (2000), Sketsa Impian (1999), Irian Zoom In (1998), Goda (1997), Ini Budi (1997), Manusia Got (1996), Kontemp Error (1995), dan Impian (1995). Dia telah berpartisipasi dalam Forum Tari dan Festival Seni Internasional baik yang di selenggarakan di Indonesia maupun di seluruh Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut Djaduk Ferianto, kali ini Indonesia Kita menggandeng Jecko Siompo yang merupakan tokoh terkemuka dalam tari kontemporer di Indonesia. Menguasai tari hip hop, street dance dan ballet juga menguasai tari Jawa, Sumatera, Minang dan beberapa etnis lainnya.

"Indonesia yang kaya akan seni tradisi dan suku budayanya merupakan bahan bakar utama yang unik dan sangat berpengaruh terhadap karya-karya kontemporer yang multikultural. Walaupun begitu Jecko tetap mempunyai bentuk gerak tari yang khas diambil dari kampung halamannya di pesisir Fak Fak dan pedalaman Wamena, Papua (Irian Jaya),” ujar Djaduk.

Pementasan Tabib Dari Timur yang didukung Djarum Apresiasi Budaya ini akan digelar di Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta, mulai pukul. 20.00 WIB. Program Indonesia Kita telah menjadi magnet bagi masyarakat. Terbukti, setiap pelaksanaannya selalu mendapat apresiasi yang sangat tinggi.

Program itu selalu mengangkat isu sosial dengan membawa perspektif berbeda ke panggung pertunjukan yang dikemas secara artistik. "Dan pada tahun ini, program Indonesia Kita akan menampilkan empat pertunjukan yaitu, Tabib dari Timur, Meminang Minang, Sinden Republik, dan Monumen Kenangan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation dalam dalam rilisnya.  

Sejak tahun 2011, Indonesia Kita tercatat rutin mengadakan pertunjukan antara lain Laskar Dagelan, Beta Maluku, Kartolo Mbalelo, Mak Jogi, Kutukan Kudungga, Kadal Nguntal Negara, Kabayan Jadi Presiden dan Maling Kondang, Nyonya-Nyonya Stana, Orde Omde, dan masih banyak lagi.

Dalam pentas-pentas tersebut ikut mendukung Glenn Fledly, Sudjiwo tejo, Kill The DJ, Didi Petet, Hanung Bramanntyo, Oppie Andariesta, Nirina Zubir, dan masih banyak lagi.

Di tahun 2014 lalu, Indonesia Kita menggelar tiga pementasan, Matinya Sang Maestro, Roman Made In Bali dan Semar Mendem yang menampilkan para seniman tradisi hingga kontemporer, seperti Cak Kartolo, Didik Nini Thowok, Balawan, I Made Sidia, Ayu Laksmi dan Jogja Hip-hop Foundation.

Pentas-pentas Indonesia Kita selalu menyampaikan gagasan tentang keberagaman dan kebersamaan. Pentas menjadi jalan artistik dan kebudayaan, untuk menumbuhkan sikap toleran dan menghargai keberagaman hingga Indonesia menjadi “rumah bersama”.

 

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Polhukam
19 Apr 24, 19:54 WIB | Dilihat : 234
Iran Anggap Remeh Serangan Israel
16 Apr 24, 09:08 WIB | Dilihat : 332
Cara Iran Menempeleng Israel
Selanjutnya
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 529
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1050
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 277
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 745
Momentum Cinta
Selanjutnya