Golf

Raibnya Mahkota Tiger Woods

| dilihat 2164

AKARPADINEWS.COM| Tiger Woods pernah menduduki puncak karir sebagai pegolf profesional selama dua dekade terakhir. Dia dinobatkan PGA Player of the Year sebanyak 11 kali dan enam kali dianugerahi penghargaan tertinggi olahraga golf internasional Byron Nelson Award.

Namun, karirnya makin meredup semenjak ia punya masalah pribadi dengan istrinya. Performanya pun makin menurun lantaran didera cidera. Akhir pekan ini, Woods akan tersingkir dari peringkat 100 PGA World Golf Rangking.

Pasalnya, dia kehilangan banyak poin akibat absen di beberapa turnamen golf dunia. Belakangan, ia juga gagal menyelesaikan rangkaian game pada Phoenix Open Januari lalu. Woods juga absen dalam turnamen Honda Classic pada Februari hingga Maret tahun ini.

Dalam gelaran Phoenix Open Januari lalu, Woods mundur di lubang kesebelas dan hanya sanggup mengumpulkan 82 poin. Pencapaian itu merupakan rekor terburuknya selama menjadi pegolf profesional.

Akibatnya, Woods keluar dari daftar 50 pegolf dunia untuk pertama kali dalam waktu lebih dari tiga tahun. Sejak itu, pemenang 14 turnamen utama golf terus performanya sehingga ia gagal masuk kualifikasi kejuaraan WGC-Cadillac yang sebelumnya dimenangkan sebanyak tujuh kali.

Belakangan, Tiger woods sempat mengeluhkan teknik putting-nya, yakni salah satu teknik shoot mendasar dan tersulit dalam olahraga golf. Kegagalannya di kancah golf dunia banyak disorot media, hingga pegolf kenamaan asal Australia, Ian Baker Finch menilai, Putting Woods tidak begitu bermasalah. Masalah utama Woods ada pada pukulan swing yang kurang bertenaga.

Berkat cedera punggung yang dideranya pada Agustus 2014 lalu, ia seolah kehilangan daya buasnya sebagai "macan" di lapangan golf. Selama ini, Tiger Woods terkenal memiliki gaya dan teknik golf swing dengan fleksibilitas yang luar biasa.

Ia begitu menguasai teknik tersebut sebelum badai cedera menghampiri. Berulang kali, ia mencoba bangkit untuk mengulang golf swing paling primanya. Namun, lantaran teknik ini bertumpu pada gerak punggung yang fleksibel dan kebugaran fisik maksimal, Woods belum pernah menunjukan teknik golf swing andalannya lagi.

Padahal, jika performanya konsisten, Woods adalah pegolf satu-satunya yang sangat berpeluang memecah rekor milik pegolf Jack Nicklaus pada akhir 1980-an. Jack telah memenangkan semua kejuaraan bergengsi yang dikenal dengan istilah Total Wins in Major. Jack mengoleksi Total Wins in Major sebanyak 18 kali, hanya selisih 4 torehan dengan Woods. Pegolf yang bernama asli Eldrick Tont Woods ini telah mengantungi 14 kali Total Wins in Major.

Woods sempat mempunyai asa menyamai rekor Nicklaus yang merebut gelar major ke-18 pada umur 46 tahun. Saat ini, Woods berusia 39 tahun. Secara matematis, dia masih punya waktu tujuh tahun (dalam 40 turnamen major) untuk berjuang merebut lima gelar lagi. Namun, tatkala penurunan performa dan skandal mendera, ia tidak butuh apapun kecuali nasib baik dan keberuntungan.

Bagi atlet, prestasi bisa mengangkat pamor komersial dirinya di dalam dan di luar lapangan. Selama menjadi atlet golf profesional, ia mendapatkan hadiah sebanyak US$108 juta atau sekitar Rp1,1 triliun dari seluruh kompetisi yang dijuarainya. Nilai tersebut adalah perhitungan berdasarkan prestasi di lapangan saja.

Di luar keuntungan finansial, Woods yang didapat dari hasil jerih payahnya di lapangan, ia juga mendapat penghasilan dari berbagai sponsor. Sejak memulai debutnya di tingkat profesional pada tahun1996, Tiger Woods langsung merebut perhatian produsen alat olahraga seperti Nike dan juga Titleist. Kontrak kedua perusahaan olahraga tersebut menjadi nilai rekor kontrak terbesar dalam dunia golf pada saat itu.

Kemudian, beberapa sponsor lain berdatangan menjadikan ia sebagai brand ambassador. Mulai dari perusahaan pakaian dan alat-alat olahraga hingga perusahaan konsultasi finansial Accenture. Dikabarkan, ia memperoleh penghasilan sekitar US$100 juta per tahun. Nike adalah sponsor terbesarnya dengan nilai kontrak US$30 juta setiap tahun.

Tahun 2013 adalah puncak kegemilangan Tiger Woods meraup pundi-pundinya. Forbes mencantumkan Woods sebagai atlet olahraga dengan penghasilan tertinggi. Saat itu, ia meraup US$78,1 juta atau sekitar Rp781 miliar. Ia menggeser petenis Swiss, Roger Federer yang menerima penghasilan US$71,5 juta dan pebasket Amerika, Kobe Bryant sebesar US$61,9 juta.

Namun, skandal perselingkuhan Woods membuat ia harus merelakan semua angka tadi yang pasti akan menciut. Perusahaan konsultan Accenture menjadi sponsor pertama yang memutuskan hubungan dengan Tiger Woods.

Majalah Time sempat mengulas fenomena kemunduran Woods. Accenture selama ini menjadikan citra Woods sebagai penambah daya tarik produknya. Karena, Woods mewakili semangat berkompetisi serta kemampuan mempertimbangkan semua hal dengan baik dan bertindak dengan tepat. Time menyebut bahwa Accenture membangun bisnisnya berdasarkan kepercayaan. Namun, Woods bukan orang yang dapat dipercaya.

Fenomena ini memengaruhi keputusan perusahaan lainnya. Perusahaan pembuat jam tangan dari Swiss, Tag Heuer menyatakan bahwa perusahaan itu mencabut kegiatan promosinya dari cabang olahraga golf tanpa batas waktu tertentu.

Puncaknya, perusahaan pembuat minuman berenergi, Gatorade memutuskan untuk menghentikan produk bernama Tiger Focus setelah berita skandal seks Woods beredar.

Tahun 2009 adalah awal terkuaknya skandal perselingkuhan Woods. Pernikahannya dengan mantan model asal Swedia, Elin Nordegren muncul ke permukaan. Ia diberitakan berselingkuh dengan banyak perempuan lain.

Awalnya Woods menyangkal, tapi setelah beberapa wanita muncul dengan berbagai pengakuan. Akhirnya, ia mengakui dan menyesali perbuatannya. Berbagai treatment ia ikuti, namun tak berhasil. Tiger akhirnya bercerai dengan Elin pada 30 Juni 2010.

"Saya tidak setia, saya berselingkuh dan berbohong. Perbuatan itu tidak bisa diterima," ujarnya pada BBC pada November 2010 lalu. Tapi, di balik keterpurukan yang dialami Woods selama ini, ia turut andil besar membawa olahraga golf menjadi lebih populer.

Bukan perkara mudah, karena golf adalah olahraga bagi kalangan terbatas. Mengingat, butuh biaya besar untuk sekadar bermain golf. Di Amerika, orang yang tergabung dalam klub golf bisa menghabiskan US$500 hingga US$2.500 atau setara Rp4,7 hingga Rp23,8 juta per tahun.

Setelah remuk redam karena permasalahan pribadi dan badai cedera yang dialami, Woods berjuang keras untuk meraih kembali reputasinya yang sempat hilang. Psikologisnya mulai membaik, pada Maret 2013 ia mengumumkan secara resmi hubungan asmaranya dengan atlet ski es peraih medali emas olimpiade musim dingin 2010, Lindsey Vonn. Pengumuman itu disampaikan Woods tiga tahun setelah bercerai dengan Elin.

Setelah itu ia kembali aktif berkompetisi. Namun, penampilan Woods tidak kunjung membaik, ia selalu dirundung kegagalan. Sepanjang 2014 hingga bulan ini ia belum pernah sanggup meraih gelar juara. Ia tidak bisa menunjukkan kembali penampilan terbaiknya.

Prestasi seorang atlet memang selalu dibatasi umur. Tidak ada yang sanggup menghindar dari penurunan performa karena usia yang semakin menua. Apalagi, Woods kini menginjak umur 39 tahun dengan prestasi yang makin memudar. Para pengamat golf memprediksi tahun 2015 adalah akhir karirnya.

Setelah sinyal matinya karir Woods menyala terang, kini timbul pertanyaan: akankah ada the next Tiger Woods? Mungkin dalam waktu dekat ini tidak akan pernah ada. Karena, tidak banyak pegolf yang kemungkinan dapat menyamai prestasi Woods. Baik dari segi teknik, personal, hingga pencapaian karir. Bahkan, tidak untuk seorang Rory Mcllroy, pegolf peringkat pertama dunia saat ini.

Adhimas Faisal

Editor : M. Yamin Panca Setia
 
Humaniora
02 Apr 24, 22:26 WIB | Dilihat : 524
Iktikaf
31 Mar 24, 20:45 WIB | Dilihat : 1045
Peluang Memperoleh Kemaafan dan Ampunan Allah
24 Mar 24, 15:58 WIB | Dilihat : 265
Isyarat Bencana Alam
16 Mar 24, 01:40 WIB | Dilihat : 739
Momentum Cinta
Selanjutnya
Lingkungan
03 Mar 24, 09:47 WIB | Dilihat : 238
Ketika Monyet Turun ke Kota
22 Jan 24, 08:18 WIB | Dilihat : 461
Urgensi Etika Lingkungan
18 Jan 24, 10:25 WIB | Dilihat : 452
Penyakit Walanda dan Kutukan Sumber Daya
06 Jan 24, 09:58 WIB | Dilihat : 422
Pagi Lara di Haurpugur
Selanjutnya