WalkCar, Kendaraan Alternatif Atasi Macet

| dilihat 3004

AKARPADINEWS.COM | KEMACETAN mendera kota-kota besar. Beragam inovasi diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut, mulai dalam bentuk kebijakan strategis di sektor transportasi hingga mengembangkan teknologi transportasi canggih. Namun, kemacetan tetap saja tak mampu diurai.

Jepang merupakan negara yang dikenal dengan kecanggihan teknologi pun terus berinovasi untuk memecahkan masalah kemacetan. Salah satu teknologi yang dikembangkan ialah WalkCar. Produk yang dikembangkan perusahaan Cocoa Motors tersebut berbentuk persegi panjang dengan roda kecil di keempat sudutnya. WalkCar terbuat dari bahan alumunium sehingga dapat menahan beban berat untuk orang dewasa.

Meski hanya berbentuk persegi empat, WalkCar yang dilengkapi roda, dapat berlari hingga 10 kilometer per jam jika digunakan dalam keadaan baterai penuh. Ukurannya yang kecil menjadi kelebihan utama kendaraan ini. Ketika sedang tidak dipakai, WalkCar dapat dimasukkan ke dalam tas sehingga penggunanya tidak harus berpikir untuk memarkirkan kendaraan sangat mungil ini.

Kendaraan mungil ini sangat mudah untuk digunakan. Hanya dengan menitikberatkan tubuh ke arah yang ingin dituju, maka kendaraan ini dengan cepat meresponnya. WalkCar juga dilengkapi dengan kendali melalui komputer, laptop, dan ponsel cerdas. 

Dengan begitu, kendaraan mungil tersebut dapat diatur kapasitas mesin dan tingkat responsif remnya. Fitur itu akan memberikan kemudahaan bagi penggunannya untuk mengatur dan membuat WalkCar nyaman untuk digunakan.

Kuniako Sato, CEO Cocoa Motors, mengatakan, ide awal pembuatan kendaraan mungil ini berasal dari imajinasi akan kendaraan yang mampu dimasukkan ke dalam tas. “Saya dan teman saya berpikir untuk membuat kendaraan yang dapat dimasukkan ke dalam tas dan ketika ingin menggunakannya kembali tinggal mengambilnya dari tas,” ujarnya, Jumat (7/8). Sato juga mengatakan, WalkCar ini dibuat juga untuk menunjukkan bahwa orang Jepang mampu berpikir inovatif untuk menciptakan kendaraan inovatif.

WalkCar bukanlah pelopor alat transportasi ringkas. Sebelum kemunculannya, dunia sudah mengenal Segway yang dikembangkan oleh Dean Kamen pada tahun 2001. Alat transportasi yang diciptakan Kamen ini kemudian diminati oleh masyarakat dunia dan menjadi kendaraan alternatif untuk melaju lincah kala menuju tempat tujuan. Bahkan, kendaraan listrik beroda dua ini kemudian memunculkan genre kendaraan baru yang dikenal dengan sebutan Personal Transportation (PT).

Segway juga muncul dalam tiga variasi, yakni Glider, Commuters, dan Adventurer. Segway Glider merupakan jenis yang lumrah digunakan untuk jarak dekat dan bersantai. Tipe ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni i2SE yang bisa digunakan untuk di dalam ruangan maupun luar ruangan dan x2SE yang khusus digunakan untuk luar ruangan berjarak dekat.

Tipe Segway Commuter merupakan jenis yang dapat digunakan untuk berkeliling kota. Segway jenis ini dapat mencapai kecepatan 20 kilometer per jam. Selain itu, Commuter juga dilengkapi dengan fitur bagasi yang terletak di bawah kemudinya. Kendaraan jenis ini sangat cocok digunakan untuk berbelanja ke pasar ataupun pergi ke kantor.

Tipe terakhir ialah Segway Adventurer yang kerap digunakan untuk berpetualang di alam bebas. Jenis ini dibuat lebih kokoh dari dua tipe lainnya sehingga mampu bertahan dalam medan jalan yang tidak rata seperti di perbukitan. Segway Adventurer juga dilengkapi dengan tiga bagasi sehingga mampu mengangkut barang bawaan lebih banyak dari tipe Commuter. Ketiga bagasi tersebut terletak di bawah kemudi dan dua buah berada di sisi kanan dan kiri pengendara.

Selain itu, Segway juga menjadi PT terdepan di dunia dan digunakan sebagai jenis kendaraan legal di berbagai negara di dunia. Di Eropa dan Amerika Serikat, Segway menjadi pilihan sebagai kendaraan reaksi cepat, seperti untuk patroli polisi atau ambulance darurat, resmi pemerintah kota.

Di Asia Tenggara, Segway sudah digunakan di Malaysia, Singapura, dan Filipina sebagai transportasi wisata. Di Indonesia, Segway belum banyak mendapat perhatian publik karena kendaraan tersebut belum terjangkau kocek masyarakat. 

Namun, bila dibandingkan dengan WalkCar, Segway masih berukuran bongsor dan masih memerlukan tempat parkir untuk memarkirkan kendaraan tersebut. Sehingga, penggunaan Segway masih terbatas pada daerah dengan lingkup luas. Sedangkan, WalkCar dapat digunakan dalam medan dengan lingkup sempit seperti ruang kantor, lorong rumah sakit, dan lain sebagainya.

WalkCar juga sudah teruji dapat membantu penggunanya untuk mendorong kursi roda. Dengan kelebihan seperti itu, ada kemungkinan WalkCar dapat diaplikasikan di rumah sakit untuk memudahkan perawat bergerak ketika mendorong pasien di kursi roda. Saat ini WalkCar memang masih dalam tahap pengembangan intensif. Kendaraan mungil ini akan dilepas ke pasar pada tahun depan dengan harga US$ 800. Dengan begitu, kendaraan bergenre PT akan bertambah satu lagi dari Jepang dengan bentuk fisik mungil dan ringkas digunakan.

Untuk kota besar, kendaraan genre PT ini dapat menjadi kendaraan yang efisien. Karena, daya jelajahnya yang dapat menjangkau keterbatasan lahan dapat membuat penggunanya nyaman berkendara. Selain itu, dengan disokong energi listrik, kendaraan ini akan menjadi kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan ini juga akan meminimalisir penggunaan sepeda motor yang biasa menjadi alternatif bagi mereka yang tidak sanggup memiliki kendaraan roda empat.

Selain menawarkan efisiensi, kendaraan ini juga menawarkan pengalaman baru dalam berkendara. Penggunanya akan merasakan berkendara dengan bergembira sehingga dapat mengurangi stress yang kerap didera oleh pengendara mobil atau sepeda motor ketika terjebak kemacetan.

Meskipun demikian, kendaraan PT ini juga memiliki dampak negatif yang harus diantisipasi. Dampak tersebut ialah kendaraan semacam ini akan membuat seseorang malas menggunakan tubuhnya untuk berjalan dalam jarak pendek. Dengan tidak menggunakan tubuhnya maka akan membuat penggunanya kurang memaksimalkan otot tubuhnya, khususnya otot kaki, sehingga tubuh akan menjadi renta dan tidak dapat digunakan maksimal.

Dari sisi keamanan, ketika berkendara, kendaraan yang ringkas cenderung meminimalisir peletakan fitur keselamatan di dalamnya seperti airbag. Hal itu membuat pengguna harus menggunakan alat tambahan ekstra untuk keselamatan dirinya, seperti helm, pelindung siku, dan dengkul.

Kendaraan semacam ini masih perlu pemutakhiran teknologi agar mampu mengurangi potensi penggunannya terluka ketika sedang mengendarainya. Pengembangan teknologi pada PT juga harus dibarengi dengan perkembangan infrastruktur kota sehingga kendaraan mampu bergerak bebas dan aman dalam berkendara. Bila pemutakhirannya sudah sempurna, kendaraan ini menjadi kendaraan alternatif untuk warga perkotaan.

Muhammad Khairil

Editor : M. Yamin Panca Setia | Sumber : Reuters
 
Ekonomi & Bisnis
03 Apr 24, 04:18 WIB | Dilihat : 235
Pertamina Siap Layani Masyarakat Hadapi Lebaran 2024
12 Mar 24, 10:56 WIB | Dilihat : 405
Nilai Bitcoin Capai Rekor Tertinggi
02 Mar 24, 07:41 WIB | Dilihat : 255
Elnusa Bukukan Laba 2023 Sebesar Rp503 Miliar
Selanjutnya
Budaya
09 Des 23, 08:03 WIB | Dilihat : 733
Memaknai Maklumat Keadaban Akademi Jakarta
02 Nov 23, 21:22 WIB | Dilihat : 890
Salawat Asyghil Menguatkan Optimisme
12 Okt 23, 13:55 WIB | Dilihat : 841
Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda
Selanjutnya